harapanrakyat.com,- Joget Gemoy Prabowo Subianto kini makin populer dan menjadi brand bagi Prabowo.
Bahkan joget gemoy tersebut sampai dilombakan oleh politisi senior Dedi Mulyadi. Mantan Bupati Purwakarta itu menggelar lomba joget gemoy di kediamannya di Lembur Pakuan, Subang, Sabtu (25/11/2023).
Kegiatan tersebut kata Dedi, dalam upaya menciptakan pemilu yang riang gembira. Serta mencairkan ketegangan menjelang pencoblosan Februari mendatang. Dedi mengaku lomba ini terinspirasi dari joget gemoy Prabowo yang kekinian makin populer.
Di lain pihak, Toto Izul Fatah Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA memberikan pandangannya terkait joget gemoy dari salah satu Capres.
Kata dia, joget gemoy Prabowo Subianto menjadi salah satu bentuk komunikasi politik yang cerdas. “Sebenarnya joget gemoy ini termasuk dalam bentuk komunikasi profetik,” ungkap Toto Minggu (26/11/2023) di Jakarta.
Ia berpandangan, joget gemoy merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan dengan berbasis kepada spirit nilai-nilai kenabian.
Lewat joget Gemoy, Prabowo memberi pesan jika dirinya tidak memperdulikan beragam serangan yang ditujukan kepadanya. Mulai dari yang sifatnya menghina, mencaci bahkan memfitnah.
“Jadi ini jelas pesan moral para nabi kepada umatnya agar selalu bersabar, kuat serta tahan terhadap berbagai bentuk serangan seperti yang saya utarakan. Termasuk juga dalam kontek pertarungan politik,” jelasnya.
Bedanya, kata Toto, Prabowo menggunakan kecerdasannya merespon berbagai serangan dengan menggunakan joget yang kemudian populer dikenal dengan nama joget gemoy.
Baca juga: Toto Izul Fatah Angkat Suara Soal Tuduhan ke Lembaga Survei
Joget Gemoy Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas Prabowo
Ia pun berpendapat, jika joget Gemoy itu leading dan trending di kancah kontestasi politik nasional. Maka sangat potensial untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas Prabowo.
“Apalagi istilah joget gemoy Prabowo Subianto pertama kali muncul dan disuarakan oleh anak-anak muda. Efek positifnya masuk di segmen kalangan anak muda, khususnya mereka yang berkategori gen Z,” katanya.
Toto pun mengomentari lomba joget Gemoy yang diselenggarakan Dedi Mulyadi. Ia menyebut upaya ini sebagai langkah cerdas mempopulerkan pasangan Prabowo dan Gibran. Apalagi, terdapat pesan moral yang kuat yakni politik riang gembira dengan tidak mengumbar hinaan, cacian dan fitnah.
“Ini yang menjadi pembeda antara Prabowo tahun 2019 dengan Prabowo saat ini. Seperti yang terpotret di survei LSI Denny JA, secara karakter personal, Prabowo saat ini dipersepsi sebagai figur strong leader,” pungkasnya. (R8/HR Online/Editor Jujang)