harapanrakyat.com – Sebanyak 11 pendaki meninggal dunia dalam erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat. Sementara itu, 28 pendaki berhasil selamat dalam bencana itu.
Sebagai informasi, Gunung Marapi mengalami erupsi sejak Minggu (3/12/2023). Akibatnya, hujan abu vulkanik menyelimuti beberapa lokasi terdampak. Bukan hanya hujan abu vulkanik, bahkan di beberapa daerah terdampak erupsi terjadi hujan abu disertai batu.
Adapun wilayah yang terdampak hujan abu vulkanik mencakup empat wilayah kecamatan, yakni Canduang, Sungai Pua, Ampek-Ampek, dan Malalak.
Baca Juga : Gunung Api Dukono Halmahera Utara Erupsi, Wilayah Ini Terpapar Abu Vulkanik
Kemudian wilayah terdampak hujan abu batu dari erupsi Gunung Marapi ini terjadi di Kecamatan Banuhampu, Tilatang Kamang. Kemudian Kecamatan Baso, Tanjung Raya Lubuk Basung, IV Koto, Matur, Tanjung Mutiara, Palembayan, dan Kamang Magek.
Kapusdatinkom BNPB, Abdul Muhari mengatakan, pada Senin (4/12/2023) pagi, tim gabungan berhasil mengevakuasi para pendaki yang terdampak. Pusdalops BNPB, kata Muhari mencatat setidaknya ada 75 pendaki yang sudah terevakuasi tim gabungan.
75 pendaki ini mengakses pintu masuk Gunung Marapi dari Batu Palano Kabupaten Agam Sebanyak 54 orang. Kemudian 21 orang di pintu masuk Koto Baru, Kabupaten Tanah Datar. Dari jumlah pendaki itu, kata Muhari, 28 orang selamat dan 11 lainnya meninggal.
“Hingga saat ini, tim gabungan masih melakukan pencarian dan pertolongan kepada para pendaki di Gunung Marapi
Tim gabungan masih melakukan pencarian dan pertolongan terhadap para pendaki Gunung Marapi yang berlokasi di Provinsi Sumatera Barat. Hingga Senin (4/12/2023) pagi, sebanyak 28 pendaki berhasil selamat dan 11 lainnya meninggal dunia.
Dari 28 pendaki tersebut, tim gabungan telah memulangkan sebanyak para pendaki yang sudah terevakuasi dan teridentifikasi.
“Tim gabungan membawa para pendaki ke fasilitas medis untuk perawatan lebih lanjut, di antaranya RSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi dan RSUD Padang Panjang karena mengalami luka-luka,” ucapnya.
Identifikasi 11 Korban Meninggal Erupsi Gunung Marapi
Sementara itu, tim gabungan mengevakuasi 11 pendaki dalam kondisi meninggal dunia. Petugas masih melakukan identifikasi kesebelas jenazah tersebut.
Sebelumnya, Pusdalops BNPB masih menerima informasi 26 pendaki yang belum berhasil terevakuasi. Identitas ke-26 pendaki telah teridentifikasi, dengan rincian sebanyak 20 orang teridentifikasi melalui pendaftaran yang terlacak dari jejak digital. Sedangkan sisanya, mereka terdaftar saat di lokasi Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Marapi.
“Belum ada konfirmasi identitas 11 pendaki tersebut. Apakah masuk ke dalam 26 pendaki yang namanya sudah teridentifikasi pendaftaran TWA Gunung Marapi,” kata Muhari.
Baca Juga : Sejarah Erupsi Gunung Krakatau Tahun 1883, Bencana yang Membawa Berkah
Data mutakhir aktivitas vulkanik erupsi Gunung Marapi pada Senin (4/12/2023) pagi, tercatat ada delapan kali letusan dan 43 kali hembusan. Amplitudo paling besar mencapai 14,2 mm serta berdurasi selama 56 detik.
Tim BPBD Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, kata Muhari, terus memonitor perkembangan erupsi Gunung Marapi. Hal itu untuk melakukan tindakan cepat dalam penanganan evakuasi warga apabila kembali terjadi aktivitas vulkanik yang lebih besar.
BPBD juga mengimbau masyarakat, wisatawan, dan pendaki tidak melakukan aktivitas di bawah radius 3 kilometer dari puncak atau kawah.
“Selain itu masyarakat agar memakai masker, topi, dan kacamata ketika beraktivitas di luar ruangan. Yang tidak kalah pentingnya lagi, tidak menyebarkan informasi yang belum bisa terverifikasi kebenarannya. Terkait dengan aktivitas vulkanik erupsi, PVMBG masih menetapkan Gunung Marapi pada status level II atau Waspada,” tutur Muhari. (Ecep/R13/HR Online)