harapanrakyat.com,- Seorang siswi SMK tewas setelah tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu di Jalan Pasir Panjang, Desa Manonjaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (13/8/2024).
Baca Juga: Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Kereta Api di Tasikmalaya
Korban bernama Gina Putri, siswi kelas X SMK Pancasila Manonjaya yang merupakan warga Kampung Tempel, Desa Pasirpanjang, Kecamatan Manonjaya. Naas, korban tewas di tempat setelah terjatuh dari motor saat dibonceng oleh kerabatnya.
Menurut pihak kepolisian, pengendara motor akan melintas, dikarenakan pemotor panik, saat korban hendak turun dari motor.
Namun pengendara sepeda motor tersebut malah tancap gas. Sehingga korban terjungkal dan terjatuh dari sepeda motor tersebut.
Perlintasan KA Tanpa Palang Pintu di Tasikmalaya
Kemudian pada saat korban terjatuh dengan posisi tengkurap, kereta api datang dari arah Barat dan korban pun langsung tertemper sejauh kurang lebih 200 meter.
Baca Juga: Pria di Garut Tewas Tertabrak Kereta Api Saat Berjalan di Pinggir Rel
“Korban baru pulang sekolah dijemput sama kerabatnya. Pada saat itu korban hendak melewati perlintasan kereta api tanpa palang pintu, di depannya ada motor matic lewat. Namun motor yang ditumpangi korban sempat berhenti,” terang Maradani, saksi di lokasi kejadian.
Ia menjelaskan, korban sebetulnya sudah mau turun saat motor berhenti di tengah perlintasan KA, tapi motor langsung di gas, mungkin takut karena kereta api sudah datang. Korban pun jatuh dalam posisi tengkurap.
“Secara bersamaan pas datang kereta api lewat, saya lihat lagi ternyata korban sudah tidak ada karena sudah terseret kereta api. Kondisi tubuh korban sudah tidak utuh,” ungkapnya.
Mardani berharap kepada pihak terkait untuk segera membuat palang pintu. Bahkan dirinya sudah beberapa kali mengajukan. Hanya saja ia selalu mendapat jawaban bahwa di petanya tidak ada.
Baca Juga: Kecelakaan Adu Banteng Terios dan Colt Diesel di Awipari Tasikmalaya
“Kalau begitu minimal ada tanda sirine kalau kereta mau lewat. Kalau warga yang menjaganya pasti tidak ada yang mau karena tidak digaji,” pungkasnya. (Apip/R3/HR-Online/Editor: Eva)