Kisah Imam Jalaludin As Suyuthi tentu sangat menarik kita simak. Sebab, Imam Jalaludin As Suyuthi memang memiliki kisah yang luar biasa. Ia merupakan tokoh Islam yaitu seorang ulama besar yang telah menciptakan banyak karya.
Bahkan berbagai karyanya tentu sudah memenuhi rak perpustakaan di banyak pesantren. Salah satu dari banyak karyanya yang sangat terkenal yaitu kitab Tafsir Jalaludin.
Kitab tersebut merupakan kitab tafsir yang sangat ringkas dan mudah untuk memahaminya.
Imam As Suyuthi bercerita tentang latar belakang keluarganya dalam salah satu karyanya. Kakek buyutnya seorang pembesar tarekat di masanya dan kebanyakan leluhurnya bekerja sebagai hakim dan pedagang. Ia pun mengenal ayahnya sebagai pengajar ilmu agama yang tersohor di daerahnya.
Baca Juga: Kisah Zulkarnain dalam Al Qur’an, Raja yang Adil dan Bijaksana
Kisah Imam Jalaludin As Suyuthi Sejak Kelahiran hingga Karyanya
Ayah dari Imam Jalaludin As Suyuthi berasal dari Asyuth yaitu sebuah kota di negara Mesir. Sedangkan Imam As Suyuthi lahir di Kairo, ibukota Mesir pada bulan Rajab tahun 849 H.
Sejak kelahirannya sang ayah pun sudah mendapat syarat bahwa anaknya akan menjadi ulama besar.
Sebelum kelahirannya, sang ayah sedang membutuhkan sebuah kitab. Ia pun menyuruh istrinya untuk mengambilkan kitab di perpustakaan pribadinya.
Ketika hendak mengambil kitab, ternyata sang istri yang sedang mengandung hendak melahirkan.
Akhirnya pun Imam As Suyuthi lahir di antara kitab-kitab yang ada dalam perpustakaan tersebut. Karena itu pun ia mendapat julukan Ibnu al Kutub atau anak kitab-kitab.
Hal inilah yang kemudian menjadi isyarat bahwa Imam As Suyuthi kelak akan menjadi ulama besar.
Mendapat Doa dari Wali Agung di Mesir
Di masa kecilnya, kisah Imam Jalaludin As Suyuthi pernah dibawa ke hadapan wali agung di Mesir.
Wali tersebut bernama Syekh Muhammad al Majdzub yang diminta untuk mendoakan Imam As Suyuthi. Berkat doa tersebut, Imam As Suyuthi mendapatkan keberkahan ilmu yang luar biasa.
Ayah Imam As Suyuthi kemudian wafat dan meninggalkannya ketika berusia 5 tahun. Setelah itu, ia dibawa oleh pengasuhnya untuk mendapat didikan dari ulama-ulama masyhur di daerahnya. Misalnya yaitu Al Izz Al Kinani Al Hambali dan Al Kamal bin Humam.
Baca Juga: Kisah Abu Lubabah, Rela Mengikat Diri Demi Mendapat Ampunan
Kecerdasan
Tumbuh di Kairo, ia kemudian mampu menghafal Al Quran 30 juz di usianya yang belum genap 8 tahun. Kecerdasannya yang terlihat sangat menonjol pun membuat kagum guru-gurunya.
Tak lama kemudian ia pun mampu menghafal kitab besar seperti Alifah Ibnu Malik, Minhaj, dan lainnya.
Kisah Imam Jalaludin As Suyuthi saat berusia 15 tahun, ia mulai menekuni bidang keilmuan. Pada tahun 866 H, ia berhasil menyelesaikan karya pertamanya yang berjudul Syarh al-Isti’adzah wal Basmalah.
Setelah itu, ia kembali berguru pada syekh-syekh besar hingga beberapa tahun.
Imam As Suyuthi mendapatkan legalitas berfatwa dari guru-gurunya pada usia yang belum genap 20 tahun.
Kemudian saat berusia 21 tahun ia mulai mendalami ilmu hadits. Selain itu, ia pun menyatakan bahwa ia memiliki keahlian dalam tujuh bidang ilmu.
Bidang tersebut yaitu ilmu fiqih, hadits, ma’ani, bayan, ilmu badi’, tafsir Al Quran, dan ilmu nahwu. Selain itu ia juga memiliki keahlian dalam bidang ilmu faraidh, qira’at, dan kedokteran. Namun ia mengaku sulit memahami ilmu matematika dan ilmu manthiq.
Baca Juga: Kisah Ummu Mahjan, Marbot Perempuan di Masa Rasulullah SAW
Karya Tulisnya
Kisah Imam Jalaludin As Suyuthi selanjutnya, ia mencatat karya tulisnya berjumlah 300 dan telah disebarluaskan.
Menurut Ibnu Iyas, hingga akhir hayatnya ia telah menciptakan lebih dari 600 karya. Sedangkan menurut Carl Brockelman, karya tulisnya berjumlah 415.
Sementara itu menurut Ad Dawudi, murid Imam As Suyuthi karya tulisnya berjumlah 500. Dari banyaknya karya tersebut, ada karya yang penting seperti kitab Al Itqan fi Ulum Al Quran.
Lalu kitab Alfiyyah fi Musthalah al Hadits, Al Asybah wa Nadzair fi Qawa’id wa Ushul Fiqh, dan sebagainya.
Imam As Suyuthi menghabiskan banyak waktunya untuk menulis dan mengajar murid-muridnya. Ia meninggal pada tanggal 19 Jumadal Ula tahun 911 H pada usia 61 tahun, 10 bulan lebih 18 hari. Makamnya berada di Hus Qushun di luar pintu Al-Qurafah, Mesir.
Demikianlah kisah Imam Jalaludin As Suyuthi, seorang ulama besar dari Mesir yang telah memiliki ratusan karya. (R10/HR-Online)