Penelitian semut dapat mendeteksi kanker terbaru. Sebuah studi menemukan semut dapat mendeteksi penyakit kanker. Hal ini tentu menjadi salah satu penelitian yang sangat menakjubkan, mengingat kanker merupakan penyakit mematikan.
Ketika terkena kanker, maka harus segera ditangani. Penyakit ini bisa sangat mematikan jika penanganannya yang telat karena menyebar sangat cepat.
Dalam studi baru menyebut bahwa semut dapat peneliti latih untuk mendeteksi kanker. Semut tersebut mendeteksi keberadaan tumor kanker melalui urine penderitanya.
Baca Juga: Hewan Hasil Rekayasa Genetika yang Unik Hingga Menyeramkan
Penelitian Semut Dapat Mendeteksi Kanker dengan Tepat
Dalam studi terbaru ini, ditemukan fakta bahwa semut dapat mendeteksi keberadaan kanker pada tubuh manusia. Hal tersebut sangat mungkin apabila semut-semut tersebut mendapat pelatihan.
Pelatihan di sini adalah semut-semut akan mendeteksi urine manusia. Karena tidak memiliki hidung, maka semut akan menggunakan reseptor penciuman mereka.
Penelitian yang terbit di dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences pada tanggal 25 Januari lalu itu telah melatih hampir tiga lusin semut sutra dan menggunakan reseptor berbeda.
Deteksi Kanker Melalui Urine
Selama penelitian, para ilmuwan menggunakan reseptor semut dengan tugas yang berbeda-beda, termasuk menemukan tumor kanker. Para ilmuwan mencangkokkan irisan tumor payudara melalui sampel yang berasal dari manusia ke tikus di dalam laboratorium.
Setelah itu, mereka mengajari sekitar tiga puluh lima (35) semut untuk mengasosiasikan urine dari binatang pengerat yang memiliki kandungan tumor dengan gula.
Baca Juga: Penemuan Bakteri Penghasil Listrik, Ini Penjelasan dari Ilmuwan!
Para ahli penelitian menjelaskan bahwa setiap semut dapat belajar untuk membedakan mana tikus sehat dan juga tikus yang membawa tumor. Mereka dapat melakukan itu hanya dari tiga percobaan saja.
Hasil dari penelitian semut dapat mendeteksi kanker ini tentu saja sangat menakjubkan. Terlihat bahwa semut-semut tersebut menghabiskan 20% lebih banyak waktu di samping sampel urine yang mengandung tumor kanker daripada yang sehat.
Memanfaatkan Reseptor di Dalam Tubuh
Baptiste Piqueret, penulis utama dalam studi dan ekologi di Sorbonne Paris North University Prancis menjelaskan bahwa semut-semut lebih tertarik dengan sampel urine yang mengandung tumor kanker karena mereka hanya ingin memakan gula.
Di dalam sel tumor kanker terdapat kandungan senyawa organik yang mudah menguap. Peneliti kemudian menggunakan hal tersebut sebagai biomarker kanker.
Hewan seperti anjing dan sekarang semut dapat mendapat pelatihan agar bisa mendeteksi anomali melalui indra penciumannya. Karena tidak memiliki hidung, maka semut menggunakan reseptor penciuman yang ada pada antena mereka untuk menemukan tumor kanker.
Baca Juga: Hewan dengan Jam Tidur Paling Lama, Ada yang Sampai 20 Jam!
Para peneliti juga berpikir bahwa semut kemungkinan akan lebih unggul daripada anjing dan hewan lainnya yang memakan waktu lebih banyak untuk pelatihan.
Kemampuan semut ini menjadi hal yang cukup penting karena semakin dini kanker terdeteksi, maka pengobatannya akan semakin cepat dimulai. Pada akhirnya, persentase kesembuhan kanker juga akan semakin besar.
Selanjutnya para peneliti berharap bahwa penelitian semut dapat mendeteksi kanker ini memiliki potensi sebagai biodetektor kanker yang efisien dan murah. (R10/HR-Online)