Jumat, April 18, 2025
BerandaBerita TerbaruKwee Tjing Kiet, Jagoan Tionghoa Depok yang Punya Ilmu Kebal

Kwee Tjing Kiet, Jagoan Tionghoa Depok yang Punya Ilmu Kebal

Kwee Tjing Kiet merupakan seorang jagoan Tionghoa yang berasal dari daerah Sambongan, Depok. Menurut surat kabar yang tersebar luas tahun 1930-an, Kwe Tjing Kiet pernah membunuh orang yang mengamuk di depan pengadilan negeri kolonial.

Peristiwa di atas terjadi pada Jum’at pagi tanggal 19 Desember 1930. Adapun yang menjadi korban pembunuhan oleh Jagoan Sambongan tersebut berasal dari rakyat sebangsanya bernama, Tjan King Sioe.

Konon meletusnya kejadian berdarah ini karena Tjan King Sioe mengamuk dan membawa senjata tajam di tengah kerumunan massa yang berkumpul di ruang pengadilan negeri.

Hal ini ia lakukan akibat emosi pada opas Landgerecht perkara yang menyeretnya hingga ke meja hukum tak ditanggapi dengan serius.

Baca Juga: Sejarah Jembatan Panus, Jalur Utama Jakarta-Bogor Tahun 1917

Ketika Tjan King Sioe menodongkan pisau tajam di leher opas pengadilan bernama Tje Ping Hong, Kwee Tjing Kiet tak sengaja lewat dan reflek menyerang si pelaku dengan cara menyeruduknya hingga jatuh dari arah belakang. Ketika Tjan King Soe jatuh pisau itu terbuang dan direbut oleh Kwee Tjing Kiet.

Dari situlah mereka kemudian bertarung sengit. Tjan King Soe yang sudah tersulut emosi terus membalas perbuatan Kwee Tjing Kiet. Sementara Tje Ping Hong lari ke dalam ruangan berisi pasukan opas dan selamat.

Kerusuhan Kwee Tjing Kiet, si Jagoan Tionghoa Depok Menggegerkan Jagat Aparat Kolonial

Menurut suratkabar Swara Publiek yang terbit pada hari Jum’at, 19 Desember 1930 bertajuk, “Pengamoekan di Landgerecht”, kerusuhan yang terjadi akibat perkelahian Kwee Tjing Kiet dan Tjan King Sioe di Landgerecht (Pengadilan Negeri) Batavia telah menggegerkan jagat aparat kolonial.

Seluruh polisi Belanda heboh mempersoalkan kejadian ini. Mereka merasa dikecam oleh seorang kriminal (Tjan King Sioe) sebab awal perkelahian yang melibatkan jagoan Tionghoa asal Depok itu karena Tjan King Sioe menodong senjata tajam pada prajurit polisi di pengadilan (opas) bernama The Ping Hong.

Tjan King Sioe juga berhasil melukai beberapa prajurit opas sebelum akhirnya ia tewas terkena sabetan bayonet milik Kwee Tjing Kiet. Polisi kolonial juga merasa terbebani akan penyelesaian kasus ini.

Sebab pelaku yang mengakibatkan tewasnya orang yang mengamuk di pengadilan negeri itu merupakan seorang tokoh masyarakat Tionghoa yang berpengaruh di daerah Depok.

Namun mau tidak mau kasus ini perlu penyelesaian. Akhirnya dengan berat hari polisi kolonial terpaksa mengangkut Kwee Tjing Kiet ke kantor Veld Politie terdekat untuk dimintai keterangan.

Selanjutnya mengurung si jagoan di dalam sel tahanan khusus yang biasa ditempati oleh para pembangkang kolonial dari golongan preman.

Baca Juga: Toean Ch G Cramer, Pejabat Kolonial yang Kirim Pengangguran dari Belanda ke Jawa

Kwee Tjing Kiet Membunuh Tjan King Soe Menggunakan Bayonet

Menurut surat kabar Swara Publiek (1930), orang-orang yang melihat peristiwa berdarah ini secara langsung mengatakan Kwee Tjing Kiet berhasil membunuh Tjan King Soe dengan menggunakan bayonet tajam dan mengkilap.

Peristiwa ini sebagaimana kutipan yang tergambar dalam cuplikan berikut: “Kwee Tjing Kiet telah tjaboet piso jang sematjam bajonet dari kira pandjangnja 20 cm, aken kemoedian toesoekan pada pinggangja Tjan King Sioe dengen tjepet dank eras sekali, hingga Tjan King Sioe tjoema bersambat “adoe” dan terus roeboe serta lenjap djiwanja”.

Awalnya banyak yang mengira pisau bayonet itu milik opas The Ping Hong. Namun setelah diperiksa oleh Veld Politie pisau bayonet itu kepunyaan Kwee Tjing Kiet.

Orang-orang di tempat kejadian perkara tidak tahu kapan sajam itu tertancap di pinggang kiri Tjan Kieng Sioe saking cepatnya gerakan sang jagoan Sambongan.

Sebagian pendapat mengatakan jika Kwee Tjing Kiet menyerahkan diri pada polisi kolonial. Ia menyadari bersalah dan mengakui telah membunuh Tjan King Soe untuk menyelamatkan opas.

