PSIS Semarang mendukung rencana penerapan pembatasan gaji pemain atau salary cap, di kompetisi Liga 1 musim 2024/2025.
Chief Executive Officer (CEO) PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, menyambut baik rencana tersebut. Namun ia menekankan perlunya transparansi dari seluruh tim Liga 1 dan PT Liga Indonesia Baru (LIB).
“Kami mendukung langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Tetapi PT LIB dan PSSI harus bersikap tegas dan jujur. Selain itu juga menerapkan aturan ini secara adil tanpa pilih kasih, agar kompetisi kita menjadi lebih baik di masa mendatang,” ujar Yoyok, Kamis (13/6).
Baca Juga: Pemain Anyar PSBS Asal Brasil Tiba di Jakarta, Presiden Klub: Rekam Jejaknya Bagus
Sementara terkait dengan penambahan kuota pemain asing, Yoyok menilai, hal itu merupakan langkah positif untuk kemajuan sepak bola Indonesia. Menurutnya, hal ini akan membuat liga lebih kompetitif dan menarik.
Namun, PSIS Semarang memiliki usulan tersendiri terkait penambahan kuota tersebut. Pihaknya mengusulkan, agar setiap klub diperbolehkan memainkan kedelapan pemain asingnya secara bersamaan dalam satu pertandingan.
“Sejak awal kami telah menyatakan, bahwa jika memang delapan pemain yang diusulkan, akan lebih baik jika semua pemain asing tetap bermain agar tidak sia-sia,” tegas Yoyok.
Dukungan PSIS Semarang terhadap salary cap dan usulan penambahan kuota pemain asing di Liga 1, menunjukkan komitmen untuk memajukan sepak bola Indonesia.
Sebelumnya, Direktur PT LIB, Ferry Paulus, menyampaikan rencana penerapan salary cap seiring dengan penambahan kuota bagi pemain asing di Liga 1.
Pembatasan gaji ini akan diatur dalam kontrak yang memiliki kekuatan hukum. Adapun tujuannya, adalah untuk mengontrol jumlah penghasilan pemain di Liga 1 Indonesia.
“Tentu, kita akan menerapkan sesuatu seperti salary cap. Selain itu, kita juga akan mengadopsi metode yang klub-klub di luar negeri jalankan. Yaitu, meminta deposit dari klub-klub sebagai surat jaminan dari pemilik klub,” jelas Ferry. (Revi/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)