Pengertian gempa megathrust perlu kita pahami. Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang tanda-tandanya dapat diprediksi oleh manusia. Belum lama ini, muncul istilah gempa megathrust yang cukup menghebohkan di media sosial.
Istilah tersebut muncul karena ungkapan dari BMKG yang memprediksi adanya potensi gempa megathrust di beberapa zona wilayah Indonesia. Hal itu menimbulkan berbagai respon dari masyarakat awam yang belum mengetahui definisi gempa megathrust ini.
Baca Juga: Pengertian Gempa Swarm, Gempa Kecil dan Terjadi Beruntun
Prediksi adanya bencana gempa megathrust yaitu berdasarkan penelitian yang melibatkan sejumlah ahli gempa dari berbagai lembaga, seperti BMKG, BRIN, Akademisi ITB, hingga Department of Earth Science dari University of Cambridge. Penelitian ini memanfaatkan metode GPS yang mana prediksinya mengatakan bahwa gempa ini berpotensi tsunami setinggi 34 meter.
Pengertian Gempa Megathrust yang Akhir-Akhir Ini Menghebohkan Publik
Gempa megathrust merupakan gempa besar yang terjadi di zona subduksi, yaitu sebuah wilayah di mana salah lempeng besar tektonik bumi terdorong ke bawah lempeng lainnya. Zona subduksi merupakan zona yang sangat rawan dengan gempa megathrust karena terdapat aktivitas tektonik yang cukup aktif.
Aktivitas tektonik pada zona subduksi ini menciptakan adanya geseran, gaya tarikan, dan pemampatan. Gaya-gaya tersebut bekerja pada lempeng tektonik di permukaan bumi dan menghasilkan tegangan serta regangan.
Tegangan dan regangan tersebut terakumulasi dan menghasilkan energi yang sangat besar. Sehingga hal itu mengakibatkan adanya getaran gempa yang sangat kuat dan bersifat merusak.
Pengertian gempa megathrust adalah jenis gempa bumi tektonik yang terjadi di zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik tersubduksi (terbenam) di bawah lempeng lainnya. Jenis gempa ini terkenal karena kekuatannya yang luar biasa besar, seringkali mencapai magnitudo di atas 8,0 pada skala Richter.
Sebagai salah satu fenomena alam paling dahsyat, gempa megathrust berpotensi menimbulkan kerusakan luas dan menyebabkan tsunami yang menghancurkan. Indonesia, yang terletak di jalur “Cincin Api” Pasifik, sangat rentan terhadap gempa jenis ini.
Penyebab Terjadinya Gempa
Terjadinya fenomena gempa ini ketika dua lempeng besar bergerak yang mana lempeng benua menimpa lempeng yang lebih berat atau lempeng samudra. Ketika dua lempeng besar bergerak maju kemudian bersentuhan dapat mengakibatkan penumpukan regangan.
Sehingga gempa megathrust ini merupakan akibat dari penumpukan regangan yang melampaui gesekan antara kedua lempeng. Saat terjadi gempa megathrust, timbul medan tegangan yang berasal dari penumpukan lempeng samudra di bawah lempeng benua.
Hal itu menyebabkan pergeseran vertikal di dasar laut dan mendorong air dengan skala yang besar. Sehingga air terdorong dan berpindah menjauh dari pusat gempa yang mengakibatkan adanya tsunami di daratan.
Zona Megathrust di Indonesia
Menurut BMKG, Indonesia terletak di kawasan Cincin Api Pasifik yang mana wilayahnya dikelilingi oleh 13 zona megathrust. Menilik dari pengertiannya, zona gempa megathrust di wilayah Indonesia terbentuk dari pertemuan lempeng tektonik besar, seperti lempeng Indo-Australia, lempeng pasifik, dan lempeng Eurasia.
Baca Juga: Hewan yang Bisa Mendeteksi Gempa, Salah Satunya Kucing
Zona-zona tersebut dapat memicu terjadinya gempa bumi dengan skala besar. Zona megathrust tersebut telah terbentuk sejak jutaan tahun yang lalu dan berada di area subduksi.
Beberapa zona megathrust di Indonesia yaitu Subduksi Sunda (Jawa, Sumatra, Bali, Lombok), Subduksi Sulawesi, Subduksi Banda, Subduksi Utara Papua, Subduksi Lempeng Laut Maluku, dan Subduksi Lempeng Laut Filipina.
Potensi gempa megathrust di Indonesia bisa mencapai kekuatan magnitudo 8,7 bahkan lebih. Sehingga dengan kekuatan gempa sebesar itu dapat menyebabkan kerusakan berbagai infrastruktur di daratan, tanah longsor, hingga likuifaksi. Akibatnya, bencana tersebut dapat memakan korban jiwa dalam jumlah yang besar.
Mitigasi Gempa Megathrust di Indonesia
Memahami pengertian dan adanya potensi dan kemungkinan gempa megathrust di Indonesia, maka masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, BMKG Indonesia harus terus memberikan peringatan agar masyarakat dapat melakukan beberapa langkah mitigasi bencana.
- Memberikan edukasi dan mengadakan simulasi bencana secara berkala, terutama di daerah rawan bencana. Simulasi melibatkan warga sipil dan pemerintah lokal untuk mempersiapkan segala macam resiko yang timbul akibat bencana.
- Membangun infrastruktur dengan standar bangunan tahan gempa, terutama di wilayah yang berpeluang besar berisiko bencana. Hal ini supaya dapat mengurangi dampak kerusakan bangunan pasca terjadi bencana.
- Memelihara dan mengembangkan sistem peringatan dini untuk bencana tsunami. Sistem yang baik dan efisien dapat memberikan waktu evakuasi sebelum tsunami mencapai daratan dan memakan korban.
- Melakukan monitoring secara konsisten serta melakukan riset seismologi guna memprediksi berbagai aktivitas tektonik. Perolehan data berdasarkan riset dapat membantu dalam penyusunan strategi mitigasi bagi masyarakat.
Baca Juga: Sesar Aktif di Sumedang Picu Gempa Bumi, Begini Penjelasan BMKG!
Berdasarkan pengertian gempa megathrust, gempa ini dapat menimbulkan dampak kerusakan yang besar. Meskipun demikian, zona megathrust sering kali hanya memicu gempa-gempa kecil saja. Hal ini karena tidak terjadi tegangan dan regangan yang kuat dari dasar laut di zona tersebut. Terlepas dari hal itu, pentingnya memahami bahaya gempa megathrust serta mengambil tindakan preventif untuk menghadapi potensi bencana ini. (R10/HR-Online)