harapanrakyat.com – Pemkot Cimahi, Jawa Barat, mendatangi rumah Sri Amanah (64) yang belakangan viral lantaran berpenghuni 18 kepala keluarga (KK). Sri tinggal di rumah tersebut secara turun temurun sejak tahun 1982 silam.
Baca Juga : Petugas Pantarlih Cimahi Temukan 18 Kepala Keluarga di Satu Rumah
Temuan rumah Sri yang berpenghuni puluhan orang ini, belakangan viral setelah tim pantarlih melakukan Coklit jelang Pilkada Serentak 2024.
Sebetulnya, rumah yang berada di dalam gang sempit di Kampung Cisurupan, RT 02 RW 07, Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara. Kini rumah itu berpenghuni 34 jiwa atau 14 KK, lantaran sisanya 4 KK atau 12 jiwa telah pindah dari rumah tersebut.
Sekda Kota Cimahi, D. Suratno Nugrahawan mengatakan, masyarakat menganggap hal tersebut sebagai kondisi tak lazim karena jumlah yang terlalu gemuk.
“Hari ini kita kroscek informasi mengenai adanya sebuah rumah dengan banyak KK-nya. Informasi yang kami peroleh dari penghuninya, sekarang yang tinggal di rumah itu tersisa 34 jiwa bukan 46. Karena sebagiannya sudah pindah,” ujarnya di lokasi, Selasa (9/7/2024).
Memang, kata Sekda Cimahi, jika terlihat dari kondisinya rumah itu sangat mengkhawatirkan lantaran penghuninya berdesak-desakan.
“Kondisi rumah ini, salah satunya masalah sanitasi yang memang mengkhawatirkan. Tentu ini nanti akan kita bahas dengan SKPD teknis. Karena kemungkinan bisa mendapatkan intervensi dari program rutilahu. Tapi kan kita cek dulu apakah dapat masuk kriteria atau tidak,” katanya.
Menurut sekda, dari informasi pengurus kewilayahan, keluarga itu memang masuk kategori keluarga pra sejahtera. Namun, jika memang sejumlah KK sudah tidak tinggal di rumah tersebut sebaiknya menyesuaikan dengan alamat domisilinya yang baru saat ini.
Baca Juga : Pemasangan APK Pilkada di Kota Bandung Asal-asalan, Satpol PP Turun Tangan
Rumah di Cimahi Ini Berpenghuni Puluhan Orang, Pemilik Rumah Kaget
Sementara itu, pemilik rumah, Sri Aminah merasa terkejut karena tiba-tiba kedatangan banyak orang.
“Kaget, sama sekali tidak menyangka bakal ramai yang datang. Anak-anak juga sempat marah karena viral, awalnya karena ada pendataan untuk Pilkada,” katanya.
Sri menjelaskan bahwa rumah tersebut dihuni olehnya beserta anak, cucu, buyut. Selain itu, kata ia, saat ini ada juga keluarga adiknya yang menetap di rumah di gang sempit di Cimahi itu. Mereka memiliki profesi yang beraneka ragam di antaranya sebagai tukang parkir, pedagang keliling, pedagang tahu bulat, pengamen, dan pekerjaan serabutan lainnya.
“Sejak 1982 (menempati rumah). Rumah ini kami sekat. Di bagian belakang untuk ibu dan anak-cucu. Bagian depan untuk keluarga adik saya, dan lantai atas terihuni tiga orang,” kata pemilik rumah berpenghuni banyak di Cimahi itu. (Juhaeri/R13/HR Online/Editor-Ecep)