Twitter blokir link ke Facebook apa alasannya? Pihak Twitter tidak lagi mengizinkan atau blokir link ke media sosial termasuk Facebook. Hal ini sangat berdampak pada seluruh pengguna Twitter.
Kini para pengguna aplikasi tidak akan bisa lagi melihat link media sosial lainnya. Pihak Twitter sendiri yang akan melakukan pengawasan penggunaan link aggregator seperti Link.boo dan Linktree.
Twitter juga tidak akan mengizinkan promosi gratis untuk platform media sosial tertentu dalam aplikasi.
Baca Juga: Tagar RIP Twitter Trending, Benarkah Aplikasi Elon Musk Bakal Tutup?
Kebijakan Baru, Twitter Blokir Link ke Facebook
Hampir semua pengguna media sosial tahu yang namanya aplikasi Twitter. Aplikasi kirim pesan ini lebih privasi daripada aplikasi yang lainnya.
Saat warganet membanjiri Twitter dengan berbagai cuitan tentang final piala dunia 2022, perusahaan langsung memberikan kebijakan baru.
Akibatnya Twitter langsung mengeluarkan aturan jika penggunanya tidak akan bisa lagi membagikan tweet ke media sosial lain. Mulai dari Facebook, Instagram, atau aplikasi lainnya.
Apalagi tujuannya yaitu untuk mempromosikan konten pada platform tersebut. Karena alasan inilah mengapa perusahaan Twitter secara spontan memberikan kebijakan baru pada penggunanya.
Saat ini sudah tidak dapat lagi mencantumkan profil di berbagai media sosial lain di Twitter bio. Hal ini telah dimulai sejak tanggal 18 Desember 2022.
Selain itu, pengguna Twitter juga tidak akan dapat mempromosikan tweet yang mengandung follower agar mengikuti mereka pada platform media sosial lain. Sehingga kini perusahan milik Elon Musk ini membatasi penggunaan agregat pihak ketiga.
Baca Juga: Cara Membuat Thread di Twitter Paling Mudah, Simak!
Melarang Promosi Gratis dari Media Sosial Lain
Baru-baru ini Twitter blokir link ke Facebook yang menjadi kebijakan baru. Dari kebijakan tersebut, perusahaan melarang promosi gratis dari media sosial pesaingnya.
Bahkan perusahaan juga akan langsung memblokir cuitan yang memuat link Facebook dan media sosial lainnya. Hal ini berdampak pada para pengguna Twitter.
Mereka tidak akan bisa lagi menggunakan bio untuk membuat profil pada media sosial lain, baik itu Facebook, Instagram, dan yang lainnya.
Bahkan Twitter juga memperingatkan untuk tidak menggunakan agregat pihak ketiga di platform. Twitter juga memberikan peringatan pada penggunanya untuk mencoba mengabaikan kebijakan baru tersebut.
Caranya dengan menggunakan teknis seperti penyelubungan URL atau metode kurang canggih. Sebab cara itu akan dianggap melanggar kebijakan.
Kebijakan pada Pelanggar
Mengingat kebijakan baru yang Twitter lakukan masih saja pengguna merasa kurang puas dengan hal tersebut. Sebenarnya perusahan menyadari jika platform media sosial lain memberikan Twitter pengalaman alternatif.
Bahkan memberikan kemungkinan penggunanya dapat memposting konten ke Twitter dari platform tersebut. Secara umum, semua postingan jenis cross-posting ke platform Twitter tidak melanggar kebijakan yang dibuat termasuk dari situs terlarang sekalipun.
Saat ada pelanggar kebijakan baru dapat dikunci secara sementara. Hal ini berlaku pada pelanggar pertama.
Namun perusahaan juga akan menghapus tweet yang menyangkut kompetitor. Melakukan penegasan bahwa setiap pelanggar selanjutnya akan mendapatkan penangguhan permanen.
Tidak hanya itu saja, pihak aplikasi ini juga akan mengunci sementara untuk akun yang telah menambahkan link kompetitor di bios mereka.
Twitter pun sekali lagi memperingatkan pada para pelanggaran. Salah satunya adanya penangguhan permanen.
Baca Juga: Cara Merubah Twitter Menjadi Dark Mode, Ikuti 3 Langkah Ini
Kebijakan Muncul Setelah Terjadinya Kekacauan
Setelah munculnya berbagai cuitan di Twitter tentang piala dunia membuat Elon Musk merasa geram. Sejak itulah ia memberikan kebijakan baru tentang pemblokiran.
Twitter blokir link ke Facebook dengan sanksi hukuman yang berat pada para pelanggar. Twitter dengan sigap melakukan kebijakan sehingga beberapa jurnalis terkenal menemukan jika tidak dapat lagi mengakses akun Twitter mereka.
Hal ini sudah dimulai sejak tanggal 15 Desember 2022 lalu. Namun pihak Twitter kembali mengaktifkan akun para reporter jurnalis tersebut.
Pada hari sabtu Twitter menangguhkan akun milik jurnalis Washington Post Taylor Lorenz. Di mana ia memiliki 3 postingan atas namaya dan pihak Twitter melarang tautan ke platform pesaing saluan YouTube.
Pada kebijakan yang perusahaan lakukan jika tidak ada aturan baru yang menyebutkan layanan video Google.
Twitter sebenarnya memiliki pengguna yang cukup banyak. Namun beberapa akun merasa kecewa dengan kebijakan yang perusahaan tersebut lakukan.
Di mana Twitter blokir link ke Facebook dan platform lainnya termasuk Instagram. Kebijakan ini karena Twitter tidak ingin lagi menemukan postingan yang mengandung iklan gratis. (R10/HR-Online)