harapanrakyat.com – Akibat dampak proyek pembangunan kereta cepat, sebanyak 24 rumah warga di Desa Laksana Mekar, Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat, rusak. Lokasi rumah warga terdampak ini yakni di Perumahan Tipar Silih Asih. Di rumah warga terdampak, dindingnya tampak retak-retak.
Baca Juga : Dishub Bandung Barat Pasang Palang Pintu Perlintasan di Sumurbor
Warga menuding, rusaknya rumah warga di salah satu perumahan di Bandung Barat itu dampak dari pengerjaan terowongan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung. Terowongan tersebut berlokasi di Gunung Bohong. Pengerjaan terowongan itu menggunakan bahan peledak.
Seorang warga Aris Sugihartanto (54) mengatakan, akibat pengerjaan terowongan dengan bahan peledak itu menimbulkan getaran ke area di sekitar lokasi. Akibatnya, puluhan rumah di perumahan itu mengalami kerusakan berupa retak-retak akibat kuatnya getaran pengerjaan terowongan kereta cepat.
“Selain berdampak ke rumah (rusak), getaran dari peledakan pengerjaan terowongan kereta cepat itu membuat tanah amblas. Peledakan pembuatan terowongan itu pada September 2019,” kata Aris, Kamis (9/5/2024).
Retakan ini, lanjut Aris, terus merambat mulai dinding rumah bagian tengah hingga ke bagian belakang. Kondisi kerusakan terparah berada di area belakang rumahnya.
Selang lima tahun sejak awal kerusakan rumahnya terjadi, Aris mengaku tak ada pertanggungjawaban dari pihak kereta cepat maupun pemerintah. Hingga kini, kondisi rumahnya yang rusak akibat proyek kereta cepat itu, tak kunjung diperbaiki.
“Terpaksa belum saya perbaiki (kerusakan rumah akibat proyek kereta cepat). Soalnya mau uang dari mana,” tutur pengemudi ojek online itu.
Baca Juga : Tiket Kereta Cepat Whoosh Laris Manis, Jadwal Perjalanan Ditambah
Ketua RT 4, Heru Agam mengatakan, perumahan tempat tinggalnya memang paling dekat dengan jalur perlintasan kereta cepat. Apalagi rumah di kawasan RT 4, menjadi yang paling parah kerusakannya akibat terdampak ledakan pembangunan terowongan kereta cepat tersebut.
“Jumlah warga terdampak di lingkungan kami sebanyak 101 orang,” kata Agam.
Kronologi Rusaknya Rumah Warga Ketika Proyek Pembangunan Kereta Cepat
Agam juga menuturkan kronologi masuknya proyek kereta cepat di wilayah perumahannya itu. Menurut Agam sosialisasi proyek pembangunan sebetulnya telah ada sejak 2016. Saat itu, perwakilan warga bertemu dengan pihak KCIC.
“Pertemuan itu hanya pemberitahuan, dan pihak KCIC menjelaskan bahwa pembuatan terowongan dengan cara pengeboran. Saat itu, warga memberikan toleransi pengerjaan terowongan Tunnel 11 itu. Apalagi pihak KCIC menjanjikan air bersih artesis per RW satu titik. Namun hal itu hingga saat ini janji KCIC itu tidak kunjung terlaksana,” ujarnya.
Pada 24 September 2019, kata Agam, ledakan awal proyek tanpa pemberitahuan terlebih dulu membuat warganya kaget. Ledakan terjadi dua kali pada pagi dan sore setiap hari. Kerusakan rumah warga berupa retak-retak itu mulai muncul pada hari kedua tepatnya pada ledakan keempat proyek terowongan kereta cepat.
“Di RT 4 ini, hampir semua rumah warga mengalami rusak berupa retak-retak yang cukup menganga akibat proyek kereta cepat itu. Kami was-was takut rumah kami bisa roboh sewaktu-waktu tanpa kami sadari,” ujarnya. (Juhaeri/R13/HR Online/Editor-Ecep)