Rabu, April 2, 2025
BerandaBerita TerbaruProfil Fidel Castro, Pemimpin Komunis Kuba yang Anti Amerika Serikat

Profil Fidel Castro, Pemimpin Komunis Kuba yang Anti Amerika Serikat

Profil Fidel Castro adalah orang yang berpengaruh dalam revolusi komunis di Kuba. Sepak terjangnya sebagai pemimpin Kuba menjadikan ia sebagai salah satu tokoh yang paling disoroti oleh Amerika Serikat.

Kehadiran Fidel Castro menjadi salah satu ancaman bagi Amerika Serikat yang saat itu sedang mengalami Perang Dingin dengan Uni Soviet.

Bantuan demi bantuan terus didapatkan oleh Fidel Castro untuk menentang dominasi Amerika Serikat terutama di kawasan Amerika Latin.

Baca Juga: Sejarah Bubarnya Marxisme di China, Akhir Idelogi Komunis

Untuk mencegah dominasi tersebut, Kuba meminta dukungan dan bantuan dari Uni Soviet yang juga berkonflik dengan Amerika Serikat.

Tulisan ini akan mengulas tentang profil Fidel Castro, pemimpin Komunis Kuba yang anti Amerika Serikat.

Inilah Profil Fidel Castro

Fidel Castro memiliki nama lengkap Fidel Alejandro Castro Ruz. Ia lahir tepat pada 13 Agustus 1926 di Biran, Oriente.

Ayahnya bernama Angel Castro y Argiz dan ibunya bernama Lina Ruz Gonzales. Fidel sendiri memiliki 6 saudara yang hidup bersamanya.

Kutipan tersebut dapat ditemukan dalam buku karya, Wahyu Budi Nugroho, “Riwayat Pemberontakan El Comandante Fidel Castro” (2017).

Persinggungannya dengan pemikiran anti-imperialisme mulai terjadi ketika ia berkuliah di Universitas Havana. Dari kampus inilah karirnya dalam menekuni dunia politik mulai terlibat. Ia bahkan sempat terlibat dalam dunia politik kampus.

Tepat pada tahun 1946 Fidel Castro pernah menyampaikan kritikan terhadap Presiden Grau. Tindakan itu dilakukannya dengan cara menyampaikan pidato di depan umum.

Pada tahun 1947 ia memutuskan untuk bergabung bersama Partai Rakyat Kuba yang bernama Partindo Ortodox. Pendirinya adalah seorang politikus veteran Eduardo Chibas.

Sejak masuk partai politik asuhan dari Chibas inilah ketajaman Fidel Castro dalam kancah perpolitikan semakin terasah.

Meskipun, ia sering mendapatkan intimidasi dari lawan-lawan politik Chibas, namun hal tersebut tidak membuat Fidel Castro menjadi gentar.

Partai politik yang didirikan oleh Chibas ini memang aktif dalam membongkar berbagai kasus korupsi dan menuntut adanya reformasi.

Sejak saat itulah Fidel Castro mulai menjalani hari dengan berbagai intimidasi dan ancaman pembunuhan.

Terlibat dalam Revolusi Kuba

Revolusi Kuba adalah salah satu revolusi yang terjadi di Amerika Selatan, tepatnya di Kuba. Revolusi yang terjadi di Kuba ini dipimpin oleh Fidel Castro melawan Pemerintahan Batista.

Pada saat itu Pemerintahan Batista sangat erat kaitannya dengan kepentingan politik yang dibawa oleh Amerika Serikat.

Revolusi Kuba ini pertama kali terjadi pada 26 Juli 1963. Pada waktu itu konflik bermula dari aksi penyerangan kelompok pemberontak yang terdiri dari 160 orang ke Barak Moncada di Santiago de Cuba.

Konflik tersebut terdiri dari para pelajar, mahasiswa, buruh, pengusaha, termasuk Fidel Castro dan saudaranya yang bernama Raul Castro.

Pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan dan memakan korban sekitar 60 orang dari kubu pemberontak. Sementara bagi mereka yang selamat dijebloskan di dalam penjara, termasuk Fidel Castro. Ia divonis selama 15 tahun penjara di Islan de Pinos.

Baca Juga: Bushido, Budaya Samurai yang Mendukung Modernisasi Jepang

Saat masa penahan ia membuat sebuah gagasan yang bernama, “Lima Ketetapan Revolusioner” yang ia sampaikan kepada para pejuang Moncada.

Mendapat Amnesti

Pada tahun 1955, Fidel Castro bersama dengan tahanan politik lainnya mendapatkan amnesti dari Pemerintahan Batista.

Sejak dibebaskan dari penjara Fidel Castro bersama dengan saudaranya Raul Castro mengungsi ke Meksiko. Di sinilah ia bertemu dengan teman seperjuangannya yang bernama dr. Che Guevara yang berasal dari Argentina.

Menurut  Nick Caistor dalam, “Fidel Castro” (2013), Guevara adalah salah satu orang yang disarankan Raul agar Fidel temui. Mereka berkenalan di apartemen milik seorang wanita Kuba yang baik hati, Maria Antonia Gonzales, dan teman hidupnya yang seorang petinju Meksiko, kedua pria tersebut melanjutkan perbincangan mereka di sebuah restoran.

