Pemain timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen, baru-baru ini mengungkapkan bahwa ada perbedaan kultur atau budaya sepak bola di Indonesia dengan negara Belanda.
Salah satu perbedaan yang paling mencolok menurutnya adalah soal gaya permainan. Ia mengungkapkan bahwa gaya permainan di Indonesia lebih didominasi dengan umpan jarak jauh dan duel antar pemain.
Sebaliknya, di Belanda, sepak bola di negeri Kincir Angin tersebut lebih mengutamakan umpan dari kaki ke kaki dan mengandalkan kerja sama tim yang solid.
Terkait dengan hal ini, Ragnar mengakui, bahwa dirinya belum terbiasa dengan gaya permainan sepak bola Indonesia yang mengedepankan kerja keras dan determinasi yang tinggi.
Meski demikian, hal tersebut tidak menjadi halangan bagi Ragnar Oratmangoen untuk masuk skuad utama di Timnas Indonesia. Pria berdarah Ambon tersebut menjadikan perbedaan ini sebagai motivasi diri untuk bekerja lebih keras.
“Saya lupa pertandingan yang mana. Namun saat itu kami bermain sepak bola dengan umpan-umpan jarak jauh, dan saya hanya berlari lalu beradu dengan bek lawan,” katanya dalam akun YouTube Sport77 Official, Selasa (25/6/2024).
Perbedaan mencolok lainnya dari kultur sepak bola Indonesia dengan Belanda, kata Ragnar, adalah soal fanatisme suporter. Menurutnya, Indonesia memiliki fanatisme suporter sepak bola yang luar biasa.
Di Belanda, para pemain sepak bola kurang mendapat perhatian dari masyarakat. Hal itu nampak berbeda jauh dengan di Indonesia yang memperlakukan pemain sepak bola bak pahlawan. “Di sini, Anda diperlakukan seperti seorang pahlawan,” ujarnya.
Baca Juga: Jens Raven, Striker Muda Berbakat Keturunan Belanda Resmi Jadi WNI
Terkait dengan perbedaan kultur sepak bola kedua negara tersebut, Ragnar Oratmangoen mengatakan, bahwa ia bangga bisa membela Skuad Garuda.
Meskipun tantangan yang dihadapinya cukup besar, Ragnar Oratmangoen tetap berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi timnas Indonesia.
Hal ini menunjukkan dedikasi dan kecintaannya terhadap sepak bola Indonesia, serta semangatnya untuk terus belajar. (Revi/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)