harapanrakyat.com,- Tanaman cabai rawit milik Samsu, seorang petani di Desa Ciakar, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis mengering terserang hama, tapi Ia tetap meraup untung dari panen labu karena menerapkan sistem tumpang sari.
Samsu mengatakan, penerapan sistem tumpang sari yang Ia lakukan dengan menanam labu di sela-sela tanaman cabai merupakan sebuah uji coba.
Alasan Ia memilih tanaman labu karena memiliki nilai jual yang lebih stabil dibanding harga jual cabe lokal.
Baca Juga : Harga Cabai Rawit di Bandung Jadi Perhatian Presiden Jokowi
“Tujuannya, agar ketika harga cabe anjlok tidak rugi dan bisa memanen buah labu,” kata Samsu kepada harapanrakyat.com, Kamis (23/6/2023).
Menurutnya, uji coba penerapan sistem tumpang sari cabai rawit dan labu memang tidak mulus, karena ternyata tanaman cabai rawit menjadi kalah subur.
Bahkan, tanaman cabai rawit pertumbuhanya tidak normal. Sebab, selain terserang hama kandungan pupuk di dalam tanah terserap tanaman labu.
“Walaupun merugi sebetulnya wajar, karena namanya juga uji coba. Tapi tetap uji coba ini ada hasilnya, karena bisa panen labu” tuturnya.
Baca Juga : Panen Bawang Merah, Petani di Langkaplancar Pangandaran Diuntungkan Harga Jual Mahal
Samsu menambahkan, meski tanaman cabai terserang virus, bakteri, dan jamur, dengan menerapkan sistem tumpang sari Ia tetap meraup untung dari memanen buah labu.
“Alhamdulillah uji coba penerapan sistem tumpang sari cabai dan labu tetap membuahkan hasil, meski hasil dari tanaman cabai menurun.” Pungkasnya. (Edji/R12/HR-Online/Editor: Rizki)