Saham anti krisis sebenarnya tidak ada. Namun anti krisis tersebut berarti saham bergerak sesuai tema. Masa pandemi telah mempengaruhi kinerja semua sektor yang tercatat pada bursa saham.
Saham anti krisis yaitu yang mampu menunjukkan performa terbaiknya. Saham tertentu bisa melanjutkan penguatan yang berhubungan dengan dunia digital. Sehingga yang berbau dengan teknologi masuk dalam anti krisis.
Lantas apa saja rekomendasi saham tersebut. Mari kita simak penjelasan selengkapnya.
Baca Juga: Third Liner Saham, Contoh dan Kelemahannya
Rekomendasi Saham Anti Krisis
Sektor konsumen menjadi saham yang jadi tumpuan ekonomi domestik. Wajar jika saham sektor ini menjadi salah satu incaran para investor untuk menanamkan dananya. Apakah konsumen menjadi sektor dengan karakteristik defensif.
Artinya permintaan akan tetap ada meski krisis terjadi. Indonesia sendiri dengan sumbangsih lebih dari 50% digerakkan konsumsi rumah tangga. Saat ekonomi mengalami tantangan perlombaan biasanya untuk menjaga daya beli masyarakat agar tidak turun, pemerintah akan menggelontorkan stimulus.
Sehingga konsumsi mereka sebagai tulang punggung kokoh. Ada beberapa saham yang masuk kategori blue chip.
Sehingga bisa dikategorikan anti krisis dengan valuasi relatif miring daripada peers. Adapun 2 saham yang mampu menjadi paling unggul dari sektor konsumsi.
Baca Juga: Saham Layak Buy dan Trading Saat Ini, Berikut Daftarnya!
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
Saham anti krisis akan mampu bertahan di segala kondisi dari sektor konsumsi terdapat 2 saham dengan kategori blue chip dengan valuasi relatif miring. Pertama yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) milik Grup Salim.
Saham INDF menjadi induk produk mie instan yang paling terkenal yaitu Indomie. Induk dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) ini melakukan transaksi dengan PER 9,89 kali dan PBV 1,18 kali.
Saham INDF volatilitas asing relatif terdiskon daripada yang lain. Namun ada sektor risiko dalam berinvestasi saham INDF. Saham ini ada eksposur risiko forex dari adanya hutang.
Baca Juga: Dividen Yield Saham, Pengertian dan Rumus Perhitungannya
PT Gudang Garam Tbk (GGRM)
Sedangkan saham anti krisis yang direkomendasikan kedua yaitu GGRM. Saham ini ditransaksikan dengan PER 18,45 kali dan PBV 0,65 kali. Saham GGRM menjadi salah satu faktor yang perlu dicermati yaitu biaya bea cukai.
Pihak pemerintah terus meningkatkan kenaikan tarif cukai lebih dari 10% dalam tahun terakhir. Tren kenaikan cukai sayangnya tidak diimbangi dengan kenaikan harga jual rokok.
Namun sebaliknya membuat margin terus tergerus. Meski valuasinya terdiskon harus mendapat pertimbangan dari segi outlook dan kinerja emiten ke depan.
Masih banyak saham yang blue chip dari berbagai sektor. Sebenarnya bukan anti krisis, namun memiliki peluang capital gain jika harganya bagus seperti kedua saham sebelumnya yaitu INDF dan GGRM.
Selain sektor konsumer, saham perbankan dan teknologi pun masuk dalam saham tersebut.
Sebenarnya masih banyak sektor-sektor yang lain sebagai saham anti kritis. Saham tersebut mampu bertahan dalam kondisi apapun. Bahkan saham tersebut cukup diminati oleh investor untuk menanamkan dananya. (R10/HR-Online)