Rabu, Februari 12, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Khitan Nabi Ibrahim, Menggunakan Kapak!

Sejarah Khitan Nabi Ibrahim, Menggunakan Kapak!

Sejarah khitan Nabi Ibrahim sangat menarik dan wajib kita simak. Nabi Ibrahim adalah orang yang mengawali sejarah khitan bagi umat muslim. Seperti yang kita tahu, khitan merupakan salah satu kewajiban bagi laki-laki dalam agama Islam.

Hingga sekarang pun, khitan sudah menjadi budaya atau kebiasaan yang dilakukan masyarakat. Secara bahasa, khitan berasal dari bahasa Arab yaitu Al-qath’u yang artinya memotong. Dalam istilah syariat, khitan berarti memotong kulit yang menutupi kepala kemaluan laki-laki.

Dari sisi kesehatan, khitan juga memiliki banyak sekali manfaat bagi laki-laki. Misalnya, membantu mengurangi risiko terjadinya penyakit seksual menular. Lalu mencegah terjadinya penyakit pada penis seperti nyeri pada kulup atau fimosis.

Kemudian, mengurangi risiko terjadinya penyakit infeksi saluran kemih. Mengurangi risiko kanker penis dan kanker serviks pada pasangan. Selain itu, khitan juga membuat kesehatan penis menjadi lebih terjaga.

Baca Juga: Sejarah Piagam Madinah, Konstitusi Negara Tertulis Pertama

Sejarah Khitan Nabi Ibrahim Pada Usia 80 Tahun

Khitan merupakan ajaran sejak Nabi Ibrahim As hingga Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan hadist dari Rasulullah, Nabi Ibrahim merupakan orang pertama yang melakukan khitan. Saat melakukan khitan, usia Nabi Ibrahim waktu itu telah menginjak 80 tahun di Qadum.

Imam Bukhari menerangkan bahwa Al-Qadum tanpa tasydid merupakan nama suatu tempat. Sekelompok ulama lainnya mengatakan bahwa orang yang meriwayatkan kata Qadum dengan takfif berarti nama tempat. Namun, ada pula yang menyebutkan dengan tasydid yang merupakan nama alat.

Alat tersebut yaitu kapak, kisahnya Nabi Ibrahim khitan menggunakan kapak. Saat ini cara tersebut tentunya terdengar cukup ekstrim, unik sekaligus menegangkan. Saat itu memang belum ada peralatan modern yang praktis untuk khitan.

Perintah sejarah khitan Nabi Ibrahim, juga bukan hanya untuknya saja. Namun, Allah juga memerintahkan Nabi Ibrahim untuk mengkhitan anaknya, para budak dan laki-laki lain. Perintah tersebut turun saat Nabi Ibrahim telah berusia 99 tahun sementara putranya Nabi Ismail berusia 13 tahun.

Sejak saat itulah Nabi Ibrahim mulai melaksanakan khitan dalam keluarganya. Kejadian ini pun kemudian juga menjadi asal mula khitan disyariatkan. Para ulama pun menjelaskan bahwa khitan hukumnya wajib bagi kaum laki-laki muslim.

Khitan adalah Fitrah

Khitan termasuk fitrah yang disebutkan dalam hadist shahih Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Hadist tersebut menyatakan setidaknya terdapat lima fitrah yang bisa dilakukan. Kelimanya yaitu khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku serta mencukur kumis.

Dalam Musnad Ahamd dari Ammar bin Yasir Radhiyallahu ‘anhu menyatakan ada beberapa fitrah lain. Fitrah tersebut yaitu berkumur-kumur, menghirup air dari hidung, mencukur kumis, siwak. Lalu memotong kuku, mencabut bulu ketiak, membersihkan lipatan pada badan, istihdad, bersuci dan khitan.

Baca Juga: Sejarah Perjanjian Aqabah Pertama dan Kedua

Menurut Ibnul Qayyim, fitrah sendiri terbagi menjadi dua macam. Pertama, fitrah yang berhubungan dengan hati dan ia adalah makrifat pada Allah. Kemudian, mencintai serta mendahulukan Allah SWT dari pada hal atau seseorang yang lainnya.

