Kamis, Februari 13, 2025
BerandaBerita CiamisJarang Ada Pengunjung, Museum Galuh Pakuan Ciamis Kurang Dipromosikan

Jarang Ada Pengunjung, Museum Galuh Pakuan Ciamis Kurang Dipromosikan

Museum Galuh Pakuan. Photo : Net/ Dok. Radiaan Suriaatmaja

Jarang Ada Pengunjung, Museum Galuh Pakuan Ciamis Kurang Dipromosikan

Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-

Keberadaan Museum Galuh Pakuan, di Keraton Selagangga, tepatnya di Lingkungan Rancapetir, Kelurahan Ciamis, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kurang diketahui masyarakat. Hal itu disebabkan karena lokasi museum tersebut berada jauh dan sulit dari jangkauan masyarakat.  

Bagi masyarakat yang ingin mengunjunginya, mereka harus masuk gang dari Jalan Raya Jendral Ahmad Yani. Museum bersejarah ini juga kurang representatif karena kurang tertata dan ruangannya terlalu sempit.

Pengelola Museum Galuh Pakuan, Agus Heryadi, ketika ditemui HR, beberapa waktu lalu, mengakui tidak banyak masyarakat Ciamis yang mengetahui keberadaan Museum Galuh Pakuan. Padahal menurut dia, museum tersebut sudah sejak lama dibuka untuk umum dan bisa dikunjungi.

Selama ini, kata Agus, mayoritas pengunjung yang datang merupakan kalangan akademisi dari luar kota, pejabat dan tamu undangan yang ingin mengetahui benda-benda pusaka bersejarah dari jaman kerajaan galuh.

Agus mengungkapkan, Museum Galuh Pakuan menyimpan 25 jenis benda pusaka peninggalan Bupati Galuh RAA Koesoema Diningrat dan RAA Kusuma Subrata. Diantaranya, keris, kujang, pedang, patrem, golok besar, tombak, baki tembaga, kail besar, payung kebesaran, keramik, guci, arca, trisula, naskah khutbah, alat musik seperti saron, bonang, kenong dan goong.

“Museum ini mungkin kurang diperkenalkan kepada masyarakat. Saya berharap Pemerintah Kabupaten Ciamis lebih memperhatikan lagi soal ini,” tandasnya.

Gilang Hadiana, S.Pd, guru sejarah di salah satu SMK di Kabupaten Ciamis, ketika dimintai tanggapan, beberapa waktu lalu, mengakui keberadaan Museum galuh Pakuan kurang dipromosikan kepada masyarakat.

Menurut Gilang, selain kurang dikenal masyarakat, akses Museum Galuh Pakuan juga sulit dijangkau oleh pengunjung karena lokasinya berada di daerah tertutup. Dia juga mengira, masyarakat masih menganggap museum itu tempat kuno, membosankan dan kurang menyenangkan.

“Memang, berbeda dengan di luar negeri seperti di Eropa dan Jepang, museum selalu ramai pengunjung. Pengunjung datang tidak hanya untuk sekedar jalan-jalan, namun juga menghibur diri dan menambah pengetahuan,” katanya.

Gilang menambahkan, keberadaan museum sebenarnya berfungsi sebagai alat untuk mentransfer warisan budaya. Pengunjung bisa mempelajari cerita-cerita masa lalu dan menikmati berbagai karya-karya seni yang indah. (Heri/Koran-HR)

Paula Verhoeven Serahkan 42 Bukti

Paula Verhoeven Serahkan 42 Bukti di Sidang Cerai dengan Baim Wong

Paula Verhoeven serahkan 42 bukti dalam sidang perceraian dengan Baim Wong. Sidang perceraian antara Paula Verhoeven dan Baim Wong kembali digelar di Pengadilan Agama...
OnePlus 13 Mini, Desain Compact dengan Dual Camera 50MP

OnePlus 13 Mini, Desain Compact dengan Dual Camera 50MP

Setelah sukses dengan peluncuran lini OnePlus 13 yang mencakup dua model, OnePlus 13 dan OnePlus 13R, kabarnya produsen OnePlus sedang mempersiapkan produk ponsel terbarunya....
Polres Pangandaran Ungkap 3 Kasus Dugaan Tindak Pidana per Januari 2025

Polres Pangandaran Ungkap 3 Kasus Dugaan Tindak Pidana per Januari 2025

harapanrakyat.com,- Reskrim Polres Pangandaran, Polda Jawa Barat, berhasil mengungkap tiga kasus dugaan tindak pidana selama Januari 2025. Ketiga kasus tersebut antara lain tindak pidana...
Sinposis Buried Hearts, Park Hyung Sik Jadi Eksekutif Licik

Sinposis Buried Hearts, Park Hyung Sik Jadi Eksekutif Licik

Drama Korea berjudul Buried Hearts akan segera menyapa penggemar K-drama. Drakor yang mengangkat tema balas dendam politik ini menggandeng Park Hyung Sik sebagai pemeran...
Dewa Budjana Tuai Kritik Usai Berfoto di Depan Istana IKN

Dewa Budjana Tuai Kritik Usai Berfoto di Depan Istana IKN

Dewa Budjana tuai kritik baru-baru ini. Gitaris band Gigi, Dewa Budjana, menggelar konser spesial dalam rangka merayakan Hari Pagerwesi, Buda Kliwon Sinta, dan Purnama...
Mengulas Sejarah Alat Musik Karinding di Jawa Barat

Mengulas Sejarah Alat Musik Karinding di Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat merupakan etnis suku Sunda yang mempunyai kekayaan seni yang sangat beragam, salah satunya alat musik khas yaitu Karinding. Alat musik ini...