Saham PTBA jadi Top Loser pada penutupan perdagangan Rabu kemarin. PTBA jadi Top Loser dengan dibuka langsung penurunan harga saham Rp 3.720 per lembar. Kondisi saham seperti ini cukup menarik perhatian ketika sudah terjadi selama 2 hari berturut-turut.
Hal ini tampak dari anjloknya harga saat penutupan hingga terkena Auto Reject Bawah atau ARB. Lantas bagaimana prospek ke depan untuk saham tersebut? Berikut ini penjelasan selengkapnya.
Baca Juga: Prospek Saham Bank Digital Terus Menurun hingga Akhir Tahun
Saham PTBA Jadi Top Loser 2 Hari Berturut-turut
Saat Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG menguat, justru beberapa perusahaan mengalami penurunan. Salah satunya yaitu saham emiten batu bara pelat merah milik PT Bukit Asam Tbk.
Harga saham batu bara perusahan tersebut terus menurun hingga pada level Rp 3.730 per lembar yang jatuh sebanyak 5,81%. Padahal saat bersamaan IHSG justru menguat 0,38% pada penutupan perdagangan Rabu, 19 Oktober 2022.
Saham PTBA dibuka dengan mengalami penurunan yang cukup serius. Bahkan hal ini terjadi berturut turut selama 2 hari.
Harga saham tersebut anjlok 6,82% akibat terjadinya penurunan yang membuat nilai kapasitas pasar PTBA turun ke angka Rp 43,66 triliun.
Baca Juga: Speculative Buy Saham, Definisi, Keuntungan dan Kerugiannya
Total Penurunan Saham PTBA Pekan Ini
Saham PTBA jadi top loser selama 2 hari berturut-turut. Hal ini menandakan jika emiten mengalami penurunan pasca pengambilalihan Pembangkit Listrik Tenaga Uap milik PLN.
Harga batubara terus melanda seiring dengan memudarnya persoalan gas di Eropa. Dalam 2 hari terakhir ini total penurunan saham mencapai 12,63%.
Harga batu bara tertutup di pasar ICE Newcastle di angka US$ 386,8 per ton.
Harga tersebut turun 1,49 % daripada hari sebelumnya. Kemudian harga batubara menyusut 2,69%.
Jika melihat dari data sepekan, batubara justru mengalami top loser 0,44% secara point to point.
Dipicu Karena Harga Gas di Eropa Ambruk
Keberadaan batu bara memang dipengaruhi oleh gas di Eropa. Harga gas yang turun mengakibatkan harga batubara pun ikut melemah. Hal ini mengingat jika batubara adalah sumber energi alternatif pada gas tersebut.
Hal ini membuktikan jika gas menjadi penentu harga pasir hitam. Melemahnya saham ini semakin memperpanjang trend negatif pasir hitam yang mengalami kondisi menurun sejak awal pekan.
Seperti yang terlihat sebelumnya jika dalam 2 hari saja saham PTBA mengalami penurunan 2,69% dan menurut perkiraan untuk sepekan saham menurun 0,44 secara point to point.
Harga pasir hitam pun sama, mengalami penurunan 9,6% dalam sebulan. Mengalami kenaikan 64,6% selama satu tahun. Kondisi ini terpengaruh oleh beberapa faktor.
Baca Juga: Saham Emiten Tambang Logam Menunjukkan Harga Solid di 2022
Sebuah saham emiten bisa mengalami naik turun harga dalam kondisi tertentu. Untuk itu, sebagai investor perlu tahu dan menganalisa untuk mengetahui kondisi harga saham setiap saat.
Seperti halnya saham batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang kini mengalami penurunan 2 hari beruntun. Saham PTBA jadi top loser akibat permasalahan gas di Eropa yang masih pelik. (R10/HR-Online)