Saham emiten perikanan masih tertekan di beberapa bulan terakhir. Meski demikian, ada beberapa emiten perikanan mencatat kenaikan prospek saham di awal 2022. Saham sektor terkait masih menunjukkan angka melemah dan turun sebulan terakhir.
Lantas saham perikanan apa saja yang memiliki prospek cukup bagus di tahun ini? Berikut ulasan selengkapnya.
Baca Juga: Saham Konstruksi Pelat Merah Diprediksi Terus Melesat Tahun Ini
Prospek Saham Emiten Perikanan
Dari sektor perikanan tercatat terdapat emiten baru yang masuk dalam daftar Bursa Efek Indonesia. Kurang lebih ada 3 sektor saham yang tercatat bergelut dalam sektor tersebut.
Adapun daftar emiten tersebut yaitu PT Toba Surimi Industries Tbk (CRAB), PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA), dan PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS).
Sayangnya saham sektor terkait masih memiliki angka tergolong cukup rendah. Saham-saham tersebut memiliki angka rendah mulai dari emiten ASHA melemah 21,03%, saham CRAB 18,12% sebulan terakhir, dan AMMS justru menguat di angka 28,35% sebulan terakhir.
Saham emiten perikanan masih memiliki sejumlah tantangan. Adanya kekhawatiran seputar resesi global. Sebab sektor perikanan di Indonesia tidak sedikit memasarkan produk mereka ke luar negeri.
Baca Juga: Jenis Saham Consumer Goods di Indonesia, Ini Rekomendasinya
Faktor Kenaikan Harga BBM
Ternyata selain ada beberapa saham yang baru, ada saham yang suda lama menduduki emiten perikanan.
Beberapa saham perikanan yang telah melantai lebih dulu di BEI antara lain PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO), PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI), PT Era Mandiri Cemerlang Tbk (IKAN), dan PT Morenzo Abadi Perkasa Tbk (ENZO).
Ada beberapa saham yang mengalami penurunan dan ada pula yang menguat. Saham perikanan yang mengalami peningkatan yaitu ENZO. Sedangkan untuk beberapa saham yang mengalami penurunan yaitu CPRO, DSFI, dan IKAN.
Penurunan prospek yang terjadi sebenarnya dipengaruhi adanya beberapa faktor terkait. Namun yang paling menunjukkan penurunan sektor perikanan akibat adanya kenaikan harga BBM.
Adanya hal ini mengakibatkan emiten perikanan bisa melakukan strategi konsolidasi dan menerapkan strategi efisiensi. Kenaikan harga BBM memberikan dampak tingginya beban logistik.
Hanya saja secara menyeluruh efeknya belum tampak akibat kenaikan harga yang cukup signifikan.
Biaya operasional menjadi hal penting untuk dicermati, berbeda dengan bahan baku ikan sendiri masih cukup stabil. Karena inilah mengapa saham emiten perikanan justru mengalami penurunan.
Baca Juga: Saham Black Diamond Melonjak Cukup Drastis di Tahun 2022
Berhasil Meningkat di Kuartal Pertama 2022
Meski saat ini saham emiten perikanan mengalami penurunan, namun di awal semester pertama tahun 2022 justru emiten ini mengalami kinerja yang cukup baik.
Dalam hal ini dilihat dari saham DSFI yang membuka pendapatan sebesar Rp 162,89 miliar selama kuartal pertama 2022. Penjualan saat itu masih mendominasi sektor ekspor yang mencapai angka Rp 154,02 miliar.
Adapun catatan laba neto dari perusahaan yaitu Rp 7,04 miliar yang naik dari angka sebelumnya yang hanya 4,14 miliar.
Dari prospek yang saham emiten perikanan miliki, membuktikan jika perusahaan mengalami naik turun pendapatan. Hal ini terjadi karena adanya faktor terkait termasuk kenaikan harga BBM yang belum lama ini terjadi. (R10/HR-Online)