Aturan baru tentang salary cap akan diterapkan di Indonesian Basketball League (IBL) 2024. Presiden klub basket Satria Muda Pertamina Jakarta, Baim Wong, pun menyambut baik kebijakan terbaru tentang salary cap sebesar Rp 10 miliar per tahun tersebut.
Alasan Baim Wong mendukung kebijakan tersebut, karena merupakan salah satu upaya untuk mendukung perkembangan industri bola basket Tanah Air.
Menurutnya, batas gaji Rp 10 miliar bukan sekadar soal mencukupi atau kurang. Akan tetapi yang lebih penting dari aturan baru salary cap di IBL 2024, yaitu menjalankannya dengan sungguh-sungguh oleh setiap klub.
“Saya harap setiap klub mematuhi aturan tersebut. Tanpa ada yang main belakang,” ujar Baim dalam konferensi pers IBL 2024 di XYZN Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa, (12/12/2023).
Baim menekankan, bahwa kepatuhan penuh dari klub terhadap aturan baru ini, akan memberikan dampak positif pada perkembangan olahraga basket di Indonesia.
“Penerapan salary cap akan saya dukung sepenuhnya jika setiap klub mematuhi aturan tanpa mencari celah. Ini penting untuk kemajuan basket Indonesia. Aturan ini harus berjalan bagaimanapun caranya,” tambahnya.
Sedangkan dalam penutupan konferensi pers, Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah, menyatakan komitmennya untuk meminimalkan pelanggaran aturan. Termasuk upaya “main belakang” terhadap aturan baru salary cap di IBL 2024.
Sementara itu, IBL berencana melakukan audit keuangan setiap klub bekerja sama dengan Dinas Perpajakan.
“Kesadaran terhadap fairness sangat penting. Kami telah menetapkan tenggat waktu, yaitu tanggal 10 Desember untuk submit roster, dan 13 Desember untuk submit kontrak,” ucap Junas, Selasa (12/12/2023).
”Kami akan memeriksa setiap kontrak, berkoordinasi dengan dinas perpajakan, dan melakukan audit terhadap klub dan pemain,” tegasnya.
Sementara itu, IBL 2024 akan mulai pada 13 Januari 2024 mendatang, dengan membawa berbagai pembaruan, termasuk aturan baru salary cap yang didukung oleh presiden klub basket, Baim Wong. (Revi/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)