Kamis, April 24, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Kerusuhan Tambakmerang di Wonogiri 1934, Rakyat Kecil Mencari Ratu Adil

Sejarah Kerusuhan Tambakmerang di Wonogiri 1934, Rakyat Kecil Mencari Ratu Adil

Pada hari Jum’at, 12 Oktober 1934 surat kabar Sinar Pasoendan bertajuk, “Kariboetan di Wonogiri: Rakjat contra bestuur djeung politie”, mengabarkan  terjadinya kerusuhan Tambakmerang yang timbul dari gerakan Messianistis (kepercayaan pada Ratu Adil) di Kecamatan Girimarta, distrik Djatisrono, Wonogiri Jawa Tengah.

Kerusuhan tersebut tersiar ke berbagai daerah melalui surat kabar, sebagian surat kabar yang memberitakan kerusuhan ini mengatakan peristiwa tersebut dengan istilah kerusuhan Tambakmerang.

Penyebab kerusuhan adalah tewasnya tokoh Messianistis berpengaruh di Wonogiri Timur bernama Kiai Wirasendjaja akibat timah panas yang keluar dari mulut senapan tentara kolonial Belanda.

Ratusan pengikut Kiai Wirasendjaja mengamuk, mereka memberontak pada pemerintah kolonial. Kerusuhan tersebut menimbulkan korban jiwa dari dua belah pihak –pengikut Kiai Wirasendjaja dan opas kolonial yang berjaga.

Kiai Wirasendjaja dianggap sebagai tokoh penting dalam pergerakan kaum petani di daerah Wonogiri. Konon Kiai Wirasendjaja punya kesaktian yang tinggi, orang-orang disekitarnya menyebut Kiai Wirasendjaja dengan istilah Kiai Kesakten.

Baca Juga: Kisah Tentara Belanda Culik Kuli di Garut Tahun 1949

Sejarah Kerusuhan Tambakmerang Berawal dari Penangkapan Kiai Wirasendjaja

Penangkapan disertai pembunuhan pada Kiai Wirasendjaja jadi sekam dalam jerami yang memicu kerusuhan Tambakmerang di Wonogiri tahun 1934.

Pemerintah kolonial kewalahan memadamkan kerusuhan tersebut massa yang didominasi oleh para petani. Konon penangkapan Kiai Wirasendjaja dilatarbelakangi oleh peranannya yang beresiko mengganggu stabilitas birokrasi kolonial karena pengikutnya banyak.

Oleh sebab itu pemerintah kolonial menangkap dan mengeksekusinya diam-diam. Namun beberapa pengikutnya mengetahui proses hukuman mati Kiai Wirasendjaja dan melaporkan ke khalayak umum. Kerusuhan pun pecah di Djatisrono Wonogiri.

Selama hidupnya Kiai Wirasendjaja kerap mengkritik kebijakan pemerintah kolonial. Terutama soal pajak petani yang kala itu terasa menekan kelompok tersebut. Kiai Wirasendjaja selalu memperjuangkan hak-hak rakyat kecil di pedesaan Wonogiri.

Gerakan Kiai Wirasendja semain dianggap bahaya tatkala Detachement Commandant Veld Politie yang dipimpin oleh Tuan Bimmelman menemukan ada aliran dana sebanyak F. 475 untuk gerakan Tambakmerang.

Setelah diusut dana itu merupakan uang dari para petani yang mendukung gerakan Tambakmerang. Dengan kata lain kerusuhan Tambakmerang di Wonogiri telah direncanakan sebelumnya, namun baru meletus ketika sang pemimpinnya dieksekusi mati.

Baca Juga: Perang Rakyat Pekanbaru: Pejuang Menang, Belanda Terusir

Sejarah Kerusuhan Tambakmerang, Gerakan Rakyat Kecil Mencari Ratu Adil

Menurut Sartono Kartodirdjo dalam tulisan R. K. Toha Sarumpaet berjudul, “Krisis Budaya: Oasis Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UI” (2016), kerusuhan Tambakmerang merupakan peristiwa sejarah yang lahir dari rakyat kecil mencari kebenaran Ratu Adil.

Sartono menyebut Ratu Adil dengan sebutan Messianistis. Adapun yang dimaksud Ratu Adil dalam gerakan tersebut tidak lain adalah Kiai Wirasendjaja. Ia dipercaya memiliki kesaktian yang berasal dari wahyu Tuhan.

Rakyat kecil yang saat itu identik dengan petani memiliki harapan besar pada Kiai Wirasendjaja. Mereka percaya jika Kiai Wirasendjaja bisa membebaskan belenggu kesulitan terutama mengeluarkan mereka dari kemiskinan dan keterjajahan.

Kiai Wirasendjaja merupakan orang yang punya Kesakten, tak sembarang manusia bisa menyerupai keahliannya. Konon ia kebal peluru dan sabetan benda tajam, namun mitos itu terpecahkan ketika tentara kolonial berhasil membunuhnya hanya dengan timah panas yang menembus dadanya.

