Selasa, Februari 11, 2025
BerandaBerita TerbaruKisah Hidup Snouck Hurgronje, Orientalis Belanda Pura-Pura Islam Demi Taklukan Aceh 

Kisah Hidup Snouck Hurgronje, Orientalis Belanda Pura-Pura Islam Demi Taklukan Aceh 

Kisah hidup Christiaan Snouck Hurgronje menarik untuk dibahas. Pasalnya, Snouck Hurgronje merupakan seorang tokoh orientalis dari Belanda yang ada di balik penaklukan Aceh. Demi mewujudkan tujuan kolonial menjajah Aceh kala itu, Snouck pura-pura menganut Islam dan mempelajari kelemahan rakyar Aceh.

Snouck Hurgronje merupakan lulusan dari Universitas Leiden dan menempuh kajian studi teologi. Ia merupakan salah satu peneliti yang memiliki konsentrasi terhadap perkembangan Islam di Hindia Belanda.

Melalui kajian-kajian dan penelitian yang ia lakukan, Snouck mampu menyusup ke Aceh dan membuat Aceh takluk ke dalam kekuasaan Belanda.

Taktik yang dilakukan ini terbukti membuat Belanda berhasil menaklukkan wilayah yang sebelumnya sangat sulit untuk dikuasai ini.

Baca Juga: Syekh Palsu Snouck Hurgronje, Siasat Belanda Kalahkan Rakyat Aceh

Kisah Hidup Christiaan Snouck Hurgronje

Mengutip dari, “Snouck: Biografi Ilmuwan Christiaan Snouck Hurgronje” (2023), Christiaan Snouck Hurgronje dilahirkan pada 8 Februari 1857 di Kota Oosterhout, Provinsi Noord-Brabant, di rumah orang tuanya yang berlokasi di Heuvelstraat.

Kabar mengenai kelahiran Snouck Hurgronje ini sendiri diberitakan dalam Opregte Haarlemsche Cpurant minggu. Memang jika melihat dari latar belakang keluarganya, bisa dikatakan ia berasal dari keluarga yang berkecukupan.

Selama masa-masa pendidikannya di Universitas Leiden, Snouck Hurgronje sudah tertarik dengan kajian Islam. Hal inilah yang membuat ia konsen dalam melakukan penelitiannya.

Selama hidupnya Snouck Hurgronje menikah tiga kali. Pernikahannya yang pertama dilakukan dengan anak Raden Haji Muhammad Ta’ib yang bernama Sangkana.

Melalui pernikahannya ini, Snouck Hurgronje memiliki empat orang anak yang bernama Salmah, Umar, Aminah dan Ibrahim.

Pada tahun 1895, istrinya Sangkana ini meninggal dunia dan Snouck Hurgronje menikah lagi pada tahun 1898. Kali ini ia menikah dengan anak wakil penghulung kota Bandung, Haji Muhammad Soe’eb bernama Siti Sadiyah. Dari pernikahannya, Snouck mendapatkan seorang anak bernama Joesoef.

Pernikahan terakhir yang ia lakukan terjadi pada tahun 1910. Kali ini, Snouck menikah dengan putri seorang pendeta di Zutphen yang bernama Ida Maria. Dari pernikahan yang ketiganya ini, ia mendapatkan seorang anak perempuan bernama Christien.

Pernikahannya dengan Ida Maria ini menjadi pernikahan terakhir sampai akhirnya ia wafat pada tanggal 26 Juni 1936 di usia 79 tahun.

Tokoh Orientalis Belanda

Snouck Hurgronje merupakan salah satu tokoh orientalis yang cukup terkemuka. Karirnya yang cukup gemilang membuat ia seringkali mendapatkan gelar kehormatan dari lembaga, akademisi hingga universitas-universitas di Eropa.

Orientalis atau orientalisme sendiri sebenarnya mengacu pada kajian studi Barat terhadap Timur. Biasanya peneliti melakukan kajian dalam rangka untuk menyukseskan aksi kolonialisme dan imperialism yang dilakukan negara-negara Eropa.

Baca Juga: Sejarah Gelar Haji Zaman Kolonial Belanda, Jadi Alat Kontrol Sosial

Mengutip dari “Yesuit dan Muslim: Dinamika Kehadiran Yesuit di Tengah Kaum Muslim di Indonesia” (2022), secara bahasa orientalisme berasal dari bahasa Prancis “orient” yang berarti “Timur”. Salah satu fokus kajiannya adalah tentang Islam.

Selama masa-masa penjajahannya di bumi Nusantara, pemerintah kolonial secara khusus meminta bantuan Snouck Hurgronje untuk melakukan kajian dan penelitian mengenai Islam di Nusantara.

Misi dari pemerintah kolonial ini membuat Snouck Hurgronje pergi ke Mekkah dan menjadi mualaf. Di sana ia mengubah namanya menjadi Moefti Hadji Abdoel Gafar.

