Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Berbagai hasil produksi pertanian di Kota Banjar, Jawa Barat, dipamerkan di Hari Krida Pertanian ke-50. Salah satunya produk gula aren cair hasil pertanian budi daya pohon aren milik Kelompok Tani Desa Batulawang, Kecamatan Pataruman.
Hari Krida Pertanian Kota Banjar berlangsung di halaman Kantor Kelurahan Muktisari, Kecamatan Pataruman, Kamis (28/7/2022).
Perwakilan Kelompok Tani Agus Rendi mengatakan awalnya hanya mengembangkan produksi gula semut. Mengolah hasil perkebunan pohon aren di Desa Batulawang.
Sejak empat bulan lalu mulai berinovasi membuat fermentasi dalam bentuk gula aren cair. Kemudian mengemas gula tersebut ke dalam botol. Tujuannya untuk menambah penghasilan.
Agus dan rekannya berhasil memasarkan produk gula aren cair itu ke berbagai daerah. Seperti Bandung, Majalengka, Kuningan, Gresik hingga daerah Yogyakarta. Produk ini baru pertama kali dikenalkan di Kota Banjar.
Baca juga: Diversifikasi, Pengrajin Gula Aren Minta Perhatian Disperindagkop Banjar
“Baru berjalan selama empat bulan. Baru sekarang kami kenalkan produk gula aren cair ini. Biasanya saya jual ke luar daerah,” kata Agus saat acara Peringatan Hari Krida Pertanian.
Kelompok ini bisa menghasilkan 800 botol gula dalam satu bulan. Permintaan pasar rata-rata 200 botol per Minggu.
Agus mengaku dalam pemasarannya masih terkendala belum mengantongi izin BPOM. Sehingga harus menunda beberapa permintaan.
“Ada pesanan juga sekitar 500 botol per minggu cuma minta ada persyaratan BPOM sementara kami baru PIRT. Kami usahakan untuk BPOM itu,” katanya.
Sementara itu, Walikota Banjar Ade Uu Sukaesih mengatakan, meski pun Banjar berstatus kota, namun memiliki hasil pertanian yang menjanjikan.
Ia mengklaim produksi beras sendiri saat ini mengalami surplus. Bisa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga delapan bulan ke depan.
Ia meminta kepada para petani untuk meningkatkan produktifitas berbagai hasil pertanian melalui pemanfaatan lahan tidur. Termasuk pembentuk kawasan rumah pangan lestari (KRPL) setiap lingkungan RT.
“Sementara ini kelompok wanita tani (KWT) ada 382 kelompok,” ungkapnya. (Muhlisin/R9/HR-Online/Editor-Dadang)