Monumen Bandung Lautan Api merupakan salah satu monumen bersejarah yang ada di Kota Bandung. Monumen ini juga menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Bandung dalam mengusir penjajah.
Kedatangan Sekutu bersama dengan NICA membuat konflik antara Indonesia dan Belanda tidak terelakan. Alhasil pasukan Belanda hampir berhasil menguasai kota Bandung kala itu.
Melihat kondisi yang semakin tidak memungkinkan muncullah keputusan untuk membumihanguskan kota Bandung.
Tujuan pembumihangusan ini adalah agar pasukan Sekutu dan NICA tidak bisa memanfaatkan fasilitas yang ada di Kota Bandung kala itu.
Sejarah Bandung Lautan Api dan Pembangunan Monumen
Pasca kemenangan Sekutu dalam Perang Dunia II, muncul sebuah perjanjian “Civil Affair Agreement” antara Inggris dan Belanda. Isi dari perjanjian tersebut adalah untuk mengakui sepenuhnya kedaulatan Belanda di Indonesia.
Munculnya perjanjian ini sebenarnya sebagai dampak dari kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II membuat wilayah Belanda yang semula dikuasai oleh Jepang harus dikembalikan ke Belanda.
Proses pengembalian kekuasaan inilah yang sebenarnya menjadi poin utama dalam perjanjian tersebut. Tujuannya adalah agar Belanda dapat melakukan praktek penjajahan kembali pada Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Bioskop Majestic di Bandung, dari Arsitektur Bangunan hingga Nasibnya Pasca Kemerdekaan
Indonesia yang sudah menjadi bangsa yang merdeka tidak menerima jika harus dijajah kembali oleh Belanda. Alhasil konflik antara Belanda dan Indonesia tidak bisa terelakkan.
Pertempuran terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya hingga Bandung.
Konflik antara Belanda bersama pasukan Sekutu di Bandung ini sendiri seringkali disebut dengan “Palagan Bandung”. Pertempuran yang terjadi secara berlarut-larut tersebut memaksa kedua belah pihak untuk mati-matian dalam mempertahankan pendudukannya.
Melalui serangkaian komunikasi dengan pemerintah pusat, di Bandung sendiri muncul keputusan untuk melakukan pembumihangusan.
Mengutip dari “Peranan Desa dalam Perjuangan Kemerdekaan: Studi Kasus Keterlibatan Beberapa Desa di Daerah Bandung dan Sekitarnya tahun 1945-1949” (1995), peristiwa pembumihangusan ini terkenal dengan peristiwa “Bandung Lautan Api” (BLA 24 Maret 1946).
Perjuangan rakyat Bandung ini menunjukkan suatu bukti mengenai kesetiaan dan ketaatan kepada pemerintah Indonesia.
Perlawanan Rakyat Bandung Mengusir Penjajah
Pasca peristiwa Bandung Lautan Api para pejuang yang ada di Bandung menyebar ke berbagai wilayah. Konsep perang gerilya ini dengan melakukan pertahanan ke berbagai daerah di pedalaman.
Warga Bandung kala itu juga mengungsi ke luar daerah, ada yang ke Bandung Selatan seperti Soreang, Majalaya, Banjaran dan sebagainya.
Tak hanya itu, ada juga yang melakukan pengungsian ke daerah Bandung Timur seperti Ujung Berung, Cileunyi, dan Rancaekek.
Dua kawasan tersebut jadi pilihan karena hanya dua wilayah inilah yang aman kala itu. Sedangkan pasukan musuh sudah menguasai daerah Bandung Barat dan Utara.
Selama masa-masa gerilya tersebut para pejuang Indonesia melakukan berbagai konsolidasi untuk mengusir pasukan Sekutu dan Belanda.
Strategi gerilya ini sendiri sebenarnya merupakan hal yang umum dilakukan oleh pasukan Indonesia. Salah satu alasannya adalah karena Indonesia tidak unggul saat harus melakukan pertempuran secara langsung.
Di sisi yang lain, strategi ini sendiri merupakan cara yang cukup efektif untuk melakukan pertempuran bagi para pejuang Indonesia. Pasukan Indonesia dapat dengan leluasan melakukan penyerangan terhadap pasukan Belanda.
Tak hanya itu, pemahaman mendalam terkait medan pertempuran membuat pasukan Indonesia sangat unggul dalam menggunakan perang gerilya tersebut.
Baca Juga: Sejarah Maison Bogerijen di Jalan Braga Bandung, Restoran Elit Zaman Belanda
Dari sinilah peran-peran desa sangat terlihat selama masa-masa perang kemerdekaan. Desa-desa kala itu berperan penting untuk menyokong pasukan Indonesia dari sisi logistik dan penyamaran.
Pembangunan Monumen Bandung Lautan Api
Bagi rakyat Indonesia peristiwa Bandung Lautan Api merupakan momen kebangkitan bagi bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut mengajarkan pengorbanan untuk mempertahankan kemerdekaan.
Soni Putra Sakti dalam, “Rihlah di Bumi Pasundan” (2024) menyebut, untuk memperingati perjuangan rakyat Bandung ini maka pemerintah membangun Monumen Bandung Lautan Api.
Ketinggian monumen ini sekitar 45 meter dengan konstruksi berupa tiga buah bambu dengan lidah-lidah api yang berkibar berhembus ke arah selatan dan berwarna keemasan.
Seniman dari Seni Rupa ITB bernama Sunarto Soetono membangun monumen ini sekitar tahun 1981.
Monumen ini ibarat sebuah isyarat dramatisnya perjuangan rakyat Bandung yang berawal dari arah selatan.
Selain itu, monumen ini juga menjadi cerminan keberanian dan semangat pengorbanan rakyat Bandung dalam menghadapi serangan dari Sekutu dan Belanda.
Pembangunan monumen ini semata-mata hanya untuk memperingati bagaimana perjuangan dari rakyat Bandung yang sudah mengorbankan harta dan jiwa raganya demi Kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Kisah Cinta Soekarno dan Ratna Sari Dewi, Selebriti Cantik Asal Jepang
Kini monumen Bandung Lautan Api yang terletak di Jalan BKR Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat ini menjadi salah satu tempat yang sering dikunjungi orang-orang, entah hanya untuk sekedar bersantai atau menikmati suasana Bandung. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)