Tokoh Islam dalam bidang geografi telah membuktikan keberhasilan mereka dalam menelaah ilmu bumi. Berkat tokoh Islam, dunia merasakan manfaat ilmu geografi. Sebagai muslim, sepatutnya kita bangga dengan pencapaian para ilmuwan muslim.
Banyak yang mengakui bahwa cikal bakal semua ilmu yang ada di dunia adalah kontribusi kaum Islam. Hingga kini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Tokoh Islam dalam Bidang Geografi Beserta Temuannya
Dalam sejarah Islam, tepatnya sejak kekhalifahan Abbasiyah, ilmu geografi mulai mengalami perkembangan. Kala itu, Baghdad menjadi pusat kekhalifahan Abbasiyah.
Baca Juga: Biografi Ibnu Sina, Bapak Ilmu Kedokteran Terkemuka
Berkat dorongan dari Harun Ar-Rasyid, sarjana-sarjana muslim mulai mempelajari naskah-naskah kuno yang berasal dari Yunani. Mereka bekerja keras menerjemahkan naskah tersebut ke dalam bahasa Arab.
Seiring berjalannya waktu, geografi menjadi bidang yang menarik dalam kacamata kaum muslim.
Terlebih lagi mereka telah berhasil menerjemahkan buku seputar geografi. Adapun buku tersebut bertajuk Geographia dan Alegemest.
Ketertarikan terhadap astronomi dan keberhasilan kaum muslim menerjemahkan kedua buku, menjadi modal awal mendalami ilmu bumi. Selain itu, mereka juga memadukan konsep geografi dengan ilmu pengetahuan yang sebelumnya telah ada.
Dari sinilah mulai bermunculan ahli geografi. Sayangnya, tidak sedikit yang telah melupakannya. Padahal, ilmuwan muslim telah memajukan bidang geografi dengan sangat baik.
Untuk mengenang jasa ilmuwan Islam di bidang geografi, mari kita mengenal tokoh berikut temuannya dalam ulasan berikut.
Al-Kindi
Memiliki kemahiran dalam menguasai bahasa Yunani, mendorong Al-Kindi menerjemahkan berbagai karya filsuf Yunani.
Pada masa itu, ia juga populer sebagai bapak filsuf Islam yang pertama. Terjemahan Al-Kindi dalam bahasa Arab jauh lebih baik daripada pendahulunya.
Tokoh Islam dalam bidang geografi yang satu ini lahir sekitar tahun 801 Masehi di Kufah.
Semasa hidup, Al-Kindi melewati 2 masa kekhalifahan Abbasiyah, yakni Khalifah Ma’mun pada 813 Masehi dan Khalifah Al-Mu’tasim pada 833 Masehi hingga 842 Masehi. Kala itu, ia tengah menimba ilmu di Baghdad.
Berkat kecakapan Al-Kindi, Al-Ma’mun mempekerjakannya sebagai penerjemah teks filosofis dan ilmiah. Tidak hanya itu, Khalifah Al-Mu’tasim juga mengangkatnya sebagai guru untuk putranya, tepatnya menggantikan Al-Ma’Mun.
Tidak sedikit yang mengakui bahwa Al-Kindi sangat berjasa, sebab kiprahnya di bidang geografi. Dialah yang pertama kali bereksperimen memperkenalkan ilmu bumi.
Musa Al-Khawarizmi
Nama lain Musa Al-Khawarizmi adalah Muhammad bin Musa. Tokoh Islam yang satu ini hidup sekitar tahun 780 Masehi hingga 850 Masehi.
Baca Juga: Kisah Abu Nawas, Penyair Cerdik Undang Gelak Tawa
Sebuah kota kecil, yakni Khwarizm di Uzbekistan adalah tanah kelahirannya. Penemuan membanggakan dari Al-Khawarizmi adalah tabel astronomi dan ukuran garis tengah bumi.
Di tahun 830 M, Khawarizmi berhasil menciptakan peta globe yang pertama di dunia. Salah satu karya tertulisnya adalah buku Hisab Al Jabar wa al Muqabalah. Buku tersebut berisi perhitungan penggabungan dan persamaan.
Dari sini, kita bisa mengenal Al-Khawarizmi tidak hanya sebagai tokoh Islam geografi. Ia juga ahli matematika dan ilmu astronomi.
Berkat keberhasilannya menemukan algoritma, para ilmuwan barat menjulukinya sebagai Algoritm atau Algorismus.
Ia mendedikasikan hampir sepanjang hidupnya sebagai seorang dosen yang mengajar di sekolah Kehormatan, Baghdad.
Al-Idrisi
Nama lengkap tokoh Islam ahli geografi yang satu ini adalah Abu Abdullah Muhammad al-Idrisi al-Qurtubi al-Hasani al-Sabti.
Ia lahir sekitar tahun 1100 Masehi. Ceuta, yakni sebuah kota kecil yang terletak di Afrika Utara merupakan tempat kelahirannya.
Jika Khawarizmi berhasil menciptakan tiruan bentuk bumi, maka Al-Idrisi mampu menciptakan peta dunia untuk yang pertama kalinya.
Penemuan ini sekitar abad-12. Penemuan tersebut berdasarkan teori bahwa bumi adalah sebuah planet yang berbentuk bulat.
Baca Juga: Kisah Saad bin Abi Waqqash, Keistimewaan dan Keteladanannya
Sebelum meninggal pada 1160 Masehi, ia sempat menulis sebuah kitab yang berjudul Nazhah Al-Muslak fi Ikhtira Al-Falaq.
Kitab ini membawa pengaruh yang cukup besar dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, beberapa ahli telah menerjemahkan ke bahasa Latin.
Selain menyandang gelar sebagai ahli geografi, Al-Idrisi juga terkenal sebagai ahli zoologi pada zamannya.
Tokoh Islam dalam bidang geografi pada masa dahulu bisa memberikan kontribusi terbaiknya berkat dukungan pemerintah. Begitu banyak manfaat dari penemuan mereka yang masih kita gunakan hingga saat ini. Jadi, patutkah melupakan jasa mereka? (R10/HR-Online)