Masa-masa penelitiannya itu ia habiskan kurang lebih enam bulan. Di waktu yang singkat itu ia melakukan pengamatan, penelitian, hingga mempelajari bagaimana kehidupan masyarakat di sana.

Pasca melakukan penelitian di Mekkah, Snocuk Hurgronje kembali ke Belanda dan kemudian sampai lagi ke Batavia pada tahun 1889.

Sejak saat itulah ia mulai melakukan penelitian terhadap Islam yang berkembang di Jawa dan Aceh secara khusus.

Memang sepak terjang Snouck Hurgronje ini cukup kontroversional. Bagi kelompok misionaris Kristen, identitasnya sebagai seorang mufti Islam ini dianggap sebagai penyebar dakwah Islam. Namun, bagi kaum muslim sikapnya ini justru membuat ia dianggap sebagai pembuka agama Kristiani.

Memang peran dan tugas dari Snouck Hurgronje ini tak lebih hanya sebagai informan dan peneliti. Sehingga segala tindak tanduknya hanyalah demi kepentingan pemerintah kolonial semata.

Suksesi Penaklukan Aceh

Berkat kajian-kajian dan penelitian Snouck Hurgronje inilah Aceh kemudian berhasil takluk ke tangan pemerintah kolonial.

Snouck Hurgronje berhasil masuk ke Aceh sekitar tahun 1891. Ia mulai mempelajari bagaimana Islam, masyarakat, budaya, dan kehidupan sosial yang berkembang di masyarakat.

Selama masa penyamarannya tersebut ia memakai nama Abdul Gafar dan hidup berbaur bersama masyarakat. Aktivitasnya kali ini hampir sama dengan yang pernah ia lakukan di Mekkah.

Snouck Hurgronje bahkan sampai menuliskan beberapa laporan khusus untuk melihat bagaimana Islam berkembang di Aceh.

Snouck Hurgronje melihat bahwa keterlibatan ulama atau tokoh Islam dalam pemerintahan dan masyarakat sangatlah kuat.

Memang Snouck Hurgronje sendiri mengetahui bahwa Islam jika berkaitan dengan ritual ibadah dan adat istiadat tidaklah berbahaya. Islam akan menjadi berbahaya jika berkaitan langsung dengan politik.

Teori yang tercetus dari Snouck Hurgronje ini menjadi cerminan bagaimana Islam di Nusantara kala itu berkembang.

Baca Juga: Sejarah Atjeh Moorden, Kisah Pembantaian Orang Belanda di Aceh

Melihat dari fenomena yang berkembang ini, Snouck Hurgronje kemudian mengusulkan kepada pemerintah kolonial untuk mengadu domba para pemangku kepentingan yang ada di Aceh. Terbukti melalui penelitian dan pengamatannya ini pada tahun 1903 Aceh berhasil takluk. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Meninggal Dunia Akibat DBD

Satu Anak di Kota Banjar Meninggal Dunia Akibat DBD, Dinkes: Belum Dapat Laporan Resmi

harapanrakyat.com,- Seorang anak di Kota Banjar, Jawa Barat, meninggal dunia akibat DBD. Virus Demam Berdarah Dengue (DBD) itu menyerang Rifkah Khoirunnajah (10), warga Lingkungan...
Cara Kolaborasi Reels Facebook untuk Dongkrak Engagement

Cara Kolaborasi Reels Facebook untuk Dongkrak Engagement

Cara kolaborasi Reels Facebook sejatinya cukup mudah. Kendati demikian, banyak pengguna yang belum mengetahui cara ini. Bahkan mungkin tidak menyadari opsi tersebut telah tersedia...
Herdiat Partai Gerindra

Bupati Ciamis Terpilih Herdiat Sunarya Resmi Bergabung dengan Partai Gerindra

harapanrakyat.com,- Bupati Ciamis terpilih Herdiat Sunarya resmi bergabung dengan DPC Partai Gerindra Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Keputusan tersebut Herdiat umumkan saat momen Hari Lahir...
Truk Muatan Bahan Bangunan

Gegara Jalan Rusak, Truk Bermuatan Bahan Bangunan di Garut Terbalik

harapanrakyat.com,- Sebuah truk bermuatan bahan bangunan di Garut, Jawa Barat, terguling setelah oleng di jalan rusak dan menikung, Selasa (11/2/2025). Meski tak ada korban...
Bantu Promosikan Potensi Desa, Oih Burhanudin Dukung Konten Kreator di Desa Selamanik Ciamis

Bantu Promosikan Potensi Desa, Oih Burhanudin Dukung Konten Kreator di Desa Selamanik Ciamis

harapanrakyat.com,- Anggota DPRD Ciamis Dapil 3 dari Fraksi PDI Perjuangan H. Oih Burhanudin melaksanakan kegiatan reses bersama para konten kreator di Desa Selamanik, Kecamatan...
Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid 2025, Mobil Andalan Keluarga

Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid 2025, Mobil Andalan Keluarga

Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid 2025 hadir sebagai pilihan utama bagi keluarga di Indonesia. Mobil Toyota ini telah lama menjadi idaman banyak ayah di...