Saham emiten tambang mineral di Indonesia mengalami perkembangan cukup prospektif. Hal ini terjadi beriringan dengan kenaikan fundamental.
Saham dari segi pertambangan memang masih terus bergerak cukup menarik hingga tahun ini. Salah satunya yaitu PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Perusahaan tersebut termasuk dalam salah satu emiten tambang emas paling menarik.
Adapun poin yang bisa diperoleh dari MDKA yaitu potensi pemulihan produksi tahun ini yang diharapkan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Pada tahun 2020 lalu terjadi insiden permukaan tanah yang mengalami pergeseran. Sehingga mengakibatkan dampak terhadap saham emiten tambang mineral.
Dampak ini terjadi pada minimnya produksi dan menurunnya angka penjualan. Namun katalis positif diperoleh dari ekspektasi komoditas tembaga yang mendorong kinerja MDKA.
Baca Juga: Technical Rebound Saham, Pengertian, Jenis dan Analisanya
Rekomendasi Saham Emiten Tambang Mineral
Prospek perkembangan saham MDKA kini menunjukkan katalis positif. MDKA terdorong lebih tinggi secara jangka panjang dengan adanya komoditas tembaga.
Adapun rekomendasi hold saham MDKA dengan target harga sebesar Rp 3.000. Selain itu, pada sektor tambang emas rekomendasi beli saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menunjukkan angka target Rp 3.230.
Adapun analisa Mirae Asset Sekuritas Indonesia jika sektor bahan komoditas terutama nikel menjadi salah satu top sector pada semester ini.
Mirae Asset yakin jika pemulihan kegiatan ekonomi pada seluruh belahan dunia dapat berimbas pada naiknya permintaan volume komoditas.
Komoditas nikel sendiri beruntung dengan adanya kombinasi pengeluaran infrastruktur lebih tinggi dari negara besar lainnya. Hal ini untuk meningkatkan perekonomian dengan adanya transisi ke energi hijau.
Prospek positif kembali terjadi atas permintaan nikel dan prospek harga untuk jangka menengah.
Baca Juga: Saham Defensive Stock, Pengertian dan Jenisnya Dalam Dunia Investasi
Saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang Atraktif
Sebenarnya saham emiten tambang mineral paling prospektif diduduki oleh ANTM. ANTM juga menjadi pilihan Mirae Asset dari sektor tamban nikel.
Emiten ini juga menjadi salah satu yang mendapatkan manfaat dari harga nikel yang menguntungkan. Selain saham ANTM, INCO juga menjadi yang cukup atraktif.
Dampak negatif dari pemeliharaan di tahun 2021 justru mengurangi volume produksi pada kuartal pertamanya.
Saat ini pelaku pasar juga perlu memperhitungkan akan dampak positif harga nikel yang menguntungkan laba bersih saham PT Vale Indonesia Tbk.
Rating peningkatan permintaan dari saham emiten tambang mineral smelter di China berada saat melemahnya produksi tembaga global. Selain itu, adanya peningkatan permintaan terkait dengan tren positif energi terbarukan.
Meski demikian, kebijakan China menunjukkan harga komoditas menjadi katalis negatif bagi komoditas tersebut. Pilihan utama saham dari tembaga yaitu MDKA.
Baca Juga: Metode Valuasi Saham Penting untuk Menentukan Penanaman Modal
MDKA memiliki rekomendasi hold dengan target Rp 2.500 per saham. Rekomendasi ini dapat diambil dari adanya peningkatan performa dari segmen tembaga.
Hanya saja saham emiten tambang mineral ini belum beroperasi tambang Tujuh Bukit secara normal yang akan menghambat kinerjanya. (R10/HR-Online)