Kendati demikian para pengikut gerakan Tambakmerang masih percaya pada posisi Kiai Wirasendjaja sebagai Ratu Adil. Mereka rela korban jiwa demi membela kemenangan pengikut Kiai Wirasendaja.

Perang antara petani dan pemerintah kolonial akibat tewasnya sang Ratu Adil menggegerkan penduduk di berbagai daerah. Karena kerusuhan ini banyak pula gerakan lain yang semakin berani menonjolkan perlawanannya pada Belanda.

Baca Juga: Strategi Putus Jembatan, Taktik Perang Ambarawa Taklukan Belanda

Bupati Wonogiri Memadamkan Api Kerusuhan Tambakmerang

Kerusuhan yang melibatkan ratusan pengikut Kiai Wirasendjaja mendadak berhenti ketika Bupati Wonogiri, R. M. T. Hardjowiratmo turun tangan.

Regent yang berasal dari keluarga ningrat Kasunanan ini mencabut keris pusakanya untuk memadamkan api pemberontakan Tambakmerang.

Konon keris sang Bupati terkenal sakti. Terlepas dari itu kerusuhan berhenti akibat keris merupakan pusaka tertinggi Jawa yang menyimbolkan adi luhung kehidupan.

Oleh sebab itu ketika keris pemangku jabatan tertinggi di daerah itu sudah keluar dari sangkarnya, berarti rakyatnya harus memberhentikan seluruh kegiatan yang beresiko mencederai sesama manusia. Keris Bupati Hardjo jadi simbol perdamaian.

Adapun peristiwa R. M. T. Hardjowiratmo melerai kerusuhan Tambakmerang tergambar dalam kutipan suratkabar Sinar Pasoendan (1934) sebagai berikut:

“tjoema oentoek sekedar menjadi boenga rampai, adalah optreden regent Wonogiri R. M. T. Hardjowiratmo, waktoe mengetahoei pemberontak soedah moelai riboet, pantjakara dengan politie beliau menghoenoeskan kerisnja kabarnja “Kyai Gringsing” jg itoe waktoe dipakai. Beliau itoe tampil ke moeka dengen menjoeroh orang2 itoe soepaja memberhentikan perboeatannja, karena kalau tidak….”

“Sekian ratoes itoe, lantas lari salang toendjang. Takut karena perintah regent itoe” . (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

pengembangan UMKM

DPRD Jawa Barat Soroti Persoalan Pengembangan UMKM, Ini yang Perlu Jadi Perhatian Pemerintah!

harapanrakyat.com – Problematika pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jawa Barat, masih menjadi perhatian serius pemerintah. Dengan demikian, keberadaan pelaku UMKM tidak...
Rekapitulasi suara hasil PSU Kabupaten Tasikmalaya

Hasil Rapat Pleno PSU Kabupaten Tasikmalaya, Cecep-Asep Menang Telak 52,45 Persen

harapanrakyat.com,- Rapat pleno rekapitulasi hasil Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kabupaten Tasikmalaya yang dilaksanakan di Gedung Dakwah Islam, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat...
Disnaker Ciamis Buka Pelayanan AK 1 di Gelaran Pepatah Manis, Diserbu Pencari Kerja

Disnaker Ciamis Buka Pelayanan AK 1 di Gelaran Pepatah Manis, Diserbu Pencari Kerja

harapanrakyat.com,- Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Ciamis, Jawa Barat, membuka pelayanan pembuatan kartu pencari kerja atau AK 1 dalam kegiatan Pepatah Manis (Pelayanan Terpadu Pemerintah...
Mengenal DeepSeek Telegram Bot, Chatbot AI Buatan China yang Kalahkan AS

Mengenal DeepSeek Telegram Bot, Chatbot AI Buatan China yang Kalahkan AS

DeepSeek Telegram Bot merupakan repository yang menyediakan bot Telegram. Chatbot ini dibuat dengan bahasa pemrograman (Golang) yang telah terintegrasi dengan DeepSeek API. DeepSeek API...
ekonomi kerakyatan

Dongkrak Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat, Saeful Bachri: Perlu Ada Program Ekonomi Kerakyatan

harapanrakyat.com – Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat, Saeful Bachri menekankan pentingnya pemerintah mengembangkan ekonomi kerakyatan. Diharapkan, dengan berbagai upaya pemerintah mengembangkan sektor ekonomi...
Nubia Red Magic 10 Air Resmi Meluncur, Gaming Phone dengan Bodi Paling Tipis

Nubia Red Magic 10 Air Resmi Meluncur, Gaming Phone dengan Bodi Paling Tipis

Nubia Red Magic 10 Air resmi rilis dan sangat cocok untuk para pecinta gaming. HP Nubia ini diyakini sebagai smartphone gaming yang memiliki bodi paling...