Sementara itu yang kedua, fitrah amaliah yang menyucikan ruh, membersihkan kalbu dan menyucikan badan. Kemudian yang menjadi pokok dalam fitrah badan yaitu khitan. Keduanya pun juga saling membantu dan saling menguatkan pula.

Orang yang Tidak Perlu Melaksanakan Khitan

Terlepas dari sejarah khitan Nabi Ibrahim, ada empat keadaan seseorang yang tidak perlu melaksanakan khitan. Pertama, yaitu seseorang yang lahir dalam kondisi sudah berkhitan sehingga ia tidak perlu khitan lagi. Kedua, orang yang tidak tahan menahan sakit ketika berkhitan sebab sakit atau sudah tua.

Hal tersebut karena takutnya ia mengalami kelemahan atau ketakutan yang berlanjut. Ketiga, yaitu seseorang yang baru masuk Islam ketika sudah memasuki usia dewasa. Kemudian ia pun takut bisa meninggal karena melaksanakan khitan.

Sementara itu yang keempat, yaitu orang yang sudah meninggal sedangkan ia belum khitan. Dalam kondisi tersebut seseorang yang telah meninggal tidak perlu khitan. Sebab syariatnya pelaksanaan khitan ketika seseorang masih hidup.

Baca Juga: Sejarah Perjanjian Hudaibiyah Antara Kaum Muslim dan Quraisy

Kesalahan dalam Pelaksanaan Khitan

Dalam pelaksanaan khitan ini juga terdapat beberapa kesalahan yang sebaiknya Anda hindari. Misalnya, yaitu menakut-nakuti anak yang akan khitan dengan cerita yang tidak benar. Lalu, kurang teliti dalam memilih dokter untuk melaksanakan khitan dan lain sebagainya.

Demikianlah pembahasan mengenai sejarah khitan Nabi Ibrahim. Semoga pembahasan ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita semua. (R10/HR-Online)

AC Mobil Hanya Keluar Angin Membuat Kabin Tidak Nyaman

AC Mobil Hanya Keluar Angin Membuat Kabin Tidak Nyaman

Perawatan mobil yang rutin sangat penting guna meminimalisir resiko kerusakan pada komponennya. Salah satu komponen pada mobil yang sering mengalami kerusakan adalah air conditioner...
Sejarah Karnaval Indonesia dari Zaman Dahulu hingga Modern

Sejarah Karnaval Indonesia dari Zaman Dahulu hingga Modern

Sebelum menjadi semeriah seperti sekarang, karnaval di Indonesia telah melalui perjalanan panjang sejak zaman dahulu hingga mencapai bentuknya saat ini. Umumnya, pelaksanaan karnaval ini...
Lenovo ThinkPad X9 Aura Edition Gunakan Layar OLED

Lenovo ThinkPad X9 Aura Edition Gunakan Layar OLED

Lenovo kembali mengguncang dunia teknologi dengan merilis ThinkPad X9 Aura pada ajang CES 2025. Laptop ini membawa perubahan signifikan dalam desain dan fitur. Hal...
Lolly Kembali Ke Keluarga, Nikita; Cari Korban yang Lain

Lolly Kembali Ke Keluarga, Nikita: Cari Korban yang Lain

Kini Lolly kembali ke keluarga dan Nikita sudah merasa bahwa ia telah memenangkan perseteruan. Nikita Mirzani memang akhirnya sudah berhasil menjauhkan putri sulungnya dengan...
Budidaya Bonsai Sancang dengan Tepat, Bisa Jadi Ide Bisnis

Budidaya Bonsai Sancang dengan Tepat, Bisa Jadi Ide Bisnis

Budidaya bonsai sancang patut Anda pertimbangkan. Hal ini mengingat tanaman bonsai masih menjadi favorit banyak orang. Banyak yang tertarik membudidayakannya, baik sebagai hobi maupun...
Memahami Konsep Pelepasan dan Penerimaan Elektron

Memahami Konsep Pelepasan dan Penerimaan Elektron

Pelepasan dan penerimaan elektron merupakan bagian dari reaksi redoks yang melibatkan transfer elektron. Dalam hal ini, istilah redoks berasal dari dua konsep penting, yakni...