Masjid Merah Panjunan Cirebon, Jawa Barat, merupakan salah satu masjid tua yang sarat akan nilai sejarah. Berdiri kokoh sejak tahun 1480, masjid ini menjadi saksi bisu perjalanan penyebaran agama Islam di tanah Jawa Barat. Pembangunannya oleh Pangeran Panjunan (Syarif Abdurrahman).
Baca Juga: Taman Rusa Gedung Negara Wisata Edukatif di Cirebon yang Murah
Bahkan masjid ini mendahului keberadaan Masjid Sang Cipta Rasa dalam Komplek Keraton Kasepuhan yang berdiri 18 tahun kemudian.
Jejak Sejarah di Masjid Merah Panjunan Cirebon
Masjid Merah Panjunan merupakan salah satu bangunan bersejarah yang menyimpan banyak cerita dan keunikan. Masjid ini menjadi saksi bisu perjalanan penyebaran agama Islam di kawasan Pantura Jawa Barat.
Berdiri kokoh di tengah Kampung Arab Cirebon, Masjid Merah Panjunan memancarkan aura sejarah yang kental.
Warna merah yang mendominasi bangunan menjadi ciri khasnya, sekaligus memberikan kesan megah dan menawan. Keunikan arsitekturnya yang memadukan gaya Arab, Tiongkok dan Jawa menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah
Masjid Merah Panjunan Cirebon tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Namun juga berperan sebagai pusat syiar agama Islam dan pelestarian budaya.
Berbagai kegiatan keagamaan dan edukasi rutin ada dalam masjid ini. Sehingga, menjadikannya sebagai salah satu pilar penting dalam kehidupan masyarakat Cirebon.
Filosofi Warna Merah
Penggunaan warna merah sebagai warna dasar masjid bukan tanpa alasan. Menurut pengurus Masjid Merah Panjunan, warna merah melambangkan keberanian untuk mengatakan hal yang benar. Keberanian ini menjadi esensi penting dalam menyebarkan nilai-nilai Islam.
Sentuhan Budaya Tiongkok
Keunikan lain terlihat pada ornamen keramik Tiongkok yang menghiasi bagian tembok masjid. Keramik tersebut merupakan peninggalan dari Putri Ong Tien, istri Sunan Gunung Jati. Perpaduan budaya Jawa dan Tiongkok ini mencerminkan akulturasi yang terjadi di masa lampau.
Ruangan Keramat dan Musyawarah Para Wali
Bagian depan masjid terdapat ruangan istimewa yang hanya dibuka dua kali setahun, yaitu pada Idul Fitri dan Idul Adha.
Baca Juga: Danau Setu Patok Cirebon Jadi Destinasi Hits yang Murah Meriah
Konon, ruangan ini dulunya para wali pakai untuk bermusyawarah dan mengesahkan sesuatu sebelum Masjid Sang Cipta Rasa berdiri.
Kisah keramat ruangan ini diperkuat dengan cerita seorang individu memaksa masuk di luar waktu yang ditentukan dan kemudian jatuh sakit.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa kerendahan hati dan rasa hormat sangatlah penting.
Pintu Emas dan Pengingat Kesombongan
Sebelum memasuki ruangan keramat, terdapat pintu kecil dengan warna emas sekelilingnya. Pintu ini berfungsi agar setiap orang yang ingin masuk harus menundukkan kepala.
Hal ini bertujuan untuk mengingatkan manusia agar selalu rendah hati dan meninggalkan sifat sombong.
Menjelajahi Makna dan Nilai
Masjid Merah Panjunan bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga monumen sejarah dan budaya yang sarat makna.
Warna merah, ornamen keramik, ruangan keramat dan pintu emasnya merupakan simbol-simbol yang mengandung pesan moral dan spiritual.
Mengunjungi masjid ini tak hanya memberikan pengalaman religius. Tetapi juga membuka wawasan tentang sejarah, budaya dan nilai-nilai luhur yang para pendahulu wariskan.
Baca Juga: Bukit Gronggong Cirebon, Destinasi Alam dengan Spot Instagenic
Bagi para pecinta sejarah dan budaya, mengunjungi Masjid Merah Panjunan Cirebon merupakan sebuah pengalaman yang tak boleh terlewatkan. Pengunjung dapat merasakan atmosfer religius yang kental, menjelajahi jejak sejarah dan mengagumi keindahan arsitekturnya. (R10/HR-Online)