Sabtu, April 19, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Menyerahnya Jepang Tanpa Syarat, dari Deklarasi Postdam hingga Bom Atom Hiroshima-Nagasaki

Sejarah Menyerahnya Jepang Tanpa Syarat, dari Deklarasi Postdam hingga Bom Atom Hiroshima-Nagasaki

harapanrakyat.com,- Sejarah menyerahnya Jepang tanpa syarat pada 14 Agustus 1945 merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah bangsa Indonesia.

Pasalnya, momentum ini menjadi salah satu sebab Indonesia bisa memperoleh kemerdekaan, dan terlepas dari belenggu penjajahan selama berabad-abad lamanya.

Namun, tidak banyak yang memahami bahwa sebelum Jepang menyerah tanpa syarat akibat bom atom di Hiroshima-Nagasaki, sebenarnya pihak Sekutu sudah pernah mengajukan Deklarasi Postdam.

Tapi Jepang menolak mentah-mentah isi dari deklarasi tersebut, dan memilih perang habis-habisan dengan Sekutu.

Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini ulasan tentang sejarah Jepang menyerah tanpa syarat, dari Deklarasi Postdam hingga bom atom Hiroshima-Nagasaki.

Sejarah Menyerahnya Jepang Tanpa Syarat

Deklarasi Postdam

Deklarasi Postdam merupakan sebuah deklarasi yang dicetuskan pada 26 Juli 1945 oleh para pemimpin sekutu di Postdam, Jerman, dan dilakukan oleh Harry S Truman (Presiden Amerika Serikat), Winston Churchill (Perdana Menteri Inggris). Serta Chiang Kai-Shek (Presiden, Panglima tertinggi Republik Tiongkok).

Baca Juga: Pengalaman Hidup Mantan Perdana Menteri RI ke-5, Mohammad Natsir dan Jas Tambalan

Deklarasi Postdam memang menjadi salah satu tanda-tanda berakhirnya Perang Dunia II. Sekutu yang waktu itu sudah memenangkan banyak front peperangan tinggal menunggu kekalahan dari Jepang.

Dalam deklarasi itu, Sekutu ingin memberikan kesempatan bagi Jepang untuk mengakhiri Perang Dunia II dengan cara menyerah tanpa syarat.

Namun, tepat pada 28 Juli Perdana Menteri Suzuki memutuskan untuk mengabaikan deklarasi yang Sekutu lakukan.

Steve Sheinkin dalam, “Bomb: Persaingan Demi Senjata Paling Mematikan di Dunia” (2014), Menteri Suzuki menilai tidak ada pilihan lain selain mengabaikan deklarasi tersebut, dan mencapai kemenangan yang gemilang.

Sebenernya terdapat kehendak dari Amerika Serikat untuk melakukan penundaan terhadap bom atom yang akan Sekutu jatuhkan.

Oleh karena itu, Truman sempat melakukan penundaan terhadap pengeluaran penggunaan bom tersebut.

Namun, nampaknya dari pemerintahan Jepang sendiri tidak memberikan respon terhadap deklarasi tersebut.

Pada satu sisi sebenarnya penolakkan ini memberikan pembenaran terhadap bom atom yang Amerika Serikat jatuhkan ke Jepang.

Baca Juga: Sejarah Pertempuran Leuwiliang, Detik-Detik Peralihan Kekuasaan dari Belanda ke Jepang

Bom Atom Hiroshima

Amerika Serikat menjatuhkan bom atom ke kota Hiroshima dan Nagasaki dalam jarak yang cuma berselang tiga hari.

Kota Hiroshima dijatuhi bom atom tanggal 6 Agustus, sedangkan pengeboman kota Nagasaki tanggal 9 Agustus 1945.

Pengeboman ini sudah mendapatkan persetujuan langsung dari Britania Raya dalam bentuk sebuah perjanjian yang bernama Perjanjian Quebec.

Pengeboman ini terbukti menewaskan setidaknya 129.000 jiwa dan merupakan penggunaan senjata nuklir pertama kali dalam sejarah umat manusia.

Bom atom yang dijatuhkan ke Kota Hiroshima adalah bom atom Little Boy, sedangkan untuk Kota Nagasaki bom Fat Man. Pengeboman ini mengakibatkan dampak kerusakan yang luar biasa.

Bahkan beberapa bulan pasca kejadian itu terdapat sekitar 90.000-146.000 orang di Hiroshima yang tewas. Sedangkan untuk Nagasaki sekitar 39.000-80.000 orang.

Angka tersebut sebenarnya hanya perkiraan semata, mengingat sangat sulit sekali memastikan jumlah korban yang ada dalam peristiwa itu.

Baca Juga: Mengenal Mohammad Toha, Komandan Barisan Rakyat Indonesia yang Gugur di Gudang Mesiu Sekutu

Sebagian besar yang terluka dalam insiden itu sendiri merupakan rakyat sipil yang tak bersalah. Sehingga membuat peristiwa ini menjadi salah satu catatan sejarah kelam selama perang dunia.

Mengutip sebuah buku yang berjudul “Sejarah ledakan bom atom Nagasaki Jilid II”, (2019), para korban bom atom yang masih hidup itu mendapat julukan Hibakusha.

Kerusakan pasca dijatuhkannya bom di kota Hiroshima. Foto: Net/Ist

Penderitaan mereka sebagai korban bom atom (genbaku) sedikit banyak telah mendapatkan semacam ganti rugi.