Pada tahun 1956 Fidel Castro kembali lagi ke Kuba bersama dengan Guevara untuk memulai kembali perlawanan terhadap Pemerintahan Batista.

Pemberontakan besar terjadi lagi pada tahun 1958 dengan kelompok pertama yang dipimpin oleh Fidel Castro dan kelompok kedua yang dipimpin oleh Che Guevara.

Peristiwa ini memang terjadi secara besar-besaran yang mengakibatkan berbagai aksi pemogokan di Kuba. Selain, kelompok Komunis di bawah pimpinan Juan Marinello turut mendukung aksi pemberontakan ini.

Setelah melalui beberapa waktu aksi pemberontakan oleh Fidel Castro ini mendapatkan kemenangan. Terbukti pada 1 Januari 1959 Pemerintahan Batista tumbang dan digantikan oleh Fidel Castro.

Anti Amerika Serikat

Setelah naik ke tampuk kepemimpinan di Kuba, resmilah Fidel Castro menjadi pemimpin yang berpengaruh di Amerika Selatan.

Ia menjadi Perdana Menteri Kuba dan dilantik pada 16 Februari 1959. Dilantiknya Fidel Castro ini menjadi awal dari sikap Kuba yang anti terhadap Amerika Serikat. Berbagai kebijakan dikeluarkan untuk menekan perusahaan-perusahaan Amerika.

Selain itu, Kuba juga memiliki kecenderungan berpihak pada Uni Soviet. Padahal waktu itu dunia sedang dihadapkan pada konflik antara Uni Soviet dan Amerika Serikat yang disebut “Perang Dingin”.

Baca Juga: Sejarah Pembunuhan Sadis di Amerika Serikat, Krismon Jadi Penyebabnya

Konflik lain yang membuat Amerika Serikat dan Kuba semakin memanas ketika terjadi Konflik Teluk Babi.

Menurut Imam Hidayah Usman, dalam “Fidel Castro Melawan” (2006), Invasi Teluk Babi adalah penyerangan yang dilakukan oleh para imigran yang berasal dari Kuba yang didukung sepenuhnya oleh CIA.

Setelah konflik ini terjadi, tidak ada alasan lagi bagi Fidel Castro untuk tidak berpihak sepenuhnya terhadap Uni Soviet.

Terbukti hal ini terjadi setelah Uni Soviet menempatkan rudal nuklirnya di sepanjang pesisir pantai Florida.

Konflik Amerika Serikat dan Kuba ini mulai menurun setelah Uni Soviet runtuh pada tahun 1991. Meskipun waktu itu Kuba masih dipimpin Fidel Castro, namun tidak bisa dipungkiri bahwa tanpa dukungan Uni Soviet pengaruh profil Fidel Castro semakin berkurang. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Jalan Raya Banjar-Pangandaran terpantau ramai lancar

Dipadati Wisatawan, Jalan Raya Banjar-Pangandaran Ramai Lancar 

harapanrakyat.com,- Memasuki H+2 lebaran Idul Fitri arus lalu lintas kendaraan yang melintas di Jalan Raya Banjar-Pangandaran, Jawa Barat tepatnya di kawasan Posko Mudik Lebaran...
Kunjungan wisata ke Pangandaran

Gempa Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata ke Pangandaran

harapanrakyat.com - Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 4.1 yang mengguncang Pangandaran, Jawa Barat pada Rabu (2/4/2025), tidak berdampak pada kunjungan wisata. Titik Gempa ini berada di  90...
Ternyata Ini Penyebab Mobil Pemudik Tiba-Tiba Terbakar di Kota Banjar

Ternyata Ini Penyebab Mobil Pemudik Tiba-Tiba Terbakar di Kota Banjar

harapanrakyat.com,- Sebuah mobil merek Timor dengan nomor polisi D 1596 OS milik Hendrawan, pemudik asal Tasikmalaya tiba-tiba terbakar di Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu...
dua wisatawan hilang terseret arus Pantai Pangandaran

Dua Wisatawan Hilang Terseret Arus Pantai Pangandaran

harapanrakyat.com - Dua wisatawan dinyatakan hilang terseret arus Pantai Pangandaran, dalam dua hari terakhir. Menurut Kasatpolairud Polres Pangandaran Iptu Anang Tri Sodikin korban pertama...
Hari Ketiga Lebaran, Jalur Selatan Garut Semakin Padat

Hari Ketiga Lebaran, Jalur Selatan Garut Semakin Padat

harapanrakyat.com,- Jalur selatan Garut, Jawa Barat, semakin padat pada Rabu (2/4/2025) siang atau lebaran hari ketiga. Kemacetan didominasi oleh kendaraan roda 2 yang hendak...
Libur Lebaran, Ribuan Warga Padati Pantai Sindangkerta Tasikmalaya

Libur Lebaran, Ribuan Warga Padati Pantai Sindangkerta Tasikmalaya

harapanrakyat.com,- Memasuki libur lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah, ribuan warga berlibur di Pantai Sindangkerta, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (2/4/2025). Mereka memenuhi Pantai...