Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Sejumlah warga Desa Utama, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, menelusuri situs sejarah Ciancang. Yakni berupa dua buah sumur di Bojongnagoh dan beberapa Makam leluhur.
Warga menganggap situs itu memiliki kaitan dengan leluhur Tatar galuh. Warga juga menilai, wilayah Desa Utama memiliki peran yang signifikan dalam percaturan sejarah Galuh.
M. Rojak (75), warga Dusun Cihideung Desa Utama, Minggu lalu, mengatakan, berdasarkan mitos yangd ia dengar, Ciancang merupakan nama leluhur Raja Galuh.
Dia menjelaskan, pada Pemerintahan Bupati Galuh Ke-5, yakni masa kepemimpinan Raden Panji Aria, sesuai dengan perintah sultan Mataram, Galuh dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Imbanagara, Ciamis dan Utama.
“Bukti keberadaannya, di wilayah ini terdapat dua sumur Ciancang, dua sumur yang berlokasi di RT 13/ 05 dan Rt 15/05 dikenal tidak pernah mengering meski kemarau panjang. Bukti lainnya beberapa makam yang tersebar di Desa Utama,” kata Rojak.
Di lokasi tersebut, HR melihat sumur Ciancang di RT 13/05 mempunyai panjang 3 meter dan lebar 1,5 meter. Sumur yang memancarkan air bening tersebut mempunyai dasar berupa batuan cadas, dan dikelilingi hutan bambu jenis tali dan bambu bitung.
Usman (53), warga sekitar, mengatakan, sumur Ciancang sering dimanfaatkan warga untuk mandi dan keperluan air minum. Bahkan, sejumlah warga memasang saluran pipa untuk menyedot air sumur tersebut.
Menurut Usman, air sumur Ciancang jika dimasak memiliki rasa seperti halnya air mineral kemasan yang menyegarkan. Bahkan, air sumur itu tidak larut ketika dicampur dengan air dari sumber lain.
Kata Usman, warga meyakini, sumur tersebut merupaakn tempat pemandian Ciancang, leluhur Galuh.
Seorang Budayawan Ciamis, Aip, ketika diminta tanggapannya, meyakini bahwa dua sumur Ciancang tersebut warisan lelulur Galuh. Menurutnya, situs bersejarah itu harus ditelusuri, supaya bisa dijadikan warisan sejarah yang tidak diragukan.
Di tempat terpisah, Kepala Desa Utama, Drs. Agus, N, M.Si, mengatakan, pihaknya bersama warga sedang menelusuri keberadaan dua sumur beserta makam leluhur Galuh. Menurutnya, sejumlah bahan sedang mereka pelajari dan kumpulkan, dengan membukukannya.
Agus beralasan, hasil penelusuran tersebut akan menjadi salah satu sumbangan kesejarahan Tatar Galuh. Malah sebagai apresiasi masayarakat terhadap Ciancang, nama Ciancang rencananya akan dijadikan nama Pesantren yang sebentar lagi berdiri di Desa Utama. (DK/Koran HR)