Kisah Nusaibah Binti Ka’ab yang tercatat dalam sejarah. Nusaibah Binti Ka’ab memiliki kisah sebagai pejuang tangguh pada tiap peperangan. Perempuan tangguh zaman Rasulullah yang pemberani dan taat.
Pada era Rasulullah saw, tak banyak nama sahabat perempuan yang disebut dalam sejarah. Padahal, para sahabat perempuan pejuang ini sebenarnya ada. Keberadaannya dalam pasukan muslim tersebut memiliki peran penting.
Baca Juga: Khalid Bin Walid Memenggal Jin Uzza, Penunggu Berhala
Nusaibah binti Ka’ab adalah salah satu nama perempuan pada kalangan pejuang muslim era tersebut yang disegani. Namun cukup terkenal dengan julukan Ummu Umarah.
Kisah Nusaibah Binti Ka’ab Jadi Perisai Rasulullah
Nusaibah seringkali terlihat dalam peperangan. Mulai dari perang Uhud, peristiwa Hudaibiyyah, perang Khaibar, perang Hunain, hingga perang Yamamah. Saat mengikuti perang Uhud, Nusaibah membuktikan dirinya sangat penting dalam medan perang.
Kala itu Nusaibah berperang bersama sang suami yakni Ghaziyah bin Amr. Selain itu, juga dengan kedua anaknya, yakni Hubaib dan Abdullah.
Kedua anak tersebut dari suami pertamanya, Zaid bin Ashim yang wafat usai perang badar. Pada mulanya, Nusaibah membantu memasok minuman untuk para pejuang. Nusaibah juga merawat pejuang yang terluka.
Dalam sebuah kisah, kelompok pasukan berada dalam komando Abdullah bin Jabir. Namun tidak taat atas komando Rasulullah saw dan juga mengabaikan perintah.
Sehingga kelompok pasukan musuh dengan komando Khalid bin Walid berhasil masuk, lalu menguasai pos muslim. Peristiwa tersebut menewaskan banyak syahid dari kalangan pejuang muslim.
Bahkan ada lebih dari 70 pejuang yang terluka. Rasulullah saw juga dalam situasi berbahaya. Dari kisah Nusaibah Binti Ka’ab terkuak sebagai pejuang tangguh. Nusaibah dengan sigap segera bergerak menggunakan perlengkapan senjata .
Kemudian membentuk formasi perlindungan untuk Rasulullah saw. Atas sikap tersebut membuat reputasinya sebagai pejuang pemberani semakin berkibar. Tak heran, jika memperoleh julukan “Perisai Rasulullah”.
Kata perisai tersebut yang memperlihatkan peran perlindungan. Nusaibah dengan sigap menghadapi situasi genting medan perang. Saat berperang, juga mengalami luka parah pada tubuh serta lehernya.
Namun tak sedikitpun mengeluh dan masih memohon pada Rasulullah saw. Nusaibah memohon doa untuk dirinya dan keluarganya yang wafat. Kelak bisa bersama Rasulullah saw dalam surga.
Belajar dari Kisah Nusaibah Binti Ka’ab
Kisah Nusaibah yang mengharukan dan memberikan banyak pelajaran. Perempuan masa kini bisa menjadikannya sebagai contoh. Adapun beberapa hal yang patut umat muslim contoh dari Nusaibah, sebagai berikut.
1. Bertanggung Jawab sebagai Istri dan Ibu bagi Anak-anaknya
Perempuan yang mendapat julukan Ummu Imarah, berhasil mematahkan sejumlah anggapan. Ada yang menganggap perempuan lemah, harus bersikap lembut serta anggun, hanya cocok menjadi ibu rumah tangga.
Baca Juga: Sejarah Perang Uhud, Kaum Quraisy Balas Kekalahan Perang Badar
Nusaibah tak hanya menjalankan kewajibannya sebagai Istri dan ibu yang baik. Sikap tersebut yang patut sebagai contoh bagi perempuan saat ini.
Nusaibah mendukung pekerjaan serta tugas sang suami. Menyiapkan segala hal yang menjadi kebutuhan untuk keperluan keberangkatannya.
Tak hanya itu, Nusaibah juga menyayangi anak-anaknya. Mengajarkan untuk selalu mencintai agamanya secara mendalam. Sikapnya menumbuhkan semangat anak-anaknya sehingga ikut berjuang dalam kebenaran.
Berjuang Tak Mengenal Lelaki atau Perempuan
Kisah Nusaibah Binti Ka’ab yang terus berjuang dalam kebenaran. Saat suami beserta anak-anaknya gugur, Nusaibah juga meminta untuk ikut mengangkat senjata.
Nusaibah justru marah, saat utusan Nabi menanyakan jika hanya seorang perempuan. Akhirnya Nusaibah ikut berjuang dalam sebagai pembawa obat dan merawat luka. Meski akhirnya juga ikut mengangkat senjata.
Kisah Nusaibah memang jadi teladan bagi perempuan. Bukan hanya bekerja dalam ranah domestik saja, namun bisa juga dalam ranah lainnya.
Bekerja dengan Totalitas
Saat Nabi mengatakan saat itu bahwa perempuan belum boleh mengangkat senjatanya. Nusaibah senantiasa mengikuti dan melaksanakan perintah nabi.
Baca Juga: Kisah Ibnu Hajar Al-Asqalani, Anak Yatim Piatu Jadi Ulama Besar
Awalnya hanya menenteng obat dan merawat tentara yang terluka. Nusaibah melakukan pekerjaan dengan senang hati dan cermat, karena menyukai pekerjaannya.
Namun saat melihat tentara Islam jatuh tewas akibat sabetan pedang musuh. Bahkan melihat Nabi jatuh dari kudanya terkena anak panah bagian keningnya.
Saat itu pula Nusaibah merasa marah dan segera mengambil pedang. Kemudian menunggang kuda dan ikut dalam peperangan.
Perempuan masa kini perlu belajar dari kisah Nusaibah Binti Ka’ab. Islam telah memberikan banyak teladan tentang perjuangan kaum perempuan sejak zaman Nabi. Bahkan kisahnya sangat menggugah jiwa untuk terus semangat. (R10/HR-Online)