Rumah Inggit Garnasih merupakan saksi sejarah dari perjuangan Soekarno dalam menggapai kemerdekaan Indonesia. Inggit sendiri merupakan salah satu istri Soekarno. Soekarno mempersunting Inggit Garnasih pada 24 Maret 1923. Ia pun menjalani masa-masa sulit bersama Inggit di rumah yang kini jadi museum tersebut.
Inggit lah yang senantiasa menemani Soekarno ketika menjalani pendidikan di THS. Inggit juga lah yang membantu Soekarno ketika ia ditahan di penjara Banceuy dan Sukamiskin.
Di rumah Inggit ini juga Soekarno melakukan berbagai aktivitas politiknya, termasuk bertemu dengan tokoh-tokoh PNI maupun pejuang kemerdekaan.
Rumah Inggit Garnasih yang berada di Jalan Ciateul No. 8, Bandung, Jawa Barat ini sudah ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya. Wisatawan pun bisa berkunjung di rumah Inggit Garnasih.
Baca Juga: Kisah Sukarno Jadi Pengangguran dan Guru yang Dipecat
Sejarah Rumah Inggit Garnasih
Her Suganda dalam, “Wisata Parijs Van Java: Sejarah, Peradaban, Seni, Kuliner, Dan Belanja” (2011), menyatakan, Rumah Inggit Garnasih atau yang kini menjadi Museum Inggit Garnasih merupakan bangunan yang pernah menjadi tempat tinggal pasangan Bung Karno dan Inggit Garnasih.
Rumah yang bersejarah ini memiliki desain yang cukup unik. Pasalnya bentuk desainnya merupakan desain khas dari rumah zaman dulu yang sudah jarang ada di Bandung.
Meskipun, bentuknya tak lagi sama ketika awal mereka menempati rumah ini, namun bangunan rumah ini masih terlihat sama.
Bangunan rumah tersebut terletak di daerah pasar dan pertokoan yang seiring berjalannya waktu semakin berubah.
Rumah ini menjadi saksi bagaimana Inggit membiayai hidup Soekarno dengan berbagai usaha yang ia lakukan. Apalagi saat itu, Soekarno menjadi tahanan di Sukamiskin.
Bahkan, untuk memenuhi kebutuhannya Inggit kala itu sampai rela membuat bedak, menjahit pakaian, hingga berjualan rokok. Ketika itu, rokok yang ia jual memiliki nama “Rokok Kawoeng Ratna Djoeami buatan Iboe Inggit.
Di rumah inilah Inggit Garnasih merawat Soekarno selama masa-masa keterpurukannya. Ketika Soekarno diasingkan ke Ende, Flores hingga Bengkulu, Inggit Garnasih pun menyertainya dan rumah tersebut sempat terbengkalai.
Inggit Garnasih kemudian mengisi kembali rumah tersebut ketika masa pengasingan Soekarno selesai. Di rumah inilah Inggit Garnasih menghabiskan masa-masa hidupnya hingga meninggal pada 13 April 1984.
Saksi Perjuangan Menggapai Kemerdekaan
Selain menjadi saksi sejarah perjuangan Inggit Garnasih, rumah ini juga menjadi saksi usaha Soekarno untuk menggapai kemerdekaan.
Di tempat inilah Soekarno melahirkan ide-ide untuk mendirikan sebuah Partai Nasional Indonesia (PNI). Sebuah organisasi yang memiliki cita-cita membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda melalui jalur politik.
Organisasi ini bisa dikatakan sebagai salah satu organisasi yang mengancam keberadaan pemerintahan Hindia Belanda.
Tak heran apabila pemerintah kolonial mengawasi setiap gerak-gerik Soekarno dan para pendiri PNI. Oleh karena itulah, peran dari rumah Inggit Garnasih ini sangatlah penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Meskipun, sudah menjalani aktivitas politik secara terstruktur dan sangat rahasia, faktanya pergerakan para tokoh PNI ini pun terendus oleh pemerintah kolonial.
Baca Juga: Kisah Sukarno dengan Gadis Belanda, Lamaran Ditolak hingga Diusir
Mengutip dari, “Kisah Istimewa Bung Karno” (2010), aktivitas Soekarno bersama dengan petinggi PNI ini pun membuat pemerintah kolonial curiga.
Alhasil pemerintah kolonial mencekal petinggi PNI ketika melakukan aktivitas politik di Solo dan Yogyakarta. Pemerintah kolonial pun menjebloskan para petinggi PNI ke Penjara Banceuy dan Sukamiskin.
Ketika mendengar kabar penahanan Soekarno, Inggit kala itu belum mengetahui di mana lokasi suaminya tersebut.
Ia baru mengetahui setelah mendapatkan informasi jika Soekarno kala itu Belanda memindahkan Soekarno ke Penjara Banceuy, Bandung.
Selama masa-masa penahanan inilah Inggit senantiasa menguatkan Soekarno di dalam tempat penahanannya. Apalagi ketika itu merupakan masa-masa pertama Soekarno menjadi tahanan politik.
Menjadi Bangunan Cagar Budaya
Rumah Inggit Garnasih sudah berubah menjadi museum. Selain itu, Rumah Inggit Garnasih ini juga sudah tercatat sebagai bangunan cagar budaya melalui Undang-undang RI No. 5 Tahun 1992, tentang bangunan cagar budaya
Bagi para wisatawan atau pengunjung yang ingin pergi ke museum ini dapat berkunjung pada hari Senin hingga Jumat.
Bagi para pengunjung yang ingin berkunjung ke tempat ini dapat melakukan kunjungan mulai pukul 08.00-16.00.
Tidak ada tarif tertentu bagi pengunjung yang datang ke rumah Inggit Garnasih. Bagi kunjungan perorangan biasanya langsung bisa datang ke lokasi.
Namun, bagi para pengunjung yang ingin melakukan kunjungan grup wajib melakukan konfirmasi melalui surat yang bisa dikirimkan secara offline atau melalui whatsapp.
Di rumah Inggit Garnasih ini para pengunjung dapat melihat foto-foto lama Soekarno maupun Inggit Garnasih.
Rumah yang menjadi tempat Inggit Garnasih menghabiskan masa-masa senjanya ini menyimpan banyak kenangan perjuangan menemani Soekarno selama masa-masa menuju kemerdekaan.
Baca Juga: Sejarah Lapas Sukamiskin Peninggalan Belanda, Pernah Menahan Presiden Soekarno
Pemerintah juga mengganti nama Jalan Ciateul lokasi rumah Inggit Garnasih menjadi Jalan Ibu Inggit Garnasih. Penggantian nama jalan ini sebagai bentuk penghormatan kepada Inggit Garnasih yang membantu Soekarno selama masa-masa merintis kemerdekaan. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)