Kain tenun Gringsing menjadi produk milik Desa Wisata Bali. Tenun Gringsing rencananya akan digunakan sebagai cinderamata berupa kain. Hal ini telah diungkapkan jika produk ekonomi kreatif khas dari Desa wisata Tenganan Pegringsingan, Karangasem, Bali ini tampak menarik.
Bahkan tenun Gringsing juga berperan sebagai oleh-oleh peserta Konferensi Tingkat Tinggi G20 2022 kemarin. Sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, kain tenun ini pantas sebagai cinderamata.
Baca Juga: Model Baju Tenun Kombinasi Brokat Trend Fashion Kekinian
Mengenal Kain Tenun Gringsing Milik Indonesia
Tenun Gringsing adalah jenis kain tradisional yang berasal dari Bali, Indonesia. Kain ini terkenal dengan desain yang kompleks dan warna-warna yang indah. Biasanya dibuat dengan menenun benang-benang sutera dan perak.
Gringsing adalah salah satu jenis tenunan Bali yang paling unik dan berharga. Biasanya berperan sebagai bahan pakaian adat atau untuk keperluan hiasan rumah.
Tenun khas Bali ini sangat terhormat dan terpuji karena teknik tenun yang memakan waktu lama dan keterampilan yang sangat baik dari para pengrajin yang membuatnya.
Tenun Gringsing juga banyak masyarakat gunakan sebagai cinderamata dalam upaya memperkenalkan dan mempromosikan warisan budaya khas Indonesia.
Menariknya lagi, dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf / Baparekraf) juga ikut serta berupaya menobatkan kain tersebut sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.
Baca Juga: Kain Tenun Sengkang Jadi Trending Gegara Masuk Program TV
Makna Motif Tenun Gringsing
Kain tenun Gringsing memiliki nilai dalam setiap warna dan motif yang ada. Setiap warna dan motif pada kain tersebut melambangkan keseimbangan antar manusia, manusia dengan alam, serta manusia dengan Tuhan.
Kain Gringsing memiliki arti “tidak sakit” atau penolak bala mengusir penyakit. Kain tenun khas Bali ini memiliki makna sebagai pelindung. Sehingga kain ini banyak masyarakat manfaatkan untuk berbagai upacara pernikahan atau keagamaan lainnya.
Ada banyak motif pada tenun Gringsing. Mulai dari motif sanan empeg, cecempakaan, dan kotak paleng merah hitam. Selain itu, ada juga motif cemplong dan tokoh pewayangan.
Pembuatan Tenun Gringsing
Cara pembuatan kain tenun Gringsing sebenarnya cukup sulit. Pembuatannya juga membutuhkan waktu cukup lama kurang lebih hingga 2 bulan.
Sedangkan untuk kain tenun dengan motif ikat ganda bisa memakan waktu lebih lama, bisa 2-5 tahun. Tenun Gringsing pembuatannya secara manual yaitu menggunakan tangan 100%.
Selain itu, proses pewarnaan menggunakan warna yang dihasilkan dari minyak kemiri. Sehingga lebih pekat dan tahan lama. Proses pewarnaan tenun Gringsing berulang untuk memperoleh hasil sempurna.
Baca Juga: Kain Lurik Prasojo Warisan Budaya Indonesia, Ini Filosofinya
Proses pewarnaan yang cukup lama ini juga dilakukan untuk menjaga dan melindungi keaslian hingga nilai ritual kain tenun itu sendiri. Tidak sedikit jika sebagian besar orang ingin memilikinya.
Pembuatan dan pewarnaan kain tenun mempengaruhi hasilnya. Begitu pula dengan kain tenun Gringsing yang menawarkan berbagai keunikan dari warna hingga motifnya. Hal ini membuktikan jika kain tenun asal Bali cocok menjadi warisan budaya milik Indonesia. (R10/HR-Online)