Koran Kedaulatan Rakyat yang terbit pada tanggal 27 Desember 1945 bertajuk, “Pertjobaan Pemboenoehan jang Gagal atas P. M. Sjahrir”, menuturkan kisah Perdana Menteri Sjahrir lolos dari teror dan upaya pembunuhan oleh tentara Belanda di Jakarta.
Konon Sjahrir sudah terkepung dan tak bisa bergerak melarikan diri dari kejaran beberapa orang serdadu Belanda. Namun berkat pertolongan Tuhan, Sjahrir bisa lolos alias selamat dari rencana penembakannya karena senpi musuh macet tak berfungsi.
Setelah kejadian itu Sjahrir mendapatkan pengawalan ketat dari tentara Internasional yang memegang netralitas peperangan. Mereka adalah tentara Inggris atau biasa kita kenal dengan tentara Sekutu.
Baca Juga: Pesanggrahan Menumbing dan Wisma Ranggam, Saksi Bisu Sejarah Indonesia
Namun pada seiring dengan perkembangan waktu tentara Sekutu tetap berpihak pada Belanda. Mereka memanfaatkan kepercayaan pemerintah republik untuk memperoleh perhatian rakyat –bahwa mereka benar-benar netral.
Menurut tentara Sekutu yang mengintrogasi pelaku upaya pembunuhan Sjahrir di Jakarta, ada beberapa penyebab ia menjadi sasaran mereka. Salah satu diantaranya karena ingin membalaskan dendam akibat gerakan politik Sjahrir kala itu yang anti kolonial.
Perdana Menteri Sjahrir Selamat: Tembakan Musuh Macet
Kejadian upaya pembunuhan Perdana Menteri Sjahrir oleh tentara Belanda di Jakarta terjadi pada hari Rabu, 26 Desember 1945. Peristiwa ini terjadi di Jalan Menteng, Jakarta Pusat, kala itu mobil Sjahrir –tanpa pengawalan dihadang segerombolan tentara Belanda.
Mereka menembaki mobil Sjahrir dari jarak 2 meter. Karena desingan peluru yang kencang, sang supir spontan memberhentikan mobil secara mendadak. Serdadu Belanda memaksa Sjahrir turun dari mobil dan mengangkat tangan.
Sjahrir turun dari mobil namun tidak mengiyakan perintah mengangkat tangan. Pemandangan ini tegang karena beberapa diantara serdadu tersebut ada yang geram melihat kelakuan Sjahrir tidak menurut.
Akibatnya mereka melepaskan tembakan lagi kearah mobil Sjahrir dan ke udara. Sjahrir sama sekali tak ciut, nyalinya sangat kuat dan semakin membuat marah tentara tersebut. Pada puncaknya ada satu serdadu yang mengarahkan pucuk senpi ke arah dada Sjahrir.
Baca Juga: Studiefonds Praja Mangkunegaran, Beasiswa Pendidikan Feodal yang Salah Sasaran
Semua panik, termasuk sang sopir sudah pasrah apabila hal yang tak mereka inginkan akan terjadi (Sjahrir Mati). Namun karena pertolongan Tuhan yang Maha Besar, Sjahrir selamat dari kokangan maut serdadu Belanda.
Pasalnya senpi yang akan digunakan membunuh Sjahrir macet. Tiba-tiba tak bisa berfungsi, entah apa penyebab pastinya yang jelas tak lama setelah itu pasukan tentara Inggris datang dan menangkap serdadu Belanda tersebut serta membawanya ke markas serikat.
Menghancurkan Bagian Depan Mobil Perdana Menteri Sjahrir
Menurut penuturan saksi mata yang melihat peristiwa penembakan itu dari dekat (sopir P. M. Sjahrir), mobil yang Sjahrir tumpangi mengalami kehancuran parah di bagian depan. Bolong-bolong akibat tertembus peluru para serdadu gelap Belanda.
Konon sebelum Sjahrir turun dari mobil para tentara Belanda menyerang bagian depan mobil yang ia tumpangi.
Sang sopir mengalami trauma yang cukup serius atas kejadian ini. Namun ia sadar bahwa dirinya bagian dari manusia revolusi harus berjuang mempertahankan kedaulatan RI.
Kehancuran mobil Sjahrir akibat tertembus peluru itu merupakan bukti nyata nyali seorang Perdana Menteri zaman revolusi. Tak sedikitpun rasa gentar yang ia alami dari peristiwa ini. Sjahrir justru menantang mereka dengan tidak mengisyaratkan kekalahan –tidak mengangkat tangan.
Nyali Perdana Menteri Sjahrir ini nampaknya hasil pendidikan yang keras di zaman Jepang. Sjahrir adalah pemimpin kelompok pemuda yang anti fasisme. Ia mendirikan barisan Pemoeda Sosialis Indonesia (Pesindo) yang kebanyakan berlatih politik dan militer.
Akibat peristiwa upaya pembunuhan Perdana Menteri Sjahrir membuat pata laskar dan tentara republik di Ibu Kota semakin serius memperhatikan kegiatannya.
Mereka sempat naik pitam dan ingin membalas perbuatan yang sama pada pejabat tinggi Belanda, namun Sjahrir cegah supaya tidak menimbulkan persoalan yang panjang.
Motif Sakit Hati dan Balas Dendam
Menindaklanjuti beberapa hal yang menyebabkan serdadu Belanda bisa menyerang Sjahrir, wartawan Kedaulatan Rakyat mengklaim motif pelaku percobaan pembunuhan Sjahrir disebabkan oleh gerakan sakit hati dan balas dendam.
Baca Juga: Sejarah Motor Jatayu, Harley Davidson Buatan Indonesia
Sebagian besar serdadu Belanda tidak suka dengan tokoh-tokoh republik yang beraliran sosialis. Sjahrir adalah salah satu di antara tokoh republik yang berideologi sosialis. Selain itu Sjahrir juga sering mengadakan vergadering (rapat akbar) menghasut massa menyerang pemerintah kolonial.
Ia kerap berpidato di depan masyarakat sipil tentang pentingnya kemerdekaan. Sjahrir yang juga pernah hidup di Belanda menceritakan pengalamannya bahwa sebenarnya Belanda itu negara yang kecil.
Perbandingannya kalah besar dengan luas wilayah bangsa kita. Hal ini membuat rakyat semakin optimis melawan Belanda.
Maka dari itu orang-orang Belanda membenci Sjahrir, sebagian dari mereka ada yang ingin membalaskan dendam dan mencoba membunuhnya.
Peristiwa ini adalah kejadian yang kesekian kalinya dari ulah Belanda berencana menghabisi nyawa tokoh republik namun selalu mengalami kegagalan yang sama. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)