Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Dana bantuan sosial (bansos) tahun 2013 untuk pembangunan sebuah menara Mesjid Baetulfallah di Perum Balokang, Blok C, Desa Balokang, Kecamatan Banjar, diduga disunat oleh pihak Bagian Kesejahteraan Sosial (Kesos) Setda Kota Banjar. Menurut informasi, jumlah bansos yang disunat sebesar 40 persen dari jumlah bantuan Rp.50 juta.
Hal ini diungkapkan Nung (48), salah seorang warga Perum Balokang, kepada HR, Senin (18/05/2015). Menurut dia, pada awalnya dirinya bersama warga mengajukan proposal bantuan untuk pembangunan sebuah menara mesjid yang ada di lingkungannya ke Pemkot Banjar, melalui Bagian Kesos.
Namun, ketika dana bansos sebesar Rp.50 juta itu cair, ada salah satu dari pihak Kesos yang meminta jatah 40 persen dari total jumlah bantuan tersebut. Karena ada potongan, Komar (48), selaku panitia pembangunan menara Mesjid Baetulfallah, sekaligus suami dari Nung, malah dituduh oleh warga telah melakukan korupsi.
Merasa tidak enak suaminya dituduh korupsi, akhirnya Nung berkoar dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. “Saya merasa tidak enak kalau suami saya dituduh korupsi. Uang bansos memang cair 50 juta rupiah, tapi dari pihak Kesos minta jatah 40 persen,” ujarnya.
Dia pun menambahkan, bahkan ada salah satu penyuplai bahan material pembangunan menara masjid bernama H. Ade, menyuruh bungkam kepada panitia, terkait pemotongan tersebut supaya jangan sampai bocor ke publik.
Ungkapan Nung pun dibenarkan Komar, suaminya. Menurut Komar, pencairan dana bansos itu sebesar Rp.50 juta itu terjadi pada tahun 2013. Namun, yang diterima panitia pada saat itu hanya sekitar Rp.30 juta.
“Persisnya saya tidak mengetahui. Namun saya dengar cairnya hanya 30 juta rupiah,” ujar Komar, ketika dihubungi HR via ponselnya, Selasa (26/05/2015).
Di tempat terpisah, Ketua DKM Mesjid Baetulfallah, Ustad Buckhori, membantah keras mengenai adanya pemotongan dari pihak Kesos. Menurut dia, dana hibah tersebut saat diterima jumlahnya bersih Rp.50 juta, dan tidak ada pemotongan sama sekali.
“Tidak benar jika ada pemotongan dari pihak Kesos, dana bantuan itu bersih kami terima sebesar 50 juta rupiah. Jika kami memberi kepada pihak Kesos, itu wajar kan, hanya sekedar untuk membeli rokok saja,” ujarnya, saat ditemui HR di rumahnya, Selasa (02/06/2015).
Kepada pihak yang telah menyebar isu pemotongan dana hibah tersebut, dikhawatirkan nantinya malah menjadi fitnah. “Saya khawatir ini malah menjadi fitnah. Atas dasar dari mana mereka bisa bisa bicara seperti itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesos Setda Kota Banjar, H. Kaswad, mengaku tidak mengetahui mengenai hal ini. Karena, pada tahun 2013 dirinya belum ditugaskan di Bagian Kesos.
“Mengenai masalah itu saya tidak tahu, sebab waktu itu saya masih di Kementerian Agama Kota Banjar,” ujar Kaswad, ketika dihubungi HR via ponselnya, Senin (01/06/2015). (Hermanto/R3/Koran-HR)