Gereja Kristen Pasundan (GKP) merupakan sebuah gereja Kristen yang berperan penting dalam penyebaran Kristen di tanah Sunda. Gereja yang merupakan hasil dari Perhimpunan Perkabaran Injil Belanda ini sendiri bekerja keras untuk menarik orang-orang Sunda agar mau masuk Kristen.
Para misionaris dari Perhimpunan Pekabaran Injil Belanda (Nederlansche Zendingsvreenigin –NZV) ini memiliki konsep yang menarik dalam penyebaran agama Kristennya. Untuk menarik minat para calon pemeluknya, para misionaris ini banyak mendirikan desa-desa Kristen.
Tak hanya itu para misionaris ini juga memahami apa yang menjadi kebutuhan masyarakat waktu itu, oleh karena itu mereka juga mendirikan sekolah-sekolah dan rumah sakit.
Metode inilah yang membuat penyebaran agama Kristen oleh Gereja Kristen Pasundan masih melekat hingga hari ini.
Baca Juga: Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Immanuel Bandung, dari Masa Pendudukan Jepang hingga Kemerdekaan
Sejarah Gereja Kristen Pasundan dari Bandung ke Cianjur
Gereja Kristen Pasundan merupakan sebuah gereja yang dibangun dan berpusat di Jawa Barat. Meskipun secara tugasnya gereja ini tidak hanya berpusat di Jawa Barat, melainkan juga daerah seperti DKI Jakarta.
Mengutip dari, “Kamus Sejarah Gereja” (2006), Gereja ini merupakan hasil kegiatan pekabaran Injil para missionaris Perhimpunan Pekabaran Injil Belanda (Nederlansche Zendingsvereeniging – NZV).
NZV sendiri mengantongi izin untuk melakukan aktivitas di Bandung pada tahun 1863. Pada tahun 1865, Pdt. Albers berdiam di Cianjur dan melakukan penyebaran agama Kristen di sana. Walaupun, dalam realitasnya hasilnya sangatlah sedikit.
NZV melakukan berbagai upaya untuk menarik perhatian orang-orang Sunda. Bagi mereka yang masuk ke dalam Kristen kemudian para misionaris ini mendirikan desa-desa Kristen.
Beberapa desa Kristen yang muncul kala itu adalah Cideres (1877), Pengharapan (1886), Palalangon (1902), dan Tamiang (1920).
Kegiatan penyebaran agama Kristen ini juga biasanya didukung dengan pendirian berbagai fasilitas pendidikan hingga kesehatan. Salah satu fasilitas kesehatan yang erat dengan penyebaran agama Kristen di Jawa Barat salah satunya adalah Rumah Sakit Immanuel Bandung.
Memang secara target, NZV tidak hanya menargetkan orang-orang Sunda, melainkan juga orang-orang Cina. Para penganut Kristen dari kalangan orang Cina inilah yang nantinya akan melahirkan Gereja Kristen Indonesia Jawa Barat.
NZV kemudian membentuk perkumpulan dari jamaah-jamaahnya pada tanggal 14 November dengan nama Gereja Kristen Pasundan atau GKP. Diperkirakan jumlah jamaahnya ada tahun 1936 mencapai 6.215.
Strategi Penyebaran Agama Kristen
Mengutip dari “Nederlansche Zendingsvereeniging di Jawa Barat: Kajian Historis Berdirinya Gereja Kristen Pasundan Tahun 1863-1934” (2013), pada umumnya orang Sunda taat dalam menjalankan kewajiban beragama Islam. Nilai-nilai yang terkandung dalam Islam memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Sunda.
Baca Juga: Politik Etis Belanda, Bentuk Tanggung Jawab Moral ke Pribumi
Bagi orang-orang Sunda, agama ibarat sebuah mahkota. Sehingga seringkali banyak yang mengidentikkan orang Sunda pasti beragama Islam.
Identitas yang muncul ini menyulitkan bagi para penyebar agama Kristen. Oleh karena itulah, para penyebar agama Kristen berusaha membuat agar agama Kristen tidak asing bagi mereka.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat kala itu adalah dengan mempelajari bahasa yang mereka gunakan. Strategi ini memang tidak hanya diterapkan bagi masyarakat Sunda, melainkan juga masyarakat Jawa hingga Melayu.
Tak hanya itu, agar tidak berkonflik dengan kebudayaan setempat, para penyebar agama Kristen juga membolehkan para penganutnya untuk tetap mengenakan busana setempat.
Bahkan, jika melihat rumah kebaktian yang ada di Cianjur kala itu, berbentuk bangunan panggung. Contoh lain dari penggunaan bangunan tradisional pada bangunan kebaktian dapat dilihat pula pada desa Kristen Palalangon.
Strategi lain, untuk menarik perhatian masyarakat adalah dengan memberikan pendidikan dan layanan kesehatan. Para penyebar agama Kristen ini menyadari masyarakat menerima dengan baik layanan pendidikan dan kesehatan.
Gereja Kristen Pasundan Sekarang
Mengutip dari, “Merentang Sejarah, Memaknai Kemandirian: Menjadi Gereja Bagi Sesama” (2009), Visi Gereja Kristen Pasundan (GKP) yang dicanangkan pada tahun 2007 adalah “GKP Menjadi Gereja bagi Sesama”. Melalui komitmen inilah Gereja Kristen Pasundan terus berkiprah hingga hari ini.
Komitmen ini pun bersamaan dengan berbagai program kesehatan, pendidikan, hingga ekonomi yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat.
Strategi dan upaya para penginjil menyebarkan Kristen melalui bidang kesehatan, pendidikan, hingga ekonomi ini ternyata cukup sukses. Hasilnya Kristen tersebar ke seluruh wilayah Jawa Barat.
Bentuk keberhasilan ini juga terlihat dari munculnya berbagai Gereja Kristen Pasundan yang ada di Jawa Barat.
Beberapa Gereja Kristen Pasundan yang berkembang hingga kini seperti, GKP Jemaat Bandung, GKP Jemaat Cianjur, GKP jemaah Cirebon, GKP jemaat Bogor, GKP jemaat Sukabumi, GKP jemaat Sumedang GKP jemaat Cideres, GKP jemaat Cikembar, GKP Jemaat Tasikmalaya, GKP jemaat Garut, GKP jemaat Karawang, GKP jemaat Palalangon, GKP jemaat Juntikebon, GKP jemaat Tamiang, dll.
Cabang-cabang GKP yang berada di beberapa wilayah ini masih aktif hingga hari ini. kegiatan rutin masih terus berjalan seperti kebaktian hingga perayaan natal dan wafatnya Yesus Kristus.
Melihat masifnya penyebaran agama Kristen ini mengindikasikan bagaimana strategi para penyebar agama Kristen ini cukup berhasil.
Baca Juga: Sejarah Maison Bogerijen di Jalan Braga Bandung, Restoran Elit Zaman Belanda
Apalagi jika kita lihat permasalahan kesehatan, ekonomi, hingga pendidikan merupakan hal yang umum terjadi di manapun. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)