harapanrakyat.com,- Tepat momen peringatan hari AIDS sedunia yang jatuh pada 1 Desember 2022, jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Banjar, Jawa Barat, bertambah menjadi 44 orang.
Bahkan, dua orang dengan gangguan HIV/AIDS atau ODHA dilaporkan meninggal dunia, akibat terintegrasi virus yang belum diterima obatnya tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar Andi Bastian, melalui Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Ika Rohantika mengatakan, data tersebut adalah untuk kasus sampai bulan November 2022.
Baca Juga: Kasus HIV/AIDS di Jabar Bertambah 3.744 Orang, Paling Tinggi dari Kota Ini
Dari jumlah temuan ODHA tersebut, untuk yang berobat di Banjar sebanyak 188 orang. Sedangkan sisanya ada yang berobat di tempat lain.
“Untuk temuan kasus baru tahun 2022 sampai bulan November itu 44 orang. Untuk yang meninggal dua orang,” katanya kepada HR Online, Kamis (1/12/2022).
ODHA di Kota Banjar Bertambah, Terbanyak dari Komunitas LSL
Lanjutnya menambahkan, paling banyak persebaran atau temuan kasus ODHA tersebut, yaitu berasal dari komunitas laki-laki suka laki-laki (LSL).
Meskipun, ada juga bayi dan seorang ibu rumah tangga yang terinfeksi. “Namun paling banyak memang dari komunitas LSL,” ujarnya.
Temuan kasus ODHA di Kota Banjar, menurutnya makin bertambah atau lebih tinggi, jika dibandingkan dengan jumlah temuan kasus pada tahun 2021. Adapun, jumlah temuan kasus pada tahun 2021 yaitu sebanyak 37 orang.
Baca Juga: Kasus HIV/AIDS di Kota Banjar Meningkat, Satu Balita Meninggal
Berdasarkan penambahan kasus tersebut, kata Ika, jumlah akumulasi kasus orang dengan HIV/AIDS atau ODHA dari tahun 2005 sampai tahun 2022 ini menjadi 414 kasus.
“Setiap tahunnya kasus ODHA di Kota Banjar bertambah. Sampai bulan November ada penambahan 44 kasus. Sehingga jumlah kumulatif menjadi 414 kasus,” terangnya.
Sementara untuk pencegahan, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang berisiko. Seperti ibu hamil, komunitas LSL dan wanita pekerja seks (WPS) serta waria.
Selain itu, petugas dari Dinas Kesehatan Kota Banjar juga melakukan pemetaan terhadap komunitas LSL.
Baca Juga: Kasus ODHA Bertambah, KPA Kota Banjar Sosialisasi HIV/AIDS ke Sekolah
Sementara dari hasil pemetaan sejak tahun 2015 hingga 2022, perkiraan ada sekitar 1001 LSL, dan yang sudah dijangkau sekitar 625 LSL.
Ia mengingatkan kepada masyarakat yang terinfeksi, untuk memeriksakan diri dan berobat. Hal tersebut agar kesehatannya terpantau, serta tidak melakukan hubungan dengan bergonta-ganti pasangan untuk mencegah terjadinya penularan.
“Sebaiknya masyarakat khususnya yang terinfeksi mau memeriksakan diri, agar kesehatannya terlindungi. Tidak melakukan hubungan di luar nikah atau bergonta ganti pasangan untuk mencegah terjadinya penularan,” pungkasnya. (Muhlisin/R5/HR-Online/Editor-Adi)