Kamis, April 3, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Ketupat Lebaran, Sudah Ada Sejak Abad 15 Masehi

Sejarah Ketupat Lebaran, Sudah Ada Sejak Abad 15 Masehi

Sejarah ketupat menarik kita ulas kembali karena ternyata, makanan istimewa yang selalu hadir saat lebaran tiba itu sudah ada sejak abad ke-15 masehi. Tepatnya pada tahun 1400-an, pada masa kejayaan Demak.

Konon orang pertama yang menciptakan ketupat adalah salah seorang Walisongo tersohor, Sunan Kalijaga. Ia menggunakan ketupat sebagai media dakwahnya untuk menyebarkan agama Islam di pedalaman Jawa.

Hal ini tak lepas dari simbol ketupat yang mengandung berbagai makna di dalamnya. Mulai dari daun kelapa muda (janur) dan isian beras mengandung filosofis yang tinggi. Terutama filosofis yang berasal dari nilai-nilai budaya Jawa.

Antara lain ketupat yang digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan agama Islam bersimbol “empat nilai Islami”. Selain itu ketupat juga memberi makna akan simbolis kebersamaan, sebab ketika makanan ini dibuat biasanya melibatkan banyak orang yang terdiri dari keluarga dan tetangga.

Baca Juga: Sejarah Mudik Lebaran dari Zaman Hindia Belanda hingga Kemerdekaan

Sejarah Ketupat Lebaran, Sifat Kebersamaan yang Terdiri dari Empat Nilai Islami

Secara harfiah ketupat berasal dari bahasa Jawa yang terdiri dari dua suku kata yaitu, Ku (Mengaku) dan Pat (Lepat: Salah). Atau mengakui seluruh kesalahan, dengan demikian ketupat selalu menjadi hidangan khas di saat lebaran, sebab momentum itu waktunya saling mengakui kesalahan dan meminta maaf satu sama lainnya.

Selain itu Sunan Kalijaga juga menyimbolkan ketupat sebagai sifat kebersamaan orang Jawa yang menjunjung tinggi empat nilai Islami, antara lain: (1) Lebaran yang berarti terbukanya pintu maaf yang selebar-lebarnya, (2) Luberan yang berarti berlimpahnya segala berkah saat lebaran, (3) Leburan yang berarti harus saling memaafkan satu dengan lainnya, dan (4) Laburan yang berarti terbebas dari dosa-dosa yang telah diperbuat.

Empat nilai yang sarat makna itu sengaja dibuat oleh Sunan Kalijaga untuk memperkenalkan konsep Islam kepada masyarakat yang baru mualaf. Sebab pada saat itu sebagian orang Jawa masih diisi oleh penduduk Hindu.

Tidak hanya menyimbolkan empat makna di atas, ketupat juga mengisyaratkan makna lain yang lebih mudah diterima oleh masyarakat Jawa saat itu.

Simbol tersebut yakni memaknai ketupat dari cara membuatnya yang rumit berarti simbol “kesalahan duniawi” dan beras di dalamnya menyimbolkan “memaafkan: kesucian batin”. Artinya seberat apapun kesalahan yang kita perbuat selalu ada pintu maaf lebar dari Allah SWT.

Baca Juga: Tradisi Mudik Lebaran, Potret Pulang Kampung Tahun 1970

Ketupat jadi Simbol Menjauhkan Diri dari Nafsu Duniawi

Menurut Murodi dalam buku berjudul, “Sejarah Kebudayaan Islam” (2016), ketupat lebaran jadi simbol menjauhkan diri dari nafsu duniawi. Ketupat adalah lambang kesucian jiwa yang menjauhkan manusia dari nafsu duniawi.

Tidak hanya dalam kebudayaan ketupat di tanah Jawa, simbol ketupat sebagai material religi saat lebaran tiba juga terjadi di daerah Lombok. Masyarakat di sana memaknai ketupat sebagai simbol kemenangan dan wujud kebersyukurannya terbebas dari dosa-dosa duniawi.

Masyarakat Lombok bahkan memiliki tradisi unik yang lain untuk memaknai diri bebas dari nafsu duniawi. Tidak hanya menggunakan ketupat, mereka juga selalu berwudhu atau dalam bahasa Lomboknya beseraup sebelum menikmati hidangan ketupat.

