harapanrakyat.com,- Sejarah Rumah Sakit Banjar menarik ditelusuri lebih dalam lagi. Pasalnya, terdapat sejumlah surat kabar berbahasa Belanda yang memberitakan jika Rumah Sakit Banjar sudah hadir sebagai fasilitas kesehatan sejak zaman Belanda.
Penemuan sumber sejarah rumah sakit tersebut membuat pengetahuan kita tentang sejarah lokal bertambah. Khususnya sejarah lokal yang membahas tentang daerah Banjar Patroman, Jawa Barat.
Konon menurut sejumlah literasi lainnya, pemerintah kolonial Belanda sudah mewacanakan pembangunan Rumah Sakit Banjar sejak tahun 1921.
Namun, entah apa yang menyebabkan wacana ini tidak sampai pada titik pembangunan. Yang jelas, salah satu usulan pembangunan RS Banjar itu karena masyarakat setempat minta pemerintah kolonial memperhatikan kesehatannya.
Sampai detik ini sejarah Rumah Sakit Banjar menjadi legenda yang tidak bisa dilupakan oleh sebagian masyarakat kota tersebut.
Bahkan, sebagian masyarakat Pangandaran juga mungkin punya kenangan yang tidak bisa lepas dari ingatannya terhadap rumah sakit tersebut.
Sebab, Rumah Sakit Banjar menjadi salah satu rujukan kesehatan orang Pangandaran yang paling dekat. RS Banjar menyimpan berbagai memori kolektif masyarakat Pangandaran sebelum terpisah dengan wilayah otonom Kabupaten Ciamis.
Baca Juga: 2 Juta Warga Indonesia Berobat ke Rumah Sakit Luar Negeri
Sejarah Awal Pembangunan Rumah Sakit Banjar
Menurut surat kabar Bataviaasch Nieuwsblad berjudul “Ziekenhuis te Bandjar” yang rilis 30 Juni 1921 menyebut bahwa, sejarah awal pembentukan RS Banjar tidak lepas dari peran pengusaha swasta di Perkebunan Karet Batulawang.
Para pengusaha swasta itu sudah mewacanakan pendirian Rumah Sakit Banjar sejak awal tahun 1921. Wacana tersebut diterbitkan oleh Asosiasi Perkebunan Karet yang anggotanya terdiri dari pengusaha swasta.
Asosiasi Kebun Karet meminta subsidi pemerintah untuk membangun Rumah Sakit di Banjar. Hal ini berkaitan erat dengan jumlah tenaga kerja (buruh karet) yang sering terkena sakit malaria.
Sebagian penderita malaria bahkan sampai meninggal dunia karena terlambatnya pertolongan dari tenaga medis.
Jika usulan ini disetujui oleh pemerintah Hindia Belanda maka para pekerja mereka tidak perlu khawatir akan kondisi kesehatannya. Sebab, dengan adanya rumah sakit paling tidak keadaan tubuh para buruh karet bisa terkontrol baik.
Namun, usulan Asosiasi Perkebunan Karet itu tidak pernah mendapat balasan dari pemerintah kolonial. Bahkan hingga puluhan tahun lamanya usulan meminta subsidi pembangunan rumah sakit tak kunjung terwujud.
Baca Juga: Sejarah Pembangunan Jalur Kereta Api Banjar-Pangandaran yang Bikin Bangkrut Pengusaha Swasta
Hingga pada akhirnya tahun 1940 pemerintah kolonial Belanda mulai serius membangun rumah sakit tersebut.
Pembangunan Rumah Sakit Banjar Tahun 1940
Mengutip Bataviaasche Nieuwsblad bertajuk “Vereeniging Ziekenhuis Bandjar” yang terbit pada tanggal 27 Desember 1940, bahwa pembangunan Rumah Sakit Banjar pertama kali pada tahun 1940.
Adapun besaran anggaran pemerintah kolonial untuk membangun rumah sakit tersebut mencapai 10.000 gulden Belanda. Sedangkan, bantuan dana dari pengusaha swasta terkumpul sebanyak f. 6.000.
Dana pembangunan Rumah Sakit Banjar tampaknya tidak hanya berasal dari dua kelompok tersebut. Tetapi juga ada sebagian dana hibah dari pihak Kabupaten Ciamis.
Menurut surat kabar Bataviaasche Nieuwsblad, Kabupaten Ciamis menggelontorkan dana sebesar f 4.000.
Bersumber dari tiga kucuran dana tersebut akhirnya pembangunan Rumah Sakit Banjar yang usulannya sejak tahun 1921 baru bisa terealisasi pada tahun 1940. Penyambutan pembangunan rumah sakit pun digelar dengan megah.
Baca Juga: Marak Kasus Kenakalan Remaja, Ini Kata Psikiatri RSUD Kota Banjar
Peresmian Rumah Sakit Banjar Tahun 1941
Mengutip surat kabar Bataviaasch Nieuwsblad bertajuk “Ziekenzorg Bandjar” yang rilis pada tanggal 27 Agustus 1941, bahwa peresmian Rumah Sakit Banjar berlangsung setahun setelah pembangunan.
Adapun yang hadir dalam peresmian Rumah Sakit Banjar tahun 1941 terdiri dari tamu-tamu penting. Seperti Bupati Ciamis R.A.A. Sastrawinata, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Batavia dr. S. W. De Wolf. Serta Ast. Resident Ciamis, G. Tichelman, beserta wakilnya B.C. Van Tienen.
Sedangkan, tamu dari pihak pengusaha swasta hadir pula pengusaha karet Cikoeta bernama Tuan Montjolimo, Tn. Bakker, dan Tn. Gouw Seng Tjoen.
Mereka hadir sebagai perwakilan pihak pengusaha karet yang turut andil dalam membiayai pembangunan Rumah Sakit Banjar.
Layaknya tradisi orang Belanda dalam menyambut bangunan baru, peresmian Rumah Sakit Banjar pada tahun 1941 dilengkapi dengan rangkaian acara gunting pita. Kemudian penutupannya dengan lagu kebangsaan Belanda. (Erik/R3/HR-Online/Editor: Eva)