harapanrakyat.com,- Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjar, Jawa Barat, harap-harap cemas terhadap proses impounding Bendungan Leuwikeris. Pasalnya, proses pengisian awal air Bendungan Leuwikeris akan berdampak pada sektor pertanian.
Sebagai informasi, bahwa sebagian persawahan di wilayah Kecamatan Pataruman dan Langensari, selama ini hanya mengandalkan pasokan air irigasi dari Sungai Citanduy. Pasokan air tersebut melalui saluran irigasi Lakbok Utara.
Kekhawatiran Kepala DKP3 Kota Banjar Yoyon Cuhyon, setelah mengikuti rapat koordinasi impounding Bendungan Leuwikeris, pada Rabu 7 Agustus 2024.
Yoyon mengatakan, pihaknya merasa was-was akan imbas dari proses impounding Bendungan Leuwikeris. Sebab bisa berdampak pada berkurangnya ketersediaan air untuk area persawahan irigasi.
Terutama area persawahan yang selama ini mengandalkan pasokan irigasi dari Sungai Citanduy. Seperti kawasan pesawahan Kecamatan Pataruman dan Langensari.
Terlebih saat ini memasuki musim kemarau, dan para petani di wilayah tersebut telah memasuki tanam.
Baca Juga: BBWS Citanduy Tanggapi Potensi Gangguan Layanan Air Bersih di Banjar Dampak Impounding Leuwikeris
Meskipun berdasarkan rapat yang telah dilakukan oleh pihak BBWS Citanduy, menurut kalkulasi mereka bahwa ketersediaan air untuk pengairan irigasi mencukupi.
“Itu keterangan mereka. Tapi tentunya kami tetap kalau kenyataannya nanti kekurangan air. Saya tetap minta ada pompanisasi air dari Bendungan Leuwikeris, disalurkan ke sungai Citanduy,” kata Yoyon kepada harapanrakyat.com, Sabtu (10/8/2024).
Apa Solusi DKP3 Kota Banjar Hadapi Dampak Proses Impounding Bendungan Leuwikeris?
Lanjutnya berujar, meski sudah ada perhitungan tersebut, namun pihaknya masih merasa khawatir. Sehingga, perlu melakukan antisipasi dengan cara yang lain, agar kawasan pertanian di Kota Banjar tidak sampai terdampak.
Sementara untuk antisipasinya, pihaknya meminta kepada BBWS Citanduy agar nantinya ada pompanisasi air dari Bendungan Leuwikeris ke Sungai Citanduy. Tujuannya, agar saluran irigasi ke area pesawahan petani tidak kekurangan air.
Baca Juga: Perumda Tirta Anom Kota Banjar Ungkap Dampak dari Impounding Bendungan Leuwikeris
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan rapat koordinasi tindak lanjut terkait solusi menghadapi imbas dari proses impounding Bendungan Leuwikeris yang lain. Yaitu dengan cara mengatur ketersediaan air yang masuk melalui komisi pengairan.
“Itu kan kebutuhan air yang cukup besar, butuh beratus ribu kubik. Jadi kalau kita sumber airnya tidak ada, ya gimana susah. Intinya, kami meminta agar irigasi utamanya betul-betul ada air untuk pertanian,” katanya. (Muhlisin/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)