Tujuannya yaitu untuk mengistimewakan ketupat sebagai makanan yang sangat dihormati oleh orang Islam di sana. Ketupat jadi simbol otokritik dan introspeksi diri dari masyarakat Lombok. Saat mereka mengkonsumsi ketupat selalu mengedepankan kebersamaan. Saat itu pula mereka saling bercengkrama dan meminta maaf atas segala yang telah diperbuatnya.

Berbeda dengan di Lombok, masyarakat Madura justru memaknai ketupat sebagai simbol keberkahan. Mereka membuat ketupat yang disebut dengan lepeut saat lebaran. Setelah makanan itu jadi, orang-orang Madura akan membagikannya ke tokoh-tokoh masyarakat setempat.

Makanan yang Berasal dari Kebudayaan Hindu

Kendati Sunan Kalijaga dipercaya sebagai Walisongo yang menciptakan ketupat pada abad ke-15 masehi, sejarawan Belanda H.J. De Graaf mengklaim jika ketupat bukan datang dari tangan Sunan Kalijaga.

Ia menyebut ketupat merupakan makanan yang berasal dari kebudayaan Hindu. Jauh sebelum kedatangan Islam di Nusantara pada abad ke-13 masehi. Hal ini bisa ditemukan dari kebiasaan masyarakat pesisir Jawa saat memanfaatkan daun janur kelapa.

Baca Juga: Sejarah THR di Indonesia, Awalnya Hanya untuk PNS

Konon perilaku demikian merupakan kebiasaan orang Jawa era Hindu dalam menunjukkan identitas budaya mereka yang ditumbuhi banyak pohon kelapa.

Selain itu penggunaan janur yang dibuat menjadi ketupat di Bali hingga saat ini juga bagian dari fakta jika ketupat bagian dari warisan Hindu.

Menurut de Graaf, Sunan Kalijaga mengakulturasikan budaya Hindu (ketupat) untuk memaknai ajaran Islam saat lebaran Idul Fitri tiba. Ketupat jadi lambang kesucian jiwa.

Sampai sekarang ketupat menjadi hidangan khas yang tak bisa terpisahkan dengan perayaan Idul Fitri. Ketupat adalah makanan yang memiliki simbol-simbol kesucian batin, kebersamaan, dan kedamaian beragama. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Kolam Ikan Milik Warga

Hujan Deras di Kota Banjar, Sawah hingga Kolam Ikan Milik Warga Terendam Banjir

harapanrakyat.com,- Hujan deras yang melanda wilayah Kota Banjar, Jawa Barat, pada Rabu (2/4/2025) sore menyebabkan area persawahan hingga kolam ikan milik warga di Dusun...
Anak Sungai Citalahab Meluap

Hujan Mengguyur Pamarican Ciamis Sebabkan Anak Sungai Citalahab Meluap, 12 Rumah Terendam

harapanrakyat.com,- Curah hujan yang terus mengguyur membuat anak Sungai Citalahab di Desa Sukahurip, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, meluap. Akibatnya 12 rumah di...
Pohon Jati Tumbang

Sejumlah Pohon Jati Tumbang Timpa Rumah Warga dan Tutup Jalan di Pamarican Ciamis

harapanrakyat.com,- Hujan disertai tiupan angin kencang menyebabkan sejumlah pohon jati tumbang menimpa rumah dan menutup akses jalan di wilayah Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa...
Jalan Utama Penghubung Jatiwaras

Longsor di Tasikmalaya Tutup Akses Jalan Utama Penghubung Jatiwaras-Salopa

harapanrakyat com,- Akibat hujan deras, jalan utama penghubung Jatiwaras-Salopa longsor. Tepatnya di Kampung Demunglandung, Desa Papayan, Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (2/4/2025)...
Rumah ludes terbakar Ciamis

Rumah di Ciamis Ludes Terbakar, Diduga Ini Penyebabnya!

harapanrakyat.com,- Sebuah rumah di Lingkungan Karangsari, Kelurahan Maleber, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ludes terbakar. Kebakaran itu terjadi Rabu (2/4/2025) sore sekitar pukul...
Penumpang bus meninggal dunia

Penumpang Pria di Kota Banjar Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bus

harapanrakyat.com,- Seorang penumpang bus ditemukan sudah tidak bernyawa saat kendaraan yang ditumpanginya berhenti di Terminal Tipe A Kota Banjar, Jawa Barat. Peristiwa itu terjadi...