Ada yang dikirim ke Amerika Serikat untuk mendapatkan pengobatan lewat operasi plastik. Bagi yang sakit, seorang hibakusha bisa meminta perawatan gratis di Rumah Sakit Palang Merah Hiroshima.

Selain itu, hibakusha yang sudah jompo boleh menghabiskan sisa hidupnya di rumah jompo yang mewah.

Jepang Menyerah Tanpa Syarat

Pengeboman ke Kota Hiroshima dan Nagasaki adalah tanda berakhirnya Perang Dunia II yang sangat jelas. Beberapa hari setelah kejadian itu, tepat pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerang tanpa syarat kepada Sekutu.

Baca Juga: Sejarah Pertempuran Leuwiliang, Detik-Detik Peralihan Kekuasaan dari Belanda ke Jepang

Kemudian pada tanggal 15 Agustus, Kaisar Hirohito menyampaikan keputusan ini melalui saluran radio nasional.

Nando Baskara dalam, “Kamikaze: Aksi Bunuh Diri Terhormat Para Pilot Jepang” (2009), Kaisar Hirohito memilih untuk menyerah. Ia berhitung dan membandingkan bahwa kerelaan berkorban dan tekad Kamikaze tak layak dengan kecanggihan bom atom milik Amerika Serikat.

Penandatangan dokumen kekalahan ini dilakukan pada tanggal 2 September 1945, di atas geladak kapal perang Amerika Serikat yang bernama USS Missouri.

Ketika peristiwa itu terjadi, masih banyak terdapat pasukan penjajah Jepang di Indonesia. Bahkan banyak dari tentara Jepang tidak menyangka jika mereka akan menyerah kepada Sekutu.

Beberapa pihak sengaja menutup-nutupi kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Hal ini untuk mencegah Indonesia menyatakan kemerdekaannya.

Namun, Sutan Syahrir yang mendengar kabar tersebut langsung mengabarkan kepada para pemimpin Indonesia.

Dampak Kekalahan Jepang

Kekalahan Jepang terhadap Sekutu juga memberikan dampak sejarah yang tidak sedikit. Mengingat kekalahan inilah kemerdekaan Indonesia yang awalnya akan Jepang berikan, harus Bangsa Indonesia perjuangkan sendiri.

Hal ini terjadi karena dalam perjanjian Perang Dunia, wilayah jajahan sebelumnya harus diserahkan kembali kepada negara yang menjajah sebelumnya.

Dalam konteks wilayah Indonesia waktu itu, maka Indonesia harus dikembalikkan kepada Belanda, dan Jepang wajib mengamankan wilayah tersebut.

Penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang ke Belanda inilah yang akhirnya menimbulkan konflik antara Indonesia dan Belanda.

Belanda menilai wilayah Indonesia merupakan wilayahnya yang sudah dirampas oleh Jepang. Sedangkan, pihak Indonesia menilai bahwa wilayah mereka merupakan daerah merdeka yang harus mereka pertahankan.

Ketidakjelasan nasib negara jajahan pasca menyerahnya Jepang tanpa syarat ini membuat Indonesia dan Belanda sempat mengalami masa-masa konflik. Hal itu ditandai dengan periode revolusi fisik. (Azi/R3/HR-Online/Editor: Eva)

Demi Nyoblos di PSU Pilkada Kabupaten Tasikmalaya, Sejumlah Pemilih Sakit dan Pingsan di TPS

Demi Nyoblos di PSU Pilkada Kabupaten Tasikmalaya, Sejumlah Pemilih Sakit dan Pingsan di TPS

harapanrakyat.com,- Demi nyoblos di Pemilihan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, sejumlah pemilih jatuh sakit sampai pingsan di TPS. Seperti yang AI Sri...
Paslon Bupati Tasikmalaya

Tiga Paslon Bupati Tasikmalaya Nyoblos di Kampung Halaman, Optimis Menang

harapanrakyat.com,- Tiga pasangan calon (paslon) Bupati Tasikmalaya nyoblos di kampung halamannya masing-masing. Ketiganya optimis mampu meraup suara di Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kabupaten...
Rumah Warga Sumedang Rusak

Cerita Warga Sumedang Rumah Rusak karena Angin Puting Beliung, Terpaksa Mengungsi

Harapanrakyat.com - Pasca angin puting beliung yang menerjang dua Desa di wilayah Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Jumat (18/4/2024) sore kemarin, masih...
Luna Maya Enggan Beri Komentar tentang Rencana Pernikahannya

Luna Maya Enggan Beri Komentar tentang Rencana Pernikahannya

Luna Maya, aktris terkenal Indonesia, kini tengah menjadi sorotan media setelah kabar pernikahannya dengan Maxime Bouttier mencuat. Pasangan yang terkenal dekat sejak 2023 ini,...
Mantan Gubernur Jabar

Terkait UU ITE, Mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil Resmi Polisikan Lisa Mariana

harapanrakyat.com,- Pencemaran nama baik, mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil melaporkan LM (Lisa Mariana) ke Bareskrim Mabes Polri. Laporan tersebut diajukan secara langsung oleh Ridwan...
Polres Ciamis Tangkap Terduga Pembunuh Wanita Muda di Kamar Kos, Ternyata Ini Hubungannya dengan Korban

Polres Ciamis Tangkap Terduga Pembunuh Wanita Muda di Kamar Kos, Ternyata Ini Hubungannya dengan Korban

harapanrakyat.com,- Polres Ciamis berhasil mengamankan diduga pelaku pembunuhan jenazah perempuan di sebuah kamar kos yang berada di Lingkungan Pabuaran, Kecamatan Ciamis, Jumat (19/4/2025).  Terduga pelaku...