Selasa, Februari 11, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Ndoro Bakulan, Raja Pedagang di Jawa Tengah Abad 17

Sejarah Ndoro Bakulan, Raja Pedagang di Jawa Tengah Abad 17

Sejarah Ndoro Bakulan, istilah untuk menyebut Raja Pedagang di Jawa Tengah pada abad ke-17. Sejarah Indonesia mencatat, para kawula (rakyat biasa) mengenal Ndoro Bakulan sebagai sosok pemimpin kerajaan yang selain piawai mengatur kebirokrasian tetapi juga punya keahlian dalam berniaga.

Akan tetapi sebagian penduduk merasa dirugikan oleh keterampilan berdagang mereka. Sebab para Ndoro Bakulan memonopoli perdagangan untuk menciptakan kekuasaan.

Ndoro Bakulan tidak mencari keuntungan yang lebih dari bisnis tersebut. Mereka hanya ingin menunjukkan jika profesi berdagang hanya layak dilakukan oleh kaum aristokrat.

Para kawula tidak bisa menjalankan profesi ini. Mereka hanya bisa mengisi profesi menjadi petani, buruh, dan budak untuk kepentingan Keraton.

Baca Juga: Sejarah Mataram, Kerajaan Agraris Pemasok Padi Terbesar di Nusantara

Rakyat biasa juga dipaksa menurut pada tradisi yang menderita karena tak bebas untuk berprofesi.

Menurut ahli sejarah Ong Hok Ham, kehadiran Ndoro Bakulan pada abad ke-17 di Jawa Tengah bertujuan untuk menciptakan mental penduduk yang terjajah.

Manfaatnya jelas, selain menurut dan terbiasa melayani raja atas nama keikhlasan, pembentukan mental terjajah ini juga bisa membuat masa kepemimpinan Raja semakin lama dan langgeng. Intinya ada intrik politik berbau legitimasi yang busuk.

Sejarah Ndoro Bakulan Lahir dari Tradisi Kerajaan Pesisir (Maritim)

Menurut catatan J. C. Van Leur dalam buku berjudul “Indonesian Trade and Society” (1955), ahli sejarah asal Belanda bernama Schrieke memiliki sebutan khusus untuk golongan Ndoro Bakulan dengan mengutip bahasa Nederland yakni “Havenvorsten”.

Ia juga mengatakan jika Havenvorsten (Raja Pedagang) ini biasanya terlahir dari kalangan priyayi aristokrat Jawa yang ada di kerajaan pesisir (maritim).

Pembentukan golongan Raja Pedagang bertujuan mendorong hidupnya kekuasaan Raja yang abadi. Tidak bisa diganti apalagi dijatuhkan oleh pemberontakan (kudeta).

Raja Pedagang berhasil menciptakan semua itu akibat dari kepiawaiannya memonopoli ekonomi rakyat agar terhindar dari profesi sebagai pedagang.

Ya, orang Jawa Tengah pada abad ke-17 dilarang menjadi pebisnis, sebab profesi ini hanya bisa dilakukan oleh para Havenvorsten. Mereka dipaksa jadi petani, buruh, dan budak. Tradisi ini terus berlanjut hingga abad ke-20 masehi.

Para Havenvorsten tidak mementingkan investasi modal dari pekerjaannya sebagai pedagang. Melainkan memaknai keuntungan hasil perdagangan tersebut sebagai alat memperlanggeng kekuasaan politik.

Baca Juga: Sejarah Malaka, Kerajaan Maritim yang Kaya Tanpa Hasil Produksi

Mereka mencapai monopoli guna memperkuat kedudukan politik legitimasi kekuasaan (menjadi Raja).

Hal ini yang membuat mereka tidak mementingkan keuntungan material, alhasil pendapatan tersebut mereka gunakan untuk berfoya-foya, sedangkan rakyat menderita kemiskinan dan kelaparan.

Sejarah Ndoro Bakulan, Raja Pedagang Hobi Berpesta Pora

Menurut B. J. O. Schrieke dalam buku sejarah berjudul, “Het Boek van Bonang” (1916), selama hidupnya, Ndoro Bakulan sangat konsumtif dengan penghamburan uang untuk mengadakan pesta pora di kraton.

Mereka hobi mengundang teman-teman sepangkatnya datang ke keraton, makan mewah, minum anggur, dan berjoget bersama merayakan kekuasaan.

Sedangkan rakyatnya kelaparan dan merengek-rengek kesakitan karena keadaan perut yang membusung.

Tentu ini fenomena yang kontradiksi, Schrieke melihat pemandangan tersebut sebagai kerakusan aristokrat Jawa yang tak terkontrol.

