Rekomendasi saham Triputra Agro Persada diprediksi makin tumbuh subur. Triputra Agro memiliki rekomendasi harga yang baik di pasar saham tahun ini. Kinerja dari perusahaan masih tetap dalam kondisi bagus hingga tahun mendatang.
Penurunan harga crude palm oil (CPO) dan kenaikan harga pupuk tidak akan berpengaruh pada perusahaan sektor kelapa sawit yang satu ini.
Di tahun ini dapat dilihat jika pendapatan yang perusahaan kantongi pada 9 bulan pertama cukup besar. Terdapat catatan sebesar Rp 6,75 triliun atau setara naik dengan angka 51,5% secara tahunan.
Baca Juga: Saham Emiten Barang Baku, Terpantau Sedang Lesu
Rekomendasi Saham Triputra Agro dengan Kinerja Bagus
Saham TAPG adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada sektor perkebunan sawit dan karet. Anak perusahaan dari TAPG juga cukup banyak yang tersebar di beberapa kota di Kalimantan dan Sumatera.
Perusahaan memiliki komitmen untuk bisa menghasilkan produksi minyak kelapa sawit (CPO) dan inti kelapa sawit atau palm kernel yang berkualitas tinggi. Hal ini tidak lain hanya untuk bisa membantu memenuhi kebutuhan di pasar dalam atau luar negeri.
Perusahaan ini mampu berkontribusi positif untuk perekonomian dunia dan lingkungan sosial. Adapun misi yang dijadikan pedoman perusahaan yaitu “Membangun Perkebunan Terbaik bagi Dunia”.
Sedangkan untuk misinya yaitu “Mengembangkan Perkebunan yang Ramah Lingkungan”.
Baca Juga: Pengertian Lock Up Saham yang Perlu Anda Pahami
Saham TAPG Menunjukkan Kinerja Positif
Sebenarnya rekomendasi saham Triputra Agro berlandaskan dengan perusahaan yang masih memiliki kinerja positif. Hal ini tampak dari catatan laba bersih yang perusahaan miliki hingga bulan September tahun 22.
Saham TAPG mempertahankan kinerjanya yang positif dan berhasil meraup lonjakan pendapatan hingga 51,5% menjadi Rp 6,75 triliun. Meski penurunan harga crude palm oil dan biaya pupuk yang terus naik, tidak menyurutkan mekarnya pertumbuhan bisnis TAPG.
Ada rincian kinerja saham beberapa periode terakhir. Penjualan minyak kelapa sawit (CPO) dan palm kernel (PK) tumbuh 53,10 % yoy menjadi Rp 6,70 triliun.
Sedangkan untuk penjualan tandan buah segarnya turun 64,1% secara tahunan menjadi Rp 57,55 miliar. Salah satu pemicu terjadinya penjualan ini akibat lonjakan harga jual tinggi atau average selling price (ASP) CPO sebesar 52% yoy menjadi Rp 6.746 per kilogramnya.
Meski produksi CPO dan PK sedikit mengalami penurunan akibat siklus musiman, namun saham TAPG memiliki peluang yang cukup bagus.
Baca Juga: Backdoor Listing Saham, Pengertian, Legalitas, dan Dampaknya
Harga Jual Rata-Rata CPO
Analisa dari CGS CIMB Sekuritas Peter P. Sutedja dalam resetnya tentang rekomendasi saham Triputra Agro mencermati harga rata-rata CPO tahun ini. Hal tersebut masih mendapat dukung oleh penghapusan pungutan ekspor.
Pihak pemerintah memutuskan hal ini sejak 15 Juli yang diperpanjang hingga saat ini. Kondisi inilah yang tetap mendukung harga CPO dan ekspornya lebih kompetitif. Meski demikian dari sisi lain ada tekanan biaya pupuk baru akan terlihat di tahun depan.
Saham TAPG mengamankan harga pupuk tahun ini untuk tujuan dapat mengelola setiap kenaikan biaya untuk kuartal selanjutnya. Sehingga rekomendasi saham Triputra Agro masih memiliki kinerja baik meski harga pupuk yang terus naik. (R10/HR-Online)