Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, merencanakan pada tahun 2023 nanti satu kecamatan memiliki satu sekolah Adiwiyata.
Hal tersebut diungkapkan Kepala DPRKPLH Ciamis, Taufik Gumelar melalui Kabid PPKLH, Deasy Ariyanto kepada HR Online, Rabu (20/7/2022).
Ia mengatakan, bahwa untuk sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten tahun 2022 ini, sebanyak 25 sekolah dari 20 kecamatan.
“Target kami untuk tahun 2023, setiap kecamatan itu ada satu sekolah perwakilan, yang sudah menerapkan karakter berbudaya lingkungan,” katanya.
Lebih lanjut Ariyanto menambahkan, untuk kriteria sekolah tersebut semua jenjang, baik RA/TK, SD/MI sederajat, SMP/MTs sederajat, SMA/MAN sederajat.
Ia juga berharap, target perencanaan ini bisa tercapai. Maka dari itu, pihaknya melakukan koordinasi dengan pembina Adiwiyata.
“Selain itu juga koordinasi dengan himpunan penggiat adiwiyata Indonesia, stakeholder dari mulai Dinas Pendidikan, Kemenag, dan KCD wilayah 13,” tuturnya.
Daftar Sekolah di Ciamis yang Ikut Lomba Adiwiyata 2022
Sementara untuk lomba Adiwiyata tersebut, pada tahun 2022 ini pihaknya mengirimkan 2 calon perwakilan untuk tingkat provinsi. Kemudian, 3 sekolah untuk tingkat nasional, dan 1 sekolah mandiri.
Adapun sekolah yang mengikuti penilaian tingkat provinsi adalah MTs Negeri 6 Ciamis dan SMA Negeri 1 Pamarican.
“Calon tingkat nasional yaitu SMPN 2 Cisaga, MTsN 1 Ciamis dan MTsN 5 Ciamis,” tuturnya.
Baca Juga : Bank Sampah Ciamis Jadi Daya Tarik Studi Tiru Pemkab Luwu Sulsel
Sedangkan yang mengikuti penilaian calon sekolah Adiwiyata Mandiri adalah MI Handapherang.
“Mudah-mudahan sekolah-sekolah tersebut dapat lolos dan berhasil meraih penghargaan pada kategori masing-masing,” tambahnya.
Kendala Meraih Adiwiyata
Ariyanto menjelaskan, dalam melaksanakan Program Sekolah Berbudaya Lingkungan, DPRKPLH Ciamis telah berkoordinasi dan berkolaborasi dengan stakeholder, Tim Pembina Adiwiyata serta HPAI Ciamis.
Menurutnya, meraih predikat Adiwiyata itu tidak mudah. Sebab, membutuhkan kesadaran, komitmen, dan berjejaring.
“Selain itu juga berkelanjutan dalam menerapkan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan,” jelasnya.
Baca Juga : Kawasan Kumuh Makin Meluas, DPRKPLH Ciamis Ungkap Penyebabnya
Sementara untuk kendala sendiri, sambungnya, salah satu contohnya adalah pemahaman awal yang kurang tepat terkait dengan biaya.
Menurutnya memang biaya menjadi kendala, namun tidaklah signifikan. Terlebih, dalam aturan diberikan ruang terkait dengan pendanaan untuk program sekolah berbudaya lingkungan.
Terlepas hal tersebut, ia mengungkapkan bahwa yang lebih utama yaitu adalah kreatifitas dari sekolahnya sendiri dalam memanfaatkan fungsi dari suatu barang.
“Misalnya memanfaatkan wadah bekas cat ukuran 1 fail atau 25 kilogram untuk tempat sampah, cat atau botol air minum menjadi media tanam atau pot. Dan masih banyak lagi kreatifitas yang bisa mereka kembangkan,” ucapnya.
Sementara dalam meningkatkan kreatifitas dan sarana berbagi ilmu dan pengetahuan, DPRKPLH Ciamis juga membuat grup WhatsApp.
“Sehingga banyak ide-ide yg berkembang secara dinamis di antara sekolah-sekolah Adiwiyata tersebut,” pungkasnya. (Ferry/R5/HR-Online/Editor-Adi)