Permukaan bulan kaya logam mulia apa benar? Pada dasarnya bulan memiliki mantel, kerak juga inti seperti pada planet bumi. Hanya saja inti bulan memiliki nikel dan besi yang membuatnya sebagai bulan terpadat kedua dalam tata Surya.
Baca Juga: Kubah Gruithuisen di Bulan Jadi Objek Penyelidikan NASA di Misi Artemis
Bulan terdiri dari bagian luar dan bagian dalam. Inti bagian dalam Bulan cukup padat berdiameter 480 kilometer. Inti luar yang berasal dari besi cair mampu mendorong total 660 kilometer. Ukuran ini lebih kecil bila kita bandingkan dengan benda langit yang lainnya, biasanya memiliki pusat setelah diameter penuhnya, mirip dengan Bumi.
Permukaan Bulan Kaya Logam Mulia serta Keanehannya
Berkaitan dengan bulan ini terdapat keanehan. Sisi Bulan yang menghadap Bumi memiliki kerak yang sangat tipis dibanding sisi lainnya yang menghadap jauh.
Para peneliti kemudian tidak yakin mengapa hal bisa ini terjadi untuk litosfer bahkan menutupi sebagian besar interior Bulan. Menurut penelitian tebalnya menunjukkan kisaran 620 mil. Sedangkan sisi mantelnya memiliki lebar sekitar 839 mil, dan keraknya hanya kisaran 31 mil.
Melansir dari Slashgear, pada suatu waktu, Bulan akan dikelilingi aktivitas vulkanik. Selain itu aliran lava yang merupakan hasil aktivitas tersebut membantu menciptakan dataran luas yang mudah terlihat jika diamati melalui teropong.
Pada lapisan berbeda dari bahan yang berbeda pula telah mencirikan Bulan sebagai dunia lain atau dunia berbeda. Sebelumnya magma mendingin, lava mengalir, kemudian membelah lapisan interior.
Baca Juga: Fase Bulan Cembung, Ini Penjelasan Lengkapnya!
Namun berjalan waktu, elemen yang lebih berat akan turun pada inti Bulan. Sementara elemen yang lebih ringan akan tetap terletak maupun dekat permukaan.
Mencari Teori Bulan Terbentuk
Hingga kini para peneliti belum mengetahui secara persis bagaimana bulan tersebut terbentuk termasuk permukaan bulan kaya logam mulia. Namun yang pasti teori yang berlaku adalah bahwa proto planet seukuran Mars.
Yaitu bertabrakan dengan Bumi muda yang akhirnya puing-puing yang dihasilkan runtuh untuk membentuk Bulan. Hal ini memunculkan analisis kimia bahwa komposisinya relatif dekat bahkan sangat dekat dengan Bumi.
Sisi lain para peneliti telah menemukan batuan yang berada di dataran tinggi bulan atau dataran terang sebenarnya kandungan mineral logamnya lebih sedikit.
Jika dibandingkan logam yang mereka temukan di dataran gelap. Namun semua itu cukup masuk akal bila Bumi membentuk kerak dan inti. Kerak tersebut meninggalkan Bulan itu tanpa adanya logam sebelum terjadi tumbukan.
Sedangkan bebatuan yang penemuannya pada dataran gelap Bulan mengandung banyak sekali logam daripada yang ada di Bumi. NASA telah meluncurkan mini-RF atau instrumen frekuensi radio mini yang berada di Lunar Reconnaissance Orbiter bagian atas pada tahun 2011. Selain itu hingga saat ini masih mengorbit Bulan.
Mulanya Misi NASA adalah untuk menemukan es di permukaan, namun 11 tahun setelahnya dari penyelidikan dan peneliti menemukan sesuatu yang berbeda. Walaupun pada jarak beberapa ratus meter pada bagian bawah permukaan keperakan bulan ini tidak memiliki kandungan logam mulia.
Baik penemuan dan penelitian ini mendukung misi Gravity Recovery and Interior Laboratory (GRAIL) NASA. Mereka menemukan massa logam lima kali ukuran Big Island of Hawaii pada bagian South Pole-Aitken Basin terkait permukaan bulan kaya logam mulia tersebut. (R10/HR-Online)