Selain menggelar pesta, uang dari hasil monopoli perdagangan itu mereka buat untuk membangun kehidupan keraton yang mewah.

Tak jarang kehidupan mewah itu berbarengan dengan kebudayaan sehari-hari para raja yang melambangkan kekerasan dan keserakahan. Mereka berburu seperti kebanyakan penguasa feodal agraria lainnya.

Sedangkan menurut Ong Hok Ham, Ndoro Bakulan merupakan golongan elit Jawa pesisir yang terlalu banyak mengeluarkan uang untuk berfoya-foya (konsumtif).

Mereka berperilaku serakah demi melanggengkan status sosialnya sebagai raja yang “serba memiliki, apapun itu”.

Selain itu, perilaku konsumtif semacam ini juga berpengaruh pada anggapan rakyat tentang sosok raja yang mewakili sikap dewa (pandita) itu menjadi negatif akibat terkontaminasi perilaku tersebut.

Baca Juga: Menu Makan Orang Jawa Abad 18: Takut Kutukan, Hindari Daging Merah

Ndoro Bakulan Bertentangan dengan Hukum Calvinisme

Masih menurut dewa sejarah Ong Hok Ham, biasanya figur aristokrat Jawa seperti Raja Pedagang (Ndoro Bakulan) identik dengan golongan yang mewakili kelompok Calvinisme dan kapitalisme, alias kelompok pemodal dari kalangan feodal.

Tetapi pada kenyataannya mereka jauh dari dugaan itu semua. Bahkan Ong sendiri tidak yakin para aristokrat Jawa paham konsep Calvinisme yang sudah ada jauh sebelum abad ke-17.

Namun anehnya para penguasa Jawa ini berlaga sebagai golongan pendukung Calvinisme. Mereka seolah mengajarkan nilai-nilai untuk memajukan kapitalisme, seperti mengimplementasikan adiluhung budaya Jawa dengan meninggikan sopan-santun di atas perbuatan apapun.

Ndoro Bakulan menjadi fakta sejarah yang menarik. Melalui fenomena tersebut, terlihat betapa bobroknya negeri ini apabila sistem feodal menguasai masyarakat.

Bukannya maju dan memberikan kesejahteraan sosial, yang ada justru membuat susah rakyatnya.

Nampaknya adagium si kaya makin kaya, dan si miskin makin miskin cocok untuk menggambarkan akibat negatif dari sistem pemerintahan yang feodal. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

pagar laut bekasi

DKP Jawa Barat Pastikan PT TRPN Bongkar Pagar Laut di Bekasi

harapanrakyat.com – Terbukti memasang pagar laut di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjatuhkan sanksi administratif kepada PT TPRN. Baca Juga :...
Macbook Pro M4 Inovasi Chip Terbaru dengan Performa Gahar

Macbook Pro M4 Inovasi Chip Terbaru dengan Performa Gahar

Perusahaan teknologi besar, Apple, meluncurkan Macbook Pro M4 dengan dukungan chipset canggih yang menawarkan performa gahar. Perangkat ini memiliki spesifikasi terbaik yang ideal bagi...
Dasa Aratula

Bertemu Dedi Mulyadi, Legislator PKB Titipkan Dasa Aratula untuk Jawa Barat

harapanrakyat.com,- Anggota DPRD Jabar Komisi V Maulana Yusuf Erwinsyah sampaikan Dasa Aratula kepada Gubernur terpilih Dedi Mulyadi guna mengurangi berbagai masalah yang ada di...
Ketakutan Refal Hady Terungkap Dalam Film Terbarunya

Ketakutan Refal Hady Terungkap dalam Film Terbarunya

Setelah Rahasia Ras, Sutradara Hanung Bramantyo kembali memperkenalkan film layar lebar terbarunya yang akan dibintangi oleh Refal Hady bertajuk Cinta Tak Pernah Tepat Waktu....
penyakit mulut dan kuku

Antisipasi Penularan Penyakit Mulut dan Kuku, Puluhan Ribu Hewan Ternak di Bandung Barat Jadi Sasaran Vaksinasi

harapanrakyat.com – Tahun ini, Pemkab Bandung Barat, Jawa Barat, bakal intens mengantisipasi penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sebanyak 26.229 hewan ternak di wilayah...
zebra lodaya 2025

Operasi Keselamatan Zebra Lodaya 2025, Polres Cimahi Akan Kedepankan Penindakan Persuasif

harapanrakyat.com – Menjelang Ramadan, Polres Cimahi, Jawa Barat, menggelar Operasi Keselamatan Zebra Lodaya 2025. Operasi lalu lintas tersebut mulai berlangsung 10 - 23 Februari...