harapanrakyat.com,- Asal Mula Situ Leutik yang berada di wilayah Desa Cibeureum, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat, rupanya memiliki kisah yang cukup unik untuk disimak.
Baca Juga: Legenda Ki Banteng Loreng di Desa Cibeureum Kota Banjar Masih Jadi Misteri
Air dalam situ atau embung buatan itu tak pernah mengering meski musim kemarau. Uniknya, air tersebut ternyata berasal dari mata air yang bersumber dari bawah pohon kiara berusia sekitar 200 tahun.
Kepala Desa Cibeureum Yayan Sukirlan meceritakan asal mula Situ Leutik yang ada di wilayah desanya. Secara keseluruhan situ tersebut memiliki luas sekitar 14,5 hektar. Bagian yang tergenang air seluas 4,8 hektar dengan kedalaman bervariasi dari 4 meter hingga 9 meter.
Ia menyebutkan, air di situ buatan tersebut selama ini tidak pernah mengering meski terjadi musim kemarau. Sedangkan sumber airnya berasal dari tiga mata air yang berada di bawah pohon kiara.
Menariknya, pohon kiara tersebut tumbuh lebat menjulang tinggi berada di area situ. Usia pohon Kiara sudah sangat tua, diperkirakan sekitar 200 tahun.
Sampai sekarang pohon kiara itu masih tetap lestari hingga sekarang. Berfungsi menjaga ekosistem lingkungan dan menjaga resapan air ketika musim hujan, sehingga air Situ Leutik tidak pernah kering.
“Dari dulu airnya nggak pernah kering, cuma kalau menyusut saat musim kemarau iya. Itu menyusutnya juga nggak banyak,” tutur Yayan kepada harapanrakyat.com, Sabtu (1/6/2024).
“Sumber mata airnya itu keluar sendiri dari bawah pohon kiara. Pohonnya lebat sampai sekarang masih lestari. Jadi itu memang alami,” katanya menambahkan.
Baca Juga: Debit Air Situ Leutik Kota Banjar Surut, Lahan Pertanian Terdampak
Asal Mula Situ Leutik di Cibeureum Kota Banjar
Sebelum dibuat menjadi situ, warga setempat juga sering datang memanfaatkan sumber air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.
“Jadi dulu sebelum menjadi situ, ketika musim kemarau warga sudah sering datang ke sana ambil air buat kebutuhan,” terangnya.
Lebih lanjut Yayan mengungkapan asal mula Situ Leutik hingga sekarang dikembangkan menjadi kawasan wisata alam.
Ia menjelaskan, awalnya sebelum dijadikan tempat wisata, Situ Leutik yang airnya tidak pernah kering itu merupakan empang atau kolam milik warga setempat. Jumlah kolam mencapai sekitar 120 petak.
Kebetulan karena lokasi kolam tersebut secara geografis berada di tanah legokan, kemudian setelah ada kesepakatan antara warga dengan pemerintah kota, maka dibuat bendung air menjadi situ buatan.
Asal mula Situ Leutik bahwa pada awal perencanaannya, air dari Situ Leutik itu untuk mengairi areal persawahan tadah hujan di wilayah Desa Cibeureum dan sekitarnya. Dalam perjalanannya kemudian dibuat menjadi kawasan wisata.
Baca Juga: Terbatas Anggaran, Obwis Situ Leutik Banjar Belum Bisa Tambah Fasilitas Baru
“Jadi dulu itu kolam petak-petak milik warga, cuma secara geografis ada legokan. Kemudian dibuat seperti bendung sampai sekarang ini menjadi tempat wisata,” pungkas Yayan. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor: Eva)