Kamis, April 24, 2025
BerandaHeadlineBudidaya Tanaman Kopi di Rajadesa Masih Mengakar

Budidaya Tanaman Kopi di Rajadesa Masih Mengakar

Dari area 30 hektar, petani bisa memproduksi 40 ton kopi permusim panen

Ciamis, (harapanrakyat.com),- Tradisi membudidayakan tanaman kopi di wilayah Desa Tanjungjaya, Desa Purwaraja dan Desa Tigaherang Kec. Rajadesa masih mengakar. Hal itu terbukti, bahwa Kec. Rajadesa masih menjadi sentra kopi Kab. Ciamis. Sedikitnya, 480 petani kopi yang terkoordinir melalui Gabungan Kelompk Tani (Gapoktan) Wibawa Mukti, menggarap area lahan yang mencapai 30 hektar, dengan jumlah produksi sebesar 40 ton per-musim panen.

Ketua Gapoktan Wibawa Mukti, Dadang Sulaeman (44), Minggu (8/8), mengatakan, tanaman kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia. Jika potensi dahsyat ini bisa dimanfaatkan, komoditi ini bisa menjadi andalan di sektor perkebunan.  Menurut dia, butuh sentuhan teknis yang tepat, niscaya harapan optimis tersebut bisa menjadi kenyataan.

Dadang melanjutkan, tradisi menanam kopi sudah mengakar kuat di Kec. Rajadesa secara turun temurun. Bahkan banyak warga/ petani kopi Rajadesa yang sukses mengembangkan kopi di wilayah Lampung Sumatra Selatan (Sumsel).

Kepada HR, Dadang menjelaskan, pemasaran dan pengolahan kopi pasca panen bisa dilakukan secara langsung. Kopi tersebut bisa langsung dijual dengan cangkangnya, atau disebut kopi gelotok. Cara kedua, cangkang dibuang atau diambil biji kopi-nya saja, kopi ini disebut kopi berasan.

Sementara proses penanaman dan panen, lanjut Dadang, dalam kurun dua tahun sejak penanaman, petani bisa memetik panen sebanyak 3 kali. Tapi, banyak petani di wilayahnya memilih mengolah kopi berasan ketimbang kopi gelotok. Alasannya, karena kopi gelotok kurang diminati pasar.

Ia menyebutkan, kopi berasan sangat dibutuhkan di pasaran, harga kopi berasan berkisar antara Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu perkilo. Harga tersebut bisa bertahan, jika kondisi dan stok permintaan sedang membludak. Lebih jauh, Dadang mengungkapkan, saat ini Gapoktan Wibawa Mukti, menjual kopi hasil petani di wilayah Rajadesa ke seorang penampung di Kota Tasikmalaya.

Di samping itu, Dadang bersama petani kopi lain, mengaku sudah mencoba mengolah kopi berasan menjadi kopi tepung atau kopi lokalan. Proses kopi lokal/ tepung, yakni, kopi berasan di-oven, kemudian ditumbuk atau digiling dengan alat penggilingan.

Bahkan, kini Gapoktan Wibawa Mukti, mencoba memproduksi produk kemasan kopi tepung, dalam skala kecil. Produk olahan itu baru dipasarkan di wilayah Kawali dan Rajadesa. Harga kopi tepung mencapai Rp 40 ribu perkilonya.

Pada kesempatan yang sama, Dadang mengaku belum menghadapi kendala yang berarti dalam pengolahan kopi pasca panen. Kecuali, jumlah unit mesin penggiling kopi yang perlu ditambah, untuk mengimbangi tingkat produksi kopi dan permintaan pasar.

Dia menambahkan, soal membangun kelembagaan/ asosiasi petani kopi, baginya bukan persoalan yang gampang. Pasalnya, Dadang mengaku, pernah berkeinginan untuk membentuk asosiasi petani kopi di Kab. Ciamis, namun belum juga terwujud. Meski begitu, kata Dadang, yang penting bagi petani kopi sekarang ini adalah produksi kopi dan penjualan hasil panen lancar, dan kesejahteraan petani kopi terjamin.

Menurut informasi Situs Dinas Perkebunan Pemrov Jawa Barat (Jabar), menyebutkan, area lahan perkebunan kopi di Kab. Ciamis lebih besar dari kab/ kota lain yang ada di Jabar, yakni mencapai 3.494 hektar.

Tanaman kopi yang ditanam di Kab. Ciamis berjenis kopi Robusta, jenis kopi yang cocok ditanam di dataran rendah, atau sekira diatas 400 meter permukaan air laut. Kopi jenis ini dapt ditemui di wilayah Kec. Rajadesa, Jatinagara, Rancah, Pamarican dan Langkaplancar. (DK)

Fachry Albar Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara Usai Positif Narkoba

Fachry Albar Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara Usai Positif Narkoba

Fachry Albar terancam hukuman 12 tahun setelah tertangkap karena narkoba. Ini bukanlah kali pertama Fachry Albar tersandung kasus obat terlarang. Aktor Indonesia ini rupanya...
Format Baru SEA Games

Bermain Lebih Sedikit, Format Baru SEA Games 2025 Untungkan Tuan Rumah Thailand?

Pesta olahraga SEA Games 2025 akan segera berlangsung pada Agustus 2025. Sayangnya format baru SEA Games untuk cabang olahraga sepak bola putra dinilai lebih...
Wilayahnya Jadi Langganan Banjir, Para Kades di Banjaranyar Ciamis Desak BBWS Citanduy Bangun Tanggul Sungai Ciputrahaji

Wilayahnya Jadi Langganan Banjir, Para Kades di Banjaranyar Ciamis Desak BBWS Citanduy Bangun Tanggul Sungai Ciputrahaji

harapanrakyat.com,- Selalu terdampak banjir, warga Desa Sindangrasa, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat minta BBWS turun tangan. Mereka harap ada pembangunan tanggul 6,5 kilometer...
pemberdayaan umkm

DPRD Jawa Barat Anggap Pemberdayaan UMKM Secara Optimal Mampu Kurangi Pengangguran

harapanrakyat.com – Pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tengah masyarakat, menjadi solusi mengurangi angka pengangguran, termasuk di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Oleh...
Partisipasi Pemilih PSU Kabupaten Tasikmalaya Terendah ke-7 se-Indonesia, Mantan Anggota KPU RI Sebut Penyelenggara Malas Kerja

Partisipasi Pemilih PSU Kabupaten Tasikmalaya Terendah ke-7 se-Indonesia, Mantan Anggota KPU RI Sebut Penyelenggara Malas Kerja

harapanrakyat.com,- Mantan Anggota KPU RI periode 2012-2017 Hadar Nafis Gumay menyoroti tingkat partisipasi pemilihan masyarakat pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) di berbagai daerah. Bahkan,...
desa wisata kabupaten bandung

Pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Bandung, DPRD Jawa Barat Tekankan Hal Ini!

harapanrakyat.com – Selain mengembangkan potensi pariwisata, pengembangan keberadaan desa wisata di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, memiliki berbagai tujuan. Di antaranya pemberdayaan ekonomi masyarakat dan...