Peristiwa pengakuan Kwee Tjing Kiet pada polisi kolonial terekam dalam surat kabar Swara Publiek (1930) berikut ini:

“Politie: siapa jang boenoe? Saja! Jawabnja itoe pemoeda jang pake Palmbeach sembari seraken ia poenja piso bajonet dan serahken diri pada Agenten itoe jang lantas tangkap padanja. Itoe orang ternjata bernama Kwee Tjing Kiet dari Sambongan”.

Kwee Tjing Kiet Jagoan Tionghoa Depok Berilmu Kebal

Sebelum Kwee Tjing Kiet diamankan oleh polisi, jagoan dari Sambongan, Depok ini sempat digebuki terlebih dahulu oleh pihak Tjan King Soe.

Mereka yang menyiksa Kwee Tjing Kiet tidak lain adalah keluarga dan para teman-temannya yang kebetulan sedang hadir untuk melihat vonis Landgerecht.

Kurang lebih terdapat ratusan orang yang memukuli Kwee Tjing Kiet karena tak terima ia telah membunuh Tjan King Soe. Namun Kwee Tjing Kiet sama sekali tak mengeluh kesakitan. Nampaknya ia menguasai ilmu kebal sehingga pemukulan massal yang menimpa dirinya sama sekali tak terasa.

Baca Juga: Sejarah Gedung Jasindo Kota Tua, Warisan Kolonial Belanda

Peristiwa menegangkan ini antara lain tergambar dalam cuplikan surat kabar Swara Publiek (1930) sebagai berikut:

“Setelah itoe maka lantas terjadi taoeran. Agenten jang pegang itoe Kwee Tjing Kiet dan beberapa orang lagi, lantas poekoel kalang kaboet padanja hingga rame sekali. Dengen tidak perdoelikan lagi pada Tjan King Sioe jang rebah di tanah sembari mandi darah”.

Kerusuhan ini akhirnya biasa diatasi oleh pasukan Veld Politie dari markas pusat. Mereka langsung membawa tersangka Kwee Tjing Kiet ke kantor polisi. Saat itu keadaan Kwee Tjing Kiet bersimbah darah yang keluar di antara hidung, mulut, dan telinga.

Kendati terlihat seperti kesakitan namun saat dimintai keterangan oleh polisi Kwee sama sekali tak merasakan apa-apa sambil tertawa-tawa.

Ia juga mengaku selama ini punya ilmu kekebalan untuk menjaga-jaga situasi apabila suatu saat hal yang tidak diinginkan terjadi. Seperti halnya pengeroyokan yang menimpanya setelah membunuh Tjan King Soe. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Kearifan Lokal Situs Cagar Budaya Pulomajeti Kota Banjar, Jadi Lokasi Shooting TV Internasional

Kearifan Lokal Situs Cagar Budaya Pulomajeti Kota Banjar, Jadi Lokasi Syuting TV Internasional

harapanrakyat.com,- Situs cagar budaya Pulomajeti yang berada di Kampung Siluman, Kelurahan Purwaharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, kian dikenal dunia. Situs cagar budaya...
Pemain Timnas Indonesia U-17 Tiba di Tanah Air, Lanjut Persiapan ke Piala Dunia

Pemain Timnas Indonesia U-17 Tiba di Tanah Air, Lanjut Persiapan ke Piala Dunia

Para pemain Timnas Indonesia kembali ke Tanah Air, usai terhenti di perempat final Piala Asia U-17 2025 melawan Korea Utara. Skuad Garuda Muda pun...
Nathalie Holscher Saweran di Sidrap

Tuai Kecaman Gara-Gara Pamer Saweran di Sidrap, Nathalie Holscher Tak Mau Minta Maaf

harapanrakyat.com,- Aksi Nathalie Holscher sebagai DJ kembali jadi perbincangan setelah videonya tampil di sebuah tempat hiburan malam di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan,...
Polisi Geledah Kosan Oknum Dokter di Garut, Diduga Terkait Perkara Pelecehan Pasien

Polisi Geledah Kosan Oknum Dokter di Garut, Diduga Terkait Perkara Pelecehan Pasien

harapanrakyat.com,- Aparat kepolisian menggeledah kosan atau tempat tinggal oknum dokter tersangka pelecehan di Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat, Kamis (17/4/2025). Selain digeledah, tempat...
Eks pemain sirkus Taman Safari

Heboh Dugaan Eksploitasi Eks Pemain Sirkus Taman Safari, Wamen HAM akan Usut Tuntas!

harapanrakyat.com,- Kasus dugaan eksploitasi terhadap mantan pemain sirkus kini tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Para eks pemain sirkus mulai angkat suara dan membagikan...
Olah TKP Penemuan Mayat Wanita di Indekos Ciamis, Polisi Temukan Barang Bukti

Olah TKP Penemuan Mayat Wanita di Indekos Ciamis, Polisi Temukan Barang Bukti

harapanrakyat.com,- Tim Inafis Polres Ciamis melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) penemuan mayat wanita di indekos Ciamis, Jawa Barat, Jumat (18/4/2025). Untuk diketahui, lokasi penemuan...