Strategi investasi konservatif diterapkan pada BPJS ketenagakerjaan. Hal ini mengingat strategi dalam investasi harus tepat dan konservatif. Dalam dunia investasi banyak strategi yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yaitu keuntungan.
Selain itu, setiap investor juga memiliki cara masing-masing menentukan strategi apa yang tepat dalam mengatur portofolionya. Sebab setiap strategi akan berpengaruh terhadap keberhasilan tujuan dalam berinvestasi.
Baca Juga: Strategi Investasi di Pluang, Praktikkan Agar Hasilnya Optimal!
Pengertian Strategi Investasi Konservatif
Dalam dunia investasi ada beberapa tipe investor yang ada dalam dunia bisnis, salah satunya yaitu tipe konservatif. Investor konservatif yaitu mereka memiliki pemahaman dan penguasaan investasi terbatas.
Sehingga karena itu pula tingkat toleransi investasi rendah. Bagi mereka yang menjalankan strategi dengan tipe ini sangat menjaga pokok investasi atau modal yang investor keluarkan.
Sehingga bagi investor keuntungan sedikit lebih baik daripada uang modal investasi berkurang nilainya. Sebab penanaman modal menjadi nilai pokok yang harus investor jaga.
Investasi dengan strategi ini cocok bagi mereka yang menginginkan keuntungan positif dengan jangka panjang di atas 10 tahun.
Dengan menggunakan strategi konservatif investor lebih menginginkan kegiatan aman dengan keuntungan stabil. Sehingga lebih menempatkan keamanan daripada keuntungan.
Baca Juga: Strategi Investasi Pasca Kenaikan BBM, Sudah Diantisipasi Pasar
Diterapkan pada BPJS Ketenagakerjaan
Strategi investasi konservatif penerapannya pada BP Jamsostek terutama pada program dengan rasio tinggi. Direktur Pengembangan Investasi BP Jamsostek Edwin Ridwan juga menyatakan jika strategi ini sudah mulai berlaku untuk program asuransi sosial.
Misalnya Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian. Program tersebut cukup berpengaruh kurang lebih untuk setahun terakhir.
Hanya saja pihak BPJS sendiri harus memastikan jika dana yang tersedia saat peserta melakukan klaim. Apalagi peningkatan nominal klaim pada semester pertama tahun ini mencapai 27%.
Lonjakan yang terjadi ini sebenarnya terdorong adanya JHT atau Jaminan Hari Tua akibat dampak pandemi Covid-19.
Sedangkan untuk program kehilangan pekerjaan kini juga merujuk pada hal yang baru dengan patokan strategi investasi konservatif dengan trend rasio klaim yang berjalan lebih dulu.
Baca Juga: Cara Menghitung IRR Investasi dengan Rumus Khusus
Sikap Konservatif dalam Investasi
Dalam berinvestasi ada risiko yang harus investor ambil. Bagi investor pemula sebaiknya pilih investasi aman dengan tingkat risiko rendah yaitu dengan menerapkan strategi konservatif.
Sebaiknya pahami tentang jenis investasi yang Anda pilih dengan tingkat risiko serta keuntungan yang bisa Anda dapatkan. Dengan investasi mampu memperbaiki kondisi finansial masa depan.
Hanya saja risikonya bisa saja uang investasi hilang begitu saja. Hal ini terjadi karena investor tidak memahami kegiatan investasi yang menjadi pilihannya. Jika Anda tertarik dengan pasar modal sebaiknya pahami produk investasinya.
Pada umumnya investasi dengan risiko rendah akan memberikan keuntungan yang sedikit pula. Namun semua tergantung dengan seberapa pintar Anda menjalankan strategi investasi.
Strategi investasi konservatif menjadi pilihan bagi investor pemula. Di mana investasi dengan tingkat rasio rendah dan keuntungan yang cukup stabil. (R10/HR-Online)