harapanrakyat.com,- Tradisi keramas massal di Sungai Cisadane menjadi budaya masyarakat Kota Tangerang setiap menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Khususnya bagi warga Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang.
Baca Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Gencatan Senjata saat Bulan Ramadhan
Bahkan, pemerintah kota pada tahun ini sedang mengajukan tradisi tersebut sebagai WBTB (Warisan Budaya Tak Benda) ke Kemendikbud Ristek RI.
Menjelang bulan Ramadhan 1445 Hijriah, warga Babakan melaksanakan keramas massal di bantaran Cisadane pada hari Minggu (10/3/2024).
Kepala Disbudpar (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) Kota Tangerang, Rizal Ridolloh mengatakan, tradisi ini sudah dilakukan masyarakat secara turun-temurun. Khususnya bagi warga Kampung Bekelir.
Ratusan warga di kampung tersebut, mulai dari anak-anak hingga orang tua hadir mengikuti acara tradisi keramas massal di Sungai Cisadane.
“Keramas massal merupakan simbol membersihkan diri setiap menyambut bulan Ramadhan. Tradisi ini sudah warga lakukan secara turun-temurun, bahkan telah menjadi ikon tradisi warga Kota Tangerang. Tentunya ini menjadi khasanah kebudayaan yang harus selalu dijaga,” terang Rizal Ridolloh, dikutip dari Suara.com, Minggu (10/3/2024).
Lanjutnya mengatakan, tradisi keramas massal tidak ada di daerah lain. Pihaknya pun berharap, Kemendikbud bisa segera menyetujui pengajuan tradisi tersebut sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
“Kami melihat tradisi tersebut tak ada di daerah lain. Semoga saja usulan kami ini bisa segera disetujui,” harapnya.
Sementara itu Arifudin, Ketua DKM Masjid Al Huda menyambut baik atas upaya pemerintah kota yang mengusulkan tradisi keramas massal masyarakat Kota Tangerang sebagai WBTB.
Baca Juga: Tahajud di Bulan Ramadhan, Ketahui Hukum dan Keutamaannya
Hal itu sebagai bukti bahwa pemerintah kota peduli akan budaya yang ada di masyarakatnya. Ia pun berharap tradisi tersebut bisa terus berlanjut dan tidak berhenti pada satu generasi saja. (Eva/R3/HR-Online)