harapanrakyat.com,- Seiring pembahasan Raperda tentang Pengelolaan, Penataan dan Pembinaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan, muncul pertanyaan berapa produk UMKM di Kota Banjar, Jawa Barat, masuk ke pasar swalayan.
Sebagai informasi, bahwa Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tersebut saat ini memasuki pembahasan di tingkat Pansus LI DPRD Kota Banjar.
Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUKMP) Kota Banjar, pun mengungkapkan jumlah produksi hasil UMKM yang sudah bermitra dengan pasar swalayan atau modern.
Kepala Bidang UMKM DKUKMP Kota Banjar, Ina Rosnidar Suhliya mengungkapkan, saat ini sudah terdapat beberapa produk yang masuk pasar modern.
Kebanyakan produk milik pelaku UMKM Kota Banjar yang masuk pasar modern tersebut, berupa makanan ringan berbentuk kemasan. Adapun pasar modern yang sudah bekerjasama tersebut yaitu Toserba Pajajaran.
Pada tahun ini, pihaknya berencana akan menjalin kemitraan dengan pasar modern seperti Toserba Yogya, Indomaret dan Toserba Pajajaran. Kemitraan tersebut untuk memasukkan produk milik para pelaku UMKM.
“Ada beberapa yang sudah masuk ke Pajajaran. Sudah lebih dari 10 produk. Tahun ini juga kita mau mencoba masuk ke Yogya Dept Store sama Indomaret,” ungkap Ina kepada harapanrakyat.com, Kamis (18/1/2024).
Kendala Produk UMKM di Kota Banjar Masuk Pasar Swalayan
Lanjutnya menyebutkan, ada sejumlah kendala yang pelaku UMKM alami dalam sistem kemitraan tersebut. Sehingga kemitraan belum berjalan maksimal.
Adapun kendala itu, di antaranya berkaitan dengan sistem pemasaran produk.
Menurutnya, dalam kemitraan tersebut, dari pihak pasar modern meminta agar produk UMKM harus memiliki standar produk, atau sesuai spek yang mereka buat.
Kemudian, dalam penjualannya menggunakan sistem konsinyasi atau menitipkan barang setelah laku baru dilakukan pembayaran. Sehingga banyak pelaku UMKM yang merasa keberatan, karena modal mereka terbatas.
“Standarnya harus sesuai sama mereka dan sistemnya konsinyasi. Ketika disampaikan ke pelaku UMKM, mereka banyak yang keberatan. Alasannya karena modal yang mereka miliki cukup terbatas,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, sampai saat ini baru dari Toserba Pajajaran yang sudah terjalin kerja sama. Toserba Pajajaran juga bisa memberikan akses untuk pemasaran produk milik para pelaku UMKM di Kota Banjar.
Bahkan Pajajaran memberikan kebijakan bagi produk UMKM lokal, yang sudah memiliki brand sistemnya tidak menggunakan konsinyasi.
“Banyak yang sudah masuk kalau di Pajajaran. Kebijakannya cukup fleksibel. Rencananya tahun sekarang ini kita akan memfasilitasi produk UMKM di Kota Banjar masuk ke retail modern,” pungkasnya. (Muhlisin/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)