Ilustrasi. Foto: Ist/Net
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Media foto bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan keingintahuan siswa dalam mempelajari mata pelajaran sejarah. Sebuah foto lebih banyak memiliki makna dibandingkan ribuan kata-kata.
Bagi guru sejarah, hal ini penting dan bermakna. Sebab, arsip foto dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran sejarah, sehingga motivasi siswa untuk mempelajari sejarah bisa lebih meningkat.
Diakui Elin Iryani S.Pd, Guru Mata Pelajaran Sejarah di SMKN 2 Ciamis, Senin (24/11/2014), banyak cara untuk memotivasi anak didiknya supaya senang terhadap pembelajaran sejarah. Salah satunya dengan menggunakan media arsip foto yang ditampilkan dalam power point.
Menurut Elin, Guru Sejarah seringkali dihadapkan pada masalah kurangnya minat siswa belajar sejarah. Siswa menganggap Guru Sejarah tidak membawa sesuatu yang sifatnya kongkrit. Namun guru sejarah dianggap lebih banyak membawa konsep-konsep yang sifatnya abstrak.
“Dengan arsip foto sejarah, siswa menjadi lebih tertarik karena apa yang dipelajarinya konkret tersaji di hadapan mereka. Sehingga, guru sejarah akan lebih mudah untuk menjelaskan konsep-konsep yang sifatnya abstrak,” jelas Elin.
Dengan menggunakan arsip foto, kata Erlin, siswa dapat diajak untuk membandingkan kondisi daerah di masa kolonial dengan kondisi saat ini, dan menilainya secara obyektif. Ketika guru menampilkan arsip foto lokal masa kolonial, siswa dapat secara jujur menilai apakah masa kolonial lebih baik atau lebih buruk dari masa sekarang.
“Dari segi bangunan dan keteraturan tata kota, mungkin lebih baik pada saat kolonial karena beberapa bangunan hingga kini masih terlihat utuh,” katanya.
Di tempat terpisah, Arie Iman M, Guru Sejarah di SMK Yasira Ciamis, membenarkan bahwa dengan membawa arsip foto ke dalam kelas, secara tidak langsung juga mengajak siswa untuk membangun kesadaran akan pentingnya arsip.
“Kedepan siswa bisa diberi tugas untuk membuat foto di lingkungannya berdasarkan foto pada masa kolonial. Mereka pasti akan takjup dengan perbedaannya. Hasil fotonya dapat dijadikan sebagai arsip lanjutan untuk masa yang akan datang,” katanya.
Arie menuturkan, metode pembelajaran sejarah masih jarang diinovasikan dan dikemas secara kreatif oleh guru-gurunya. Padahal ketika daya kreatif dan TIK diaplikasikan untuk mendukung pembelajaran sejarah, akan sangat besar pengaruhnya terhadap penerimaan para siswa. (Heri/Koran-HR)