Sejarah berdirinya Benteng Vredeburg merekam perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Tercatat dalam sejarah Indonesia, Benteng Vredeburg menjadi saksi kegigihan bangsa dalam menghadapi penjajahan Belanda. Museum ini memuat cerita sejarah bangsa dan negara Indonesia yang dapat meningkatkan jiwa nasionalisme.
Sebelum menjadi museum seperti sekarang ini, Benteng Vredeburg merupakan benteng kolonial. Terbagi menjadi empat ruangan yang kita kenal dengan sebutan Diorama.
Baca Juga: Sejarah Lahirnya TVRI, Pernah Menjadi Alat Propaganda Orde Baru
Ruangan tersebut berisikan berbagai macam miniatur sejarah. Melalui miniatur-miniatur inilah, pengunjung yang datang ke museum dapat memiliki gambaran sejarah perjuangan Indonesia dalam menghadapi pengaruh Belanda.
Mengulik Sejarah Berdirinya Benteng Vredeburg
Benteng Vredeburg terletak di Jalan Margo Mulyo No.6, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lebih tepatnya, museum ini berada di kawasan Malioboro.
Bangunan peninggalan masa kolonial Belanda ini telah berubah menjadi wisata sejarah. Tak sedikit orang yang datang berkunjung, mulai dari anak-anak, orang dewasa hingga turis asing.
Terbaginya Mataram Menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta
Sejarah berdirinya Benteng Vredeburg tidak lepas dari terbaginya Mataram menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Kraton Kasultanan Yogyakarta berdiri pada 9 Oktober 1755 silam.
Setelah itu, Kraton Kasultanan Yogyakarta memulai pembangunan untuk mendukung pemerintahan. Seperti halnya alun-alun, masjid, pasar dan bangunan penting lainnya.
Seiring berjalannya waktu, Kraton Kasultanan Yogyakarta berkembang dengan sangat pesat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran kolonial Belanda.
Belanda mengusulkan pembangunan sebuah bangunan kepada Sultan Hamengku Buwana I. Pada tahun 1760, bangunan yang dikenal dengan sebutan benteng kompeni tersebut resmi berdiri.
Benteng dengan struktur yang masih sederhana itu, dibangun setelah penandatanganan perjanjian Giyanti. Material bangunannya hanya berasal dari tanah, kayu dan ilalang.
Namun, sekitar tujuh tahun setelah pembangunan benteng, keraton melakukan renovasi. Hal ini merupakan permintaan dari Gubernur Pantai Utara Jawa di Semarang.
Asal Nama Vredeburg
Sejarah berdirinya Benteng Vredeburg mencatat bahwa bangunan tersebut mengalami beberapa kali renovasi. Setelah mendapatkan izin dari Sri Sultan Hamengku Buwono I, pada tahun 1787 renovasi benteng selesai.
Penanggung jawab renovasi benteng ini adalah Gubernur Johannes Sieberg. Ia meresmikan benteng kompeni dengan nama Rustenburg. Rustenburg sendiri berarti tempat istirahat.
Beberapa tahun kemudian, Benteng Rustenburg mengalami perkembangan yang signifikan. Namun, pada tahun 1867 Yogyakarta dilanda bencana alam berupa gempa Bumi.
Akibatnya, Benteng Rustenburg mengalami sejumlah kerusakan sehingga membutuhkan perbaikan. Orang Belanda yang memimpin perbaikan Benteng Rustenburg adalah Daendels.
Ia kemudian mengubah nama benteng yang awalnya Rustenburg menjadi Vredeburg. Arti dari Vredeburg adalah perdamaian.
Tujuan Pembangunan Benteng Vredeburg
Sejarah berdirinya Benteng Vredeburg tak luput dari tujuan utamanya. Benteng yang berdiri dekat kraton itu berfungsi untuk menjaga dan meningkatkan keamanan kraton maupun sekitarnya.
Baca Juga: Sejarah Tugu Proklamasi, Awal Mula Hingga Pembongkarannya
Namun, Belanda memiliki tujuan yang berbeda. Mereka menggunakan Benteng Vredeburg untuk mengontrol perkembangan kraton.
Selain itu, Belanda menggunakannya untuk berjaga-jaga jika Kraton Kasultanan Yogyakarta yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I melakukan perlawanan. Apabila terjadi permusuhan dan penyerangan, Belanda dapat segera mengambil tindakan.
Tujuan pembangunan benteng yang berlawanan ini dapat dibuktikan dari letaknya. Benteng Vredeburg hanya berjarak satu tembak meriam dari kraton.
Lokasi benteng pun menghadap ke arah jalan utama. Hal inilah yang mengindikasikan jika Vredeburg dapat digunakan sebagai benteng intimidasi, blokade, penyerangan dan strategi.
Fungsi Benteng Vredeburg
Dalam catatan sejarah, sejak berdirinya Benteng Vredeburg hingga sekarang, memiliki fungsi yang beragam. Tidak hanya benteng pertahanan, tahun 1830 sampai 1945 pemerintah Belanda dan Jepang menggunakannya sebagai markas militer.
Kemudian, tahun 1945 sampai 1977 beralih fungsi menjadi Mabes Militer RI. Dari tahun 1977 hingga 1985, berubah menjadi Pusat Informasi dan Pengembangan Budaya Nusantara.
Tahun 1985 sampai 1992, berfungsi sebagai Museum Perjuangan. Sejak 1992 hingga sekarang, berfungsi sebagai Museum Khusus Perjuangan Nasional. Kini, kita mengenalnya dengan nama Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Baca Juga: Monumen Tugu Kebulatan Tekad di Rengasdengklok, Pernah Jadi Markas PETA
Sejarah berdirinya Benteng Vredeburg menjadi informasi yang menarik untuk kita ulik. Museum ini memiliki sejumlah ruangan yang dapat kita kunjungi. Seperti ruang pameran temporer, ruang audio visual, ruang auditorium, ruang konservasi, ruang pengenalan, hingga ruang game museum. (R10